CEK FAKTA: Tidak Terbukti Bunuh Kasus Diri di AS Melonjak Akibat Corona, Ini Faktanya
Merdeka.com - Beredar kasus bunuh diri di Amerika Serikat meningkat tajam setelah diterapkan lockdown selama pandemi Covid-19.
Salah satu yang mengunggah adalah akun bernama Coach Big Pete. Dia mengunggahnya di Facebook pada 13 November 2020.
"Suicide figures are up 200% since lockdown. Could 2 friends please copy and re-post this post? We’re trying to demonstrate that someone is always listening. Call 1-800-273-8255 (USA hotline) Just two. Any two. Copy, Paste"
-
Bagaimana TikTok dituding memicu bunuh diri? Menurut laporan dari Reuters, Rabu (6/11), konten tersebut dianggap berkontribusi pada dua kasus bunuh diri yang terjadi pada remaja berusia 15 tahun.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Dimana kejadian bunuh diri terjadi? Polisi juga menyelidiki motif kasus empat orang yang ditemukan tewas diduga bunuh diri terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) pada Sabtu (9/3/2024) sore.
-
Di mana polusi udara meningkatkan bunuh diri? Analisis di Amerika Serikat menunjukkan setiap peningkatan partikel polusi per mikrogram/m3 di kota-kota AS menyebabkan peningkatan kejadian bunuh diri hingga 0,5%.
-
Kenapa banyak berita hoaks di AS? Jumlah tersebut berbanding 1.213 surat kabar harian yang beroperasi di seluruh AS, demikian menurut laporan tahun 2023 dari Universitas Northwestern.
-
Kenapa kasus penembakan massal di AS meningkat? Setiap hari 321 orang jadi korban penembakan massal di AS.
Dalam Bahasa Indonesia
"Angka bunuh diri naik 200% sejak lockdown. Bisakah 2 orang teman menyalin dan memposting ulang postingan ini? Kami mencoba menunjukkan bahwa seseorang selalu mendengarkan. Hubungi 1-800-273-8255 (hotline AS) Hanya dua. Dua saja. Salin, Tempel"
©Liputan6.comPenelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri klaim kasus bunuh diri di Amerika Serikat meningkat tajam setelah diterapkan lockdown selama pandemi Covid-19.
Dilansir dari AFP berjudul "Claims of pandemic spike in suicides are not backed by data" yang dipublikasikan pada 21 November 2020.
Penasihat senior untuk epidemiologi psikiatri dan pencegahan bunuh diri di Institut Kesehatan Mental Nasional, Rajeev Ramchand, mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan kasus bunuh diri meningkat akibat pandemi.
"Masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan apa pun terutama tentang kematian karena bunuh diri," kata Ramchand.
"Kematian akibat bunuh diri membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasi dan biasanya kami tidak memiliki data nasional tentang kematian akibat bunuh diri selama 13 bulan hingga setelah akhir tahun kalender," yang berarti data yang mencerminkan pandemi mungkin tidak tersedia hingga Januari 2022, tambahnya.
Angka nasional dihimpun oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang angka terbaru dari 2018 ketika ada 48.344 kasus bunuh diri di Amerika Serikat.
"Pada dasarnya, kami tidak memiliki data (dan tidak akan cukup lama) yang menunjukkan bagaimana pandemi telah memengaruhi tingkat bunuh diri nasional," kata Chris Maxwell, direktur hubungan masyarakat dan media di American Association of Suicidology, kepada AFP melalui email.
Jonathan Singer, presiden asosiasi untuk peneliti dan orang lain yang terlibat dalam pencegahan bunuh diri, menambahkan bahwa peningkatan bersejarah sebesar 200 persen akan menonjol.
Riset mengenai kecenderungan bunuh diri selama pandemi Covid-19 yang terbit pada 12 November 2020 menyatakan, pada negara-negara berpenghasilan tinggi tidak ada peningkatan angka bunuh diri pada bulan-bulan awal pandemi.
Seperti Massachusetts di Amerika Serikat, Victoria di Australia, dan Inggris. Juga tidak ada penurunan angka bunuh diri seperti di Jepang dan Norwegia. Namun, perubahan dalam risiko bunuh diri terkait Covid-19 cenderung dinamis.
National Child Mortality Database mengidentifikasi sinyal yang mengkhawatirkan bahwa kematian akibat bunuh diri remaja di bawah 18 tahun kemungkinan telah meningkat selama fase pertama lockdown di Inggris.
Sementara itu, hotline 1-800-273-8255 yang ada di narasi di media sosial merujuk pada nomor telepon National Suicide Prevention Lifeline, lembaga di AS yang memberikan dukungan emosional secara gratis kepada orang-orang yang mengalami krisis bunuh diri atau tekanan emosional.
Kesimpulan
Klaim kasus bunuh diri di AS meningkat tajam setelah diterapkan lockdown selama pandemi Covid-19 tidak mendasar. Faktanya, tidak ada data untuk mendukung pernyataan tersebut.
Jangan percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKasus ini pernah ditangani oleh Kepolisian. Polisi menemukan surat terakhir yang ditulis oleh K.
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaINFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnyaide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi
Baca SelengkapnyaKematian Brigadir RAT diyakini akibat bunuh diri menembakan kepalanya saat berada di dalam mobil Toyota Alphard
Baca SelengkapnyaBahkan, beberapa di antaranya ada dipecat dari perusahaan tempat kerja hingga berakhir bunuh diri.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPolisi menghentikan penyelidikan kasus ibu dan anak tewas di Cinere, Depok, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan oleh ayahnya terkapar di ruang tamu
Baca Selengkapnya