CEK FAKTA: Vaksin Covid-19 Hanya Buat Orang Tidak Punya Penyakit? Simak Faktanya
Merdeka.com - p>Narasi dalam sebuah video mengklaim vaksin Covid-19 tidak efektif bagi mereka yang memiliki penyakit. Video berdurasi 2 menit 27 detik itu menampilkan seseorang tertulis nama Ustadz Prof. DR. dr Yuwono M.Biomed dan menyampaikan beberapa klaim.
Pada detik ke-35, ia menyebut bahwa orang yang memiliki penyakit tidak usah divaksin Covid-19. Sebab vaksin tidak akan bekerja baik dalam tubuh orang yang punya penyakit.
Ia juga menyebut untuk mencapai herd immunity hanya butuh 40-60 persen orang yang divaksin. Selain itu, dia juga mengklaim beberapa orang yang sudah divaksin dilaporkan masuk ICU.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang membutuhkan vaksin HPV? Vaksin HPV idealnya diberikan kepada anak usia 9–14 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada remaja dan orang dewasa usia 15–26 tahun yang belum pernah atau belum mendapatkan vaksin HPV secara lengkap.
Video tersebut juga disertai narasi: "Vaksin Hanya untuk yang tidak punya penyakit".
KominfoPenelusuran
Hasil penelusuran merdeka.com, Kementerian Kesehatan dalam situs resminya telah mengeluarkan Surat edaran nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid dan Penyintas Covid-19, serta Sasaran Tunda yang dikirimkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Pelaksanaan pemberian vaksinasi harus tetap mengikuti petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19, antara lain bagi kelompok Lansia, pemberian vaksinasi pada kelompok usia 60 tahun ke atas diberikan 2 dosis dengan interval pemberian 28 hari (0 dan 28).
Sementara untuk kelompok Komorbid, dalam hal ini Hipertensi, dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan sebelum meja skrining. Bagi kelompok komorbid dengan diabetes dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut.
Bagi kelompok komorbid penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin. Selain itu penyintas Covid-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan. Begitupun ibu menyusui dapat juga diberikan vaksinasi.
Seluruh Pos Pelayanan Vaksinasi harus dilengkapi kit anafilaksis dan berada di bawah tanggungjawab Puskemas atau rumah sakit. Selanjutnya untuk kelompok sasaran tunda akan di berikan informasi agar datang kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memperoleh vaksinasi Covid-19.
Dalam artikel CNBC, juga dijelaskan jika pernah kontak erat dengan pasien positif Covid-19 dalam rentan waktu 14 hari terakhir dan memiliki gejala demam, batuk, pilek atau sesak napas dalam tujuh hari maka vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala muncul.
Vaksin Covid-19 tidak bisa disuntikkan kepada warga yang mengidap penyakit kronik akut atau belum terkendali seperti paru obstruktif kronis dan asma, penyakit jantung, gangguan ginjal, dan penyakit hati atau liver.
Mereka yang dalam pengobatan TBC dua minggu lebih bisa disuntikkan vaksin Covid-19. Tetapi bagi yang sedang menjalankan penyakit kanker tidak boleh disuntikkan vaksin.
Vaksin Covid-19 bisa diberikan kepada mereka yang mengidap penyakit autoimun sistemik, diabetes melitus yang minum obat teratur, penderita penyakit HIV dan memiliki riwayat penyakit epilepsi jika dalam keadaan terkontrol.
Sementara itu, dilansir dari Liputan6.com, dr. Muhamad Fajri Adda'i. Ia menyebut klaim yang disampaikan dalam video tersebut tidak benar. Vaksin justru diprioritaskan pada orang yang punya penyakit kronis.
"Pasalnya angka kematian pada orang yang punya penyakit kronis sangat tinggi. Itu sebabnya WHO dan banyak negara memprioritaskan vaksin ini untuk masyarakat rentan atau yang punya penyakit kronis. Orang lansia dan komorbid justru punya peluang gejala lebih berat saat terkena covid-19, jadi itu sebabnya mereka harus mendapat prioritas vaksin" ujar dr. Fajri.
Klaim lain yang menyebut hanya butuh 40-60 persen orang untuk divaksin juga tidak benar. dr. Fajri menyebut angka 181 juta target vaksinasi covid-19 di Indonesia sudah ada perhitungannya:
"Menghitung cakupan vaksinasi sudah ada rumusannya. Semakin besar efikasi vaksin maka cakupannya juga semakin kecil, jadi untuk Indonesia yang memakai vaksin Sinovac memang dibutuhkan cakupan yang lebih luas," katanya.
Kesimpulan
Klaim vaksin Covid-19 hanya untuk orang yang tidak memiliki penyakit adalah tidak benar. Vaksin justru diprioritaskan pada orang yang punya penyakit kronis, lansia dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.kemkes.go.id/article/view/21021800001/kelompok-komorbid-bisa-divaksinasi-begini-ketentuannya.htmlhttps://www.cnbcindonesia.com/tech/20210215120851-37-223351/daftar-lengkap-mereka-yang-boleh-tak-boleh-divaksin-covidhttps://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4594979/cek-fakta-tidak-benar-vaksin-covid-19-hanya-untuk-orang-yang-tidak-punya-penyakit (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan akan mulai melakukan vaksinasi Mpox pada sejumlah kelompok masyarakat berisiko tinggi.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya