Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Universitas di Australia Sebut Invermectin Belum Terbukti Sembuhkan Corona

CEK FAKTA: Universitas di Australia Sebut Invermectin Belum Terbukti Sembuhkan Corona Ilustrasi obat. shutterstock

Merdeka.com - Informasi obat invermectin paling cepat menyembuhkan Covid-19 beredar di media sosial. Informasi menyebutkan temuan itu bersumber dari penelitian salah satu universitas di Australia.

hoaks universitas di australia temukan invermectim untuk covid 19Instagram

"Ivermectin can kill COVID-19 within 48 hours', Monash University study finds"

Berikut terjemahannya:

"Ivermectin bisa membunuh Covid-19 hanya dalam waktu 48 jam, menurut penelitian Universitas Monash"

Penelusuran

Dari hasil penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah tidak benar. Dalam artikel AFP Fact Check berjudul "Misleading posts touting ivermectin as Covid-19 treatment distort results of preliminary Australian study" pada 29 Juni 2021, dijelaskan bahwa penelitian ini adalah masih awal dan bukan bukti konklusif tentang efektivitas ivermectin terhadap Covid-19.

Kemudian AFP menemukan sebuah jurnal di jurnal medis Antiviral Research pada 3 April 2020.

Studi tersebut sebagian berbunyi: "Ivermectin adalah penghambat virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) secara in vitro… Oleh karena itu, Ivermectin memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk kemungkinan manfaatnya pada manusia."

Siaran pers Universitas Monash yang mengumumkan hasil penelitian ini juga menjelaskan sebagiandari penelitiannya.

"Meskipun terbukti efektif di lingkungan laboratorium, Ivermectin tidak dapat dikonsumsi pada manusia untuk menyembuhkan Covid-19 sampai pengujian dan uji klinis diselesaikan untuk menetapkan efektivitas obat tersebut. obat yang aman untuk dosis manusia."

"Potensi penggunaan Ivermectin untuk menyembuhkan Covid-19 masih belum terbukti, dan tergantung pada pengujian pra-klinis dan uji klinis untuk keefektivitasnya."

Juru bicara Universitas Monash mengkonfirmasi bahwa penelitian masih terus berlangsung.

Kesimpulan

Informasi Universitas Monash Australia menemukan Invermectin paling cepat menyembuhkan Covid-1i adalah hoaks. Hingga saat ini, Universitas Monash masih melakukan penelitian tentang Invermectin dan efeknya pada manusia.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba
CEK FAKTA: Hoaks Imbauan Pakai Masker Akibat Muncul Virus Amoeba

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Jawab PDIP soal Penelitian Nyamuk Wolbachia: Tidak Ada Kerja Sama dengan Asing
Kemenkes Jawab PDIP soal Penelitian Nyamuk Wolbachia: Tidak Ada Kerja Sama dengan Asing

Kemenkes menegaskan, penelitian nyamuk wolbachia dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan World Mosquito Program (WMP).

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia

Nyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19
Kemenkes Sebut Penyebaran Pneumonia Misterius di China Tak Secepat Covid-19

Kemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.

Baca Selengkapnya
Benarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Benarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!

Benarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!

Baca Selengkapnya
Hoaks Khasiat Bentonite Clay Bisa Perbaiki Gigi Berlubang
Hoaks Khasiat Bentonite Clay Bisa Perbaiki Gigi Berlubang

Beredar video yang mengklaim bentonite clay dapat memperbaiki gigi berlubang di media sosial.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa

Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Heboh Ulat Bulu Bisa Bunuh Manusia Dalam Waktu 4 Jam, Kemenkes Ungkap Faktanya
Heboh Ulat Bulu Bisa Bunuh Manusia Dalam Waktu 4 Jam, Kemenkes Ungkap Faktanya

Viral di media sosial soal ulat bisa membunuh manusia dalam waktu 4 jam.

Baca Selengkapnya