CEK FAKTA: Tidak Benar Vaksin Covid-19 Penyebab Meningkatnya Kasus Covid-19
Merdeka.com - Sebuah video menginformasikan vaksinasi ganda menjadi penyebab meningkatnya kasus Covid-19. Hal itu disampaikan seorang pria, Mark Sexton, melalui video. Pria itu disebut sebagai mantan Kepolisian London Mark Sexton. Dia juga menyebut tes PCR sangat tidak efektif mendeteksi Covid-19.
twitter"The double vaccinated are now filling up the hospitals and testing positive for COVID. Proof the vaccine does not work and is more deadly than the virus itself." kata Sexton.
Penelusuran
-
Bagaimana Dharma menjelaskan ketidakefektifan PCR? 'Bahkan, banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa PCR yang selama ini digunakan tidak ditujukan untuk mendeteksi virus. Itu hanya untuk memeriksa asidosis. Lalu, mengapa harus dilakukan pemeriksaan dengan cara menyodok, kenapa tidak sekadar mengambil sampel dari air liur jika memang ingin menguji virus,' jelasnya.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa tes sidik jari diragukan para ahli? Banyak ahli di bidang psikologi dan pendidikan meragukan akurasi serta validitas dari tes tersebut.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Cek fakta merdeka.com menelusuri pernyataan dalam video itu. Hasilnya, informasi vaksin malah meningkatkan kasus Covid-19 adalah tidak benar.
1. Vaksin penyebab meningkatnya kasus Covid-19
Dalam artikel Reuters Fact Check berjudul "Fact Check-Approved vaccines are not more dangerous than COVID-19" pada 29 Juli 2021 dijelaskan bahwa vaksin Covid-19 justru mengurangi pasien Covid-19 di rumah sakit.
Kepala Penasihat Ilmiah Inggris, Patrick Vallance, mengatakan 60 persen orang yang dirawat di rumah sakit yakni pasien Covid-19 yang tidak divaksin.
Analisis dari Public Health England menunjukkan, setelah dua dosis, vaksin Pfizer-BioNTech 96 persen efektif melawan Covid-19 dan vaksin Oxford-AstraZeneca 92 persen juga efektif.
Meskipun vaksin tidak 100 persen efektif untuk mencegah penularan virus, orang yang sudah divaksin dengan lengkap cenderung tidak sakit parah saat terpapar Covid-19.
2. Tes PCR Tidak Bisa Deteksi Covid-19
Ahli Biologi Molekuler, Ahmad Utomo mengungkapkan bahwa perlu menunggu data yang lebih banyak untuk bisa memastikan apakah benar virus corona tidak terdeteksi lewat PCR Test.
"Kita masih harus menunggu data yang lebih banyak, karena reseptor ACE2 yang akan ditempel virus ada di rongga napas (pernapasan) atas, yakni hidung dan tenggorokan, serta rongga napas bawah," ungkap Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/4/2021).
Ahmad Utomo juga menjelaskan bahwa kemungkinan tes PCR yang tidak bisa mendeteksi Covid-19. karena terkait isu teknis, seperti pengambilan sampel yang tidak akurat, sehingga terkesan negatif atau palsu.
Ahmad mengatakan bahwa diagnostik kit atau perangkat diagnostik PCR saat ini, semestinya sudah bisa mendeteksi varian baru virus corona.
Kecuali, kata dia, jika alat tes corona tersebut hanya untuk menargetkan gen S atau protein spike.
Kesimpulan
Informasi vaksin Covid-19 penyebab meningkatnya Covid-19 dan tes PCR tidak bisa deteksi Covid-19 adalah tidak benar.
Vaksin Covid-19 dilakukan untuk menangkal virus dan tidak cepat tertular Covid-19. Sedangkan tes PCR yang tidak bisa deteksi Covid-19, kemungkinan saat pengambilan sampel yang tidak akurat, sehingga terkesan negatif atau palsu.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca Selengkapnya