117 Juta Anak Terancam Tidak Mendapatkan Imunisasi Akibat Pandemi Corona
Merdeka.com - Sebanyak 117 juta anak di seluruh dunia diperkirakan kehilangan kesempatan mendapatkan imunisasi campak akibat wabah Covid-19. Selain kebijakan social distancing dan lockdown yang diterapkan oleh berbagai negara saat ini, pelayanan kesehatan juga diprioritaskan untuk menangani pasien corona.
Pandemi Corona juga membuat kampanye imunisasi campak di 24 negara telah ditunda yang berpotensi menempatkan anak-anak di 37 negara dalam risiko, menurut lembaga Inisiatif Campak & Rubella (M&RI), yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan UNICEF.
"Jika pilihan yang sulit untuk menghentikan vaksinasi diambil karena penyebaran Covid-19, kami mendesak para pemimpin untuk mengintensifkan upaya untuk melacak anak-anak yang tidak divaksinasi, sehingga populasi yang paling rentan dapat diberikan vaksin campak segera setelah itu memungkinkan untuk dilakukan," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan dilansir Reuters, Selasa (14/4).
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang bisa tertular campak? Penyakit campak bisa menular sangat cepat kepada orang lain. Bahkan, ketika si penderita penyakit campak belum mengalami gejala ruam di kulitnya.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Apa yang terjadi jika anak terlambat imunisasi? Jika anak tidak mendapatkan imunisasi tepat waktu, mereka akan menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin. Di samping itu, proses perlindungan maksimal melalui imunisasi akan memakan waktu lebih lama, sehingga anak akan berisiko lebih tinggi terhadap penyakit yang bisa saja berbahaya bagi kesehatan mereka.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
"Sementara kita tahu ada banyak tuntutan pada sistem kesehatan dan pekerja garis depan selama dan setelah ancaman Covid-19, memberikan semua layanan imunisasi, termasuk vaksin campak, sangat penting untuk menyelamatkan jiwa."
Penyakit pernapasan Covid-19 telah menewaskan lebih dari seratus ribu orang dan membuat negara-negara di dunia menerapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona.
Di tengah pandemi corona ini, lonjakan wabah campak merupakan ancaman kesehatan global utama lainnya. WHO mengatakan pada Desember lalu bahwa campak telah menginfeksi hampir 10 juta orang pada tahun 2018 dan membunuh 140.000, kebanyakan anak-anak..
Penyakit akibat virus ini sangat menular tetapi dapat dicegah dengan imunisasi massal, yang dilakukan terhadap bayi dan anak-anak sebagai bagian dari layanan kesehatan rutin.
Dengan perjuangan melawan Covid-19 di sebagian besar negara yang difokuskan pada upaya menjaga petugas kesehatan agar tetap aman dari infeksi dan menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang ketat, WHO telah merekomendasikan bahwa pemerintah untuk sementara menghentikan kampanye imunisasi pencegahan, seperti imunisasi campak, ketika tidak ada wabah aktif dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin itu.
Di banyak bagian Afrika, proyek bantuan medis yang biasanya mencakup campak dan kampanye vaksin lainnya terhenti karena negara-negara telah menutup perbatasan mereka dan membatasi layanan kesehatan rutin akibat pandemi.
Kelompok M&RI mengatakan mereka mendukung perlunya melindungi masyarakat dan petugas kesehatan dari Covid-19, tetapi memperingatkan bahwa ini tidak berarti bahwa anak-anak secara permanen kehilangan kesempatan.
"Upaya mendesak harus diambil sekarang untuk bersiap menutup celah kekebalan yang akan dieksploitasi oleh virus campak," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaPemberian imunisasi wajib pada anak perlu dilakukan orangtua untuk mencegah sejumlah risiko penyakit.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaSMPN 8 Tangerang Selatan memberlakukan lockdown selama 14 hari karena adanya kasus cacar air dan gondongan di sekolah.
Baca Selengkapnya