100 Orang Terkaya Dunia Minta Ditagih Pajak Lebih Banyak, Tujuannya Mulia Sekali
Merdeka.com - Sebanyak lebih dari 100 orang terkaya di berbagai belahan dunia menyerukan pemerintah di berbagai negara untuk menagih mereka pajak lebih banyak.
Kelompok bernama Patriotic Millionaires, Millionaires for Humanity, dan TaxMeNow itu mengatakan orang-orang super kaya selama ini tidak diminta membayar pajak untuk pemulihan ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
"Sebagai miliuner, kami tahu sistem pajak saat ini tidak adil," kata mereka dalam sebuah surat terbuka yang dirilis daring kemarin, seperti dilansir laman BBC, Kamis (20/1).
-
Mengapa jumlah orang kaya meningkat? Dijelaskan bahwa dunia telah menjadi lebih kaya secara signifikan dalam satu dekade terakhir, baik dari segi per kapita maupun karena meningkatnya jumlah jutawan.
-
Apa yang dimiliki 1% orang terkaya di dunia? 1% orang terkaya memiliki hampir separuh kekayaan dunia. Sementara separuh orang termiskin dunia hanya memiliki 0,75% Faktanya, mereka memperoleh kekayaan hampir dua kali lipat dalam bentuk uang baru dibandingkan dengan 99% total penduduk di dunia ini.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Mengapa orang kaya punya utang? Perlu diketahui bahwa ada dua jenis utang, yakni utang konsumtif dan utang produktif. Utang konsumtif digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Biasanya utang ini dilakukan karena tidak memiliki kemampuan untuk membayar kebutuhan atau keinginan. Contohnya seperti pinjaman online (pinjol), utang ke warung, memenuhi hobi, dan sebagainya.
Surat terbuka itu salah satunya ditandatangani oleh pewaris Disney Abigail Disney dan Nick Hanauer.
Hanauer adalah pengusaha Amerika Serikat dan investor di situs retail daring Amazon.
"Sebagian besar dari kami bisa mengatakan, di saat dunia tengah sangat menderita selama dua tahun terakhir, kami justru mengalami peningkatan kekayaan di masa pandemi--tapi hanya sedikit dari kami yang membayar pajak dengan semestinya," kata para penandatangan surat itu dalam acara Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss yang digelar secara virtual tahun ini.
"Dunia--semua negara di dalamnya--harus meminta orang kaya membayar pajak mereka," tulis para orang kaya itu yang di antaranya berasal dari AS, Inggris, Jerman, Kanada, Denmark, Austria, Belanda, Norwegia, dan Iran.
Lembaga Oxfam kemarin juga merilis laporan yang menjelaskan bagaimana pandemi telah memperbesar jurang ketimpangan di seluruh dunia. Menurut laporan itu, pandemi telah membuat 160 juta orang jatuh dalam jurang kemiskinan sementara 10 orang terkaya justru kekayaannya berlipat ganda.
"Kekayaan masih terus terkonsentrasi di tangan segelintir orang dan ini makin membuat masalah sosial," kata miliuner Inggris Gemma McGough, pengusaha dan anggota Patriotic Millionaires kepada France24.
Pajak tahunan kepada orang terkaya dunia bisa mencapai USD 2.52 triliun, menurut analisis Fight Inequality Alliance, Institute for Policy Studies, Oxfam, dan Patriotic Millionaires. Pajak 2 persen untuk kekayaan lebih dari USD 5 juta; 3 persen untuk kekayaan lebih USD 50 juta; 5 persen untuk kekayaan lebih dari USD 1 miliar.
Dana hasil pengumpulan pajak itu diperkirakan cukup untuk membuat vaksin bagi seluruh dunia dan kebutuhan fasilitas kesehatan serta perlindungan sosial bagi 3,6 miliar penduduk Bumi yang berada di negara miskin dan berpendapatan menengah ke bawah.
"Jika kita tidak mengatasi ketimpangan besar ini, kekuasaan serta kekayaan yang dimiliki para miliuner, kita tidak bisa menangani perubahan iklim, gerakan feminis atau gerakan HAM. Ini menjadi kepentingan kita semua untuk membuat masa depan dunia yang berbeda," kata Jenny Ricks dari Fight Inequality Alliance kepada France24.
McGough menambahkan, "99 persen orang di dunia mengalami pendapatan yang merosot selama pandemi dan biaya hidup makin tinggi. Kalau Anda berada di 1 persen, lalu melihat situasi Anda sendiri dan tidak mengalami hal yang sama--itu tidak benar. Itu tidak adil. Kita tahu kita berada di posisi untuk menanggung beban itu."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.
Baca SelengkapnyaPajak ringan bagi orang super kaya digagas saat G20 di bawah kepemimpinan Luiz Inácio Lula da Silva.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, ketimpangan itu harus dibenahi. Dia berharap, ketimpangan Tanah Air bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kekayaan pertama dialami Elon Musk, yang menjalankan beberapa perusahaan, termasuk Tesla dan SpaceX.
Baca SelengkapnyaKesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca SelengkapnyaBill Gates menyatakan bahwa istilah miliarder terdengar aneh dan tidak logis.
Baca SelengkapnyaSelama 23 tahun jumlah orang kaya di Indonesia hanya bertambah 164.867 orang.
Baca SelengkapnyaTotal gabungan harta kekayaan mereka meroket menjadi USD896 miliar atau setara Rp13,5 kuadriliun alias Rp13.500 triliun.
Baca SelengkapnyaHampir setengah kekayaan dunia, hanya dimiliki oleh 1,5 persen populasi bumi.
Baca SelengkapnyaPenerapan pajak tinggi bagi orang-orang kaya di China cenderung pasif.
Baca SelengkapnyaPasangan AMIN bakal menagih pajak 100 orang terkaya di Indonesia.
Baca Selengkapnya