Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2020 Tahun Berat Bagi Warga Asia-Amerika, Melawan Bias & Rasisme Akibat Virus Corona

2020 Tahun Berat Bagi Warga Asia-Amerika, Melawan Bias & Rasisme Akibat Virus Corona Chinatown di San Fransisco, Amerika Serikat. ©2014 Merdeka.com/san-francisco-chinatown.info

Merdeka.com - Tahun 2020 menjadi sebuah pertarungan bagi warga Asia-Amerika atau warga keturunan Asia di Amerika. Sebuah pertarungan bagi hidup mereka di tengah pandemi. Pertarungan melawan bias rasisme dan berbagai serangan. Pertarungan demi kehormatan sebagai pekerja di sektor penting dan pemilik usaha. Lebih dari itu, selalu menjadi sebuah perjuangan untuk dipandang dan didengar sebagai seorang Amerika.

George Takei, aktor "Star Trek" dan aktivis hak sipil menghabiskan waktunya di kamp pengasingan warga Jepang Amerika ketika dia masih anak-anak saat Perang Dunia II. Dia mengatakan sejarah berulang sendiri.

"Kebencian terhadap Asia-Amerika setua sejarah Amerika dan dalam semalam negara ini dilanda kecurigaan dan ketakutan dan telanjang, begitu juga kebencian. Kita tidak ada urusannya dengan Pearl Harbor. Tak ada perubahan. Selain memang begini adanya," jelasnya, dikutip dari CBS News, Minggu (11/10).

Dalam "Asian Americans: Battling Bias," tayangan khusus CBSN yang diproduksi unit CBS News Race and Culture, pembaca berita CBSN Elaine Quijano melaporkan dampak parah Covid-19 terhadap komunitas Asia Amerika, yang memiliki angka kematian lebih tinggi dibandingkan warga Amerika kulit putih.

"Populasi Asia Selatan dan Filipina Amerika diketahui memiliki angka lebih tinggi terkait diabetes," yang diketahui menjadi faktor yang mempengaruhi dampak yang buruk," jelas ahli jantung atau kardiolog Chicago, Dr Nilay Shah.

Secara ekonomi, lebih dari 233.000 usaha warga Asia Amerika ditutup dan angka pengangguran naik tiga kali lipat.

Koresponden Gedung Putih CBS News, Weijia Jiang melaporkan maraknya angka serangan rasis yang dialami banyak warga Asia Amerika. Selama periode tiga bulan, lebih dari 2.120 insiden kebencian atau kejahatan dilaporkan oleh warga Asia Amerika antara Maret dan Juni, menurut Dewan Kebijakan dan Perencanaan Asia Pasifik dan China untuk Tindakan Afirmatif (AP3CCAA).

Ada hampir 84,5 persen peningkatan dibandingkan seluruh kasus gabungan yang dilaporkan pada 2017, 2018, dan 2019. Hal ini diperburuk Presiden Trump, yang menyebut virus corona sebagai "Kung Flu" atau "virus China".

Harus Bersuara

Menurut Survei Pemilih Asia Amerika 2020, yang menyurvei lebih dari 1.569 pemilih Asia Amerika, 51 persen responden khawatir dengan kejahatan rasial berkaitan dengan Covid-19, dan, lebih dari 79 persen percaya ada diskriminasi terhadap warga Asia Amerika di tengah masyarakat.

Koresponden CBS News, Nancy Chen melaporkan generasi baru Asia Amerika yang menemukan kesamaan dengan gerakan Black Lives Matter dan pengalaman bersama terkait diskriminasi.

"Hitam dan Coklat' sama artinya dengan warga Amerika kulit hitam dan Asia Selatan Amerika. Anak muda semua warna kulit berada di garis depan unjuk rasa di seluruh negeri.

"Covid-19 pastinya mendorong kesadaran lain, di mana generasi muda Asia Amerika pertama kalinya mengalami - lebih terbuka, rasisme di hadapan kalian," kata aktivis Tiffany Tso.

Koresponden CBS News Michael George melaporkan kekuatan baru dari minoritas yang sedang tumbuh yang sekarang memiliki lebih dari 11 juta pemilih dalam pemilihan November. Ada kantong pemilih Asia-Amerika di distrik kongres di negara bagian yang masih menjadi kantong swing voter seperti Nevada, Arizona dan Texas yang bisa berdampak besar pada pemilihan presiden.

Aktivis komunitas Nevada, Jaewon Jung berkata, "Saya takut akan masa depan negara. Saya pikir salah satu masalah terbesar saat ini adalah orang-orang sangat terpecah belah. Satu hal yang akan saya cari dari seorang kandidat adalah menyatukan semua dari kelompok bersama. "

Setelah tahun 2020 yang sulit, orang Asia-Amerika berharap untuk melihat Amerika Serikat yang lebih bersatu pada 2021. Takei menyimpulkannya dengan sangat baik, "Jika kita tetap tidak terlihat dan tidak bersuara, maka kita akan menjadi korban."

Trump Kembali Singgung "Virus China"

Presiden Amerika Serikat Donald Trump muncul pertama kali di hadapan publik pada Sabtu sore, setelah pekan lalu dinyatakan tertular virus corona dan dirawat di rumah sakit militer Walter Reed. Trump berpidato dari atas balkon saat para pendukungnya berkumpul di area Gedung Putih.

Ini adalah kemunculan Trump pertama kali di depan umum setelah kembali dari rumah sakit pada Senin.

"Saya merasa sangat baik," kata Trump dari atas balkon kepada ratusan pendukungnya, dikutip dari France 24, Minggu (11/10).

"Saya ingin kalian tahu negara kita akan mengalahkan virus China yang mengerikan ini," lanjutnya.

Banyak dari para pendukung Trump yang hadir ke Gedung Putih ini memakai masker, namun tak begitu memperhatikan aturan jaga jarak sosial dalam acara di luar ruangan ini.

"Ia (virus) akan hilang, ia menghilang," ujar Trump. (mdk/pan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Flu Membludak di Tiongkok, Akankah Pandemi Covid-19 Akan Terulang Kembali?
Kasus Flu Membludak di Tiongkok, Akankah Pandemi Covid-19 Akan Terulang Kembali?

Kasus flu kembali marak di Tiongkok pada penghujung tahun 2024 ini. Banyak warga Tiongkok mengingat lagi awal terjadinya Covid-19 lalu.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram

Trump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Waspada Virus HMPV dari China, Begini Gejala Dirasakan
Waspada Virus HMPV dari China, Begini Gejala Dirasakan

China kini dikabarkan menghadapi wabah Human Metapneumovirus (HMPV), virus pernapasan yang juga menyerang beberapa negara Asia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD

Pontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.

Baca Selengkapnya
5 Tahun Pasca Covid-19, China Kembali Hadapi Ancaman Wabah Virus HMPV
5 Tahun Pasca Covid-19, China Kembali Hadapi Ancaman Wabah Virus HMPV

Wabah virus HMPV melanda China lima tahun setelah pandemi Covid-19, menyebabkan peningkatan jumlah kasus dan meningkatkan kewaspadaan di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Apakah Sama Virus HMPV dengan Covid-19? Ini Jawabannya
Apakah Sama Virus HMPV dengan Covid-19? Ini Jawabannya

Keduanya dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sesak napas.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri

Kasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.

Baca Selengkapnya
Wabah Penyakit Langka di AS, Lima Orang Meninggal, Gejalanya Mirip Covid-19
Wabah Penyakit Langka di AS, Lima Orang Meninggal, Gejalanya Mirip Covid-19

Lima orang meninggal akibat komplikasi penyakit “langka tapi serius” di Virginia, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya