13 Juta Orang di Afrika Terancam Mati Kelaparan karena Kekeringan
Merdeka.com - Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan sebanyak 13 juta orang di wilayah Tanduk Afrika menghadapi kelaparan parah.
WFP menyerukan penyaluran bantuan untuk menghindari terulangnya bencana kelaparan yang menewaskan ratusan ribu orang satu dekade lalu.
Tiga musim hujan yang gagal telah menciptakan kondisi terkering di Afrika sejak 1980-an, dengan prakiraan curah hujan di bawah rata-rata akan meningkatkan penderitaan dalam beberapa bulan mendatang.
-
Apa yang terjadi akibat kekeringan? Sudah sebulan ini warga Desa Petir harus berjuang mendapatkan air bersih.
-
Kenapa perubahan iklim memperburuk dampak kekeringan? Namun, para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim memperburuk dampak dari fenomena cuaca ini, sehingga membuatnya semakin sulit untuk diprediksi.
-
Apa saja yang terdampak kekeringan? Berdasarkan data yang dihimpun BPBD, dari 14 kapanewon terdapat 55 kelurahan yang berpotensi terdampak.
-
Kapan warga mulai merasakan kekeringan? Mereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Mengapa kekeringan menjadi ancaman serius? 'Untuk pertama kalinya, krisis kekeringan telah didokumentasikan dengan jelas secara ilmiah, mengungkapkan ancaman nyata yang mempengaruhi miliaran orang di seluruh dunia,' jelas Sekretaris Eksekutif UNCCD, Ibrahim Thiaw, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science, Senin (9/12).
"Panen rusak, ternak mati, dan kelaparan meningkat karena kekeringan berulang mempengaruhi Tanduk Afrika," kata Direktur Regional di Biro Regional WFP untuk Afrika Timur Michael Dunford pada Selasa.
Kondisi tersebut telah memusnahkan ternak dan mendorong ribuan orang yang sebagian besar adalah petani, terpaksa mengungsi.
"Kami tidak pernah mengalami ini sebelumnya, kami hanya melihat badai debu sekarang. Kami takut mereka akan menutupi kami semua dan menjadi kuburan kami," kata Mohamed Adem dari wilayah Somali di Ethiopia, dalam video WFP.
Rekaman udara yang diambil di dekatnya menunjukkan semak belukar berdebu yang luas dipenuhi bangkai ternak.
Di desa Kebele, orang-orang mengikat tali di torso di sapi kurus untuk mengangkatnya berdiri.
"Meskipun terkendali, ada kekeringan parah di daerah Somali dan beberapa bagian Oromia dan negara bagian selatan. Jadi peringatan WFP cukup tepat," kata juru bicara pemerintah Ethiopia Legesse Tulu kepada Reuters, seperti dilansir Antara, Rabu (9/2).
Kekeringan juga menyebar ke beberapa bagian Kenya, Somalia bagian tengah-selatan, dan Eritrea.
Di antara 2010 dan 2012, sekitar 250.000 orang meninggal karena kelaparan di Somalia. Setengah di antara korban tewas adalah anak-anak.
Dana Anak PBB (UNICEF) juga memperingatkan bahwa banyak anak akan meninggal dunia atau menderita kerusakan kognitif atau fisik seumur hidup, tanpa tindakan cepat untuk menghindari kelaparan.
"Kita perlu bertindak sekarang untuk mencegah bencana," kata Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Timur dan Selatan Mohamed Fall melalui sambungan telepon dari Nairobi.
Ia mengatakan bahwa 5,5 juta anak di empat negara saat ini terancam kekurangan gizi akut.
WFP, yang memenangi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2020, meluncurkan rencana respons regionalnya untuk Tanduk Afrika minggu ini dan membutuhkan dana 327 juta dolar AS (sekitar Rp4,7 triliun).
Sementara UNICEF mengumpulkan 123 juta dolar AS (sekitar Rp1,8 triliun).
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sahara sebelumnya dinobatkan sebagai salah satu tempat paling gersang di dunia.
Baca SelengkapnyaSuhu tinggi yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia telah mengakibatkan gelombang panas.
Baca SelengkapnyaTemuan ini diterbitkan dalam laporan terbaru Konvensi PBB untuk Memerangi Desertifikasi (UNCCD) .
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dilanda kekeringan. Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Grobogan dengan 99 desa yang kini kekurangan air.
Baca SelengkapnyaAda tiga distrik yang terdampak kemarau berkepanjangan sejak bulan Juni 2023 lalu, yaitu Distrik Agandugume, Distrik Lambewi, dan Distrik Oneri.
Baca SelengkapnyaSalah satu wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan meteorologis adalah Kabupaten Cilacap.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu penduduk terdampak hingga menyebabkan ekosistem hutan Amazon menjadi rusak.
Baca SelengkapnyaBrasil mengalami kekeringan terburuk dalam tujuh dekade terakhir.
Baca SelengkapnyaBMKG memperingatkan, musim kemarau pada tahun 2023 akan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaEl Nino dan perubahan iklim membuat kubangan-kubangan air yang menjadi sumber kehidupan gajah mengering.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab menjelaskan, 63 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Baca Selengkapnya