1.400 Ilmuwan China di Amerika Berbondong-Bondong Pulang Kampung, Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Seorang ilmuwan China yang telah bekerja lebih dari 20 tahun di berbagai badan pemerintah Amerika Serikat (AS) memilih kembali ke kampung halamannya di China.
Ilmuwan bernama Li Zhijin itu kini bekerja sebagai profesor dan dosen S3 di departemen ilmu atmosfer dan kelautan Universitas Fudan, Shanghai.
Li Zhijin adalah salah satu dari 1.400 lebih ilmuwan China di AS yang memilih pulang ke negaranya.
-
Kenapa orang China datang ke Amerika? Ruskamp mengatakan, sulit untuk menentukan usia petroglif secara fisik dengan kepastian mutlak. Namun sintaksis dan campuran aksara China yang ditemukan di dua lokasi ini sesuai dengan apa yang diharapkan para ahli untuk digunakan penjelajah dari China sekitar 2.500 tahun yang lalu.
-
Apa yang dibuat ilmuwan China? Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya. Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu 'berani' mematahkan pendapat Einstein.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan bukti penjelajah China di Amerika? Ruskamp menemukan tanda-tanda kuno tersebut saat berjalan-jalan di Monumen Petroglif Nasional di Albuquerque. Beberapa simbol tersebut menarik perhatiannya, dan ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan para ahli ukiran batu suku asli Amerika dan membandingkannya dengan simbol-simbol dari aksara China kuno yang ia ingat.
-
Siapa yang pergi ke Amerika? Pasca menikah dengan Maulana Kasetra atau yang akrab dipanggil Molen, presenter Enzy Storia pindah tempat tinggal ke Amerika.
-
Mengapa orang China kuno diduga mengunjungi Benua Amerika? Penelitian ukiran batu di Arizona dan New Mexico mengungkapkan bukti yang mengejutkan bahwa 'penjelajah China tidak hanya mencapai benua Amerika pada masa pra-Columbus, tetapi juga berinteraksi dengan penduduk asli dengan penuh keramahan, berbagi pengetahuan intelektual dan budaya'.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di China? Fosil seekor hewan mamalia menyerang dinosaurus ditemukan di China timur laut. Seekor mamalia sejenis luwak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan, menindih mangsanya, dan menggigitnya.
Li adalah ilmuwan berlatar belakang pakar analisis data kelautan dan pernah bekerja di NASA, Angkatan Laut AS, dan lembaga pemerintah AS lainnya, tidak salah jika Li diincar universitas bergengsi di negaranya. Pada 2009, Li mengepalai proyek Departemen Energi AS dengan dana sebesar USD12 juta atau Rp185,8 miliar.
Pulangnya Li ke China berhasil memantik perbincangan mengenai orang-orang cerdas yang meninggalkan AS. Meningkatnya sikap permusuhan pada ilmuwan asal China dan penyelidikan pada peneliti yang memiliki hubungan dengan China adalah penyebab dari maraknya ilmuwan yang berbondong-bondong pulang kampung ke China, seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (19/10).
Ilmuwan-ilmuwan China berperan besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan di AS, seperti Qian Xuesen yang merupakan salah satu pendiri Laboratorium Propulsi Jet, Fuk Li yang bekerja sebagai pengelola Program Eksplorasi Mars sejak 2005 di NASA, dan Ming Han Tang yang adalah ketua program penelitian hipersonik di NASA pada 1990-an.
Namun kebijakan “China Initiative” yang dikeluarkan mantan Presiden Donald Trump pada 2018 lalu membuat banyak ilmuwan dari China maupun keturunan China memilih pulang ke negaranya. Pada 2021, sebanyak 1.400 ilmuwan China meninggalkan AS dan kembali ke negaranya.
Penelitian yang dilakukan Universitas Arizona menunjukkan sebesar 40 persen ilmuwan keturunan China ingin meninggalkan AS karena takut soal pengawasan yang dilakukan pemerintah AS. Tahun ini, visa AS yang dikeluarkan untuk pelajar China juga turun 45 persen dibanding tahun lalu.
Karena kebijakan pemerintah yang merugikan ilmuwan-ilmuwan China, AS dinilai terancam krisis orang pintar.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren ini telah berlangsung selama sekitar satu dekade, tetapi dalam beberapa tahun terakhir semakin cepat.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.
Baca SelengkapnyaMereka dideportasi karena kegiatan selama di Bali tidak sesuai dengan tujuannya awal datang ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda 775 warga negara asing (WNA) yang telah berstatus Tenaga Kerja Asing (TKA) di Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaWarga China merupakan segmen pembeli properti asing terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaKetika itu, nenek moyang manusia modern hampir punah, menyusut menjadi populasi kecil sekitar 1.300 individu.
Baca SelengkapnyaDirektorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham mencatat sebanyak 3.912 WNI beralih menjadi warga negara Singapura selama 201
Baca SelengkapnyaRatusan surat lamaran telah dikirim ke berbagai perusahaan, namun tak kunjung mendapat pekerjaan.
Baca SelengkapnyaIsu penurunan jumlah penduduk (atau depopulasi) masih jadi momok bagi beberapa negara, salah satunya China. Enggan menikah jadi salah satu penyebabnya.
Baca SelengkapnyaDia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Baca SelengkapnyaKonsumen Amerika disebut akan menghadapi kesulitan berbelanja saat generasi Milenial dan Z di Asia enggan bekerja di sektor manufaktur.
Baca SelengkapnyaDemografis yang tidak seimbang memberikan tekanan besar bagi pemerintah untuk memberikan tunjangan.
Baca Selengkapnya