Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

22 Negara Kecam Perlakuan China terhadap Minoritas Muslim Uighur

22 Negara Kecam Perlakuan China terhadap Minoritas Muslim Uighur Polisi China berpatroli di kawasan muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. ©Guardian

Merdeka.com - Sebanyak 22 negara melalui duta besar masing-masing menulis surat kepada pejabat hak asasi manusia PBB. Mereka mengutuk perlakuan China terhadap warga minoritas muslim Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang, Provinsi terbarat China.

Australia, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman dan Jepang adalah beberapa negara yang ikut menandatangani surat yang dirilis pada Rabu 10 Juli 2019.

Surat itu dikirim ke presiden Dewan Hak Asasi Manusia, Coly Seck, dan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet --AFP melaporkan, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (11/7).

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Tiongkok menahan satu juta orang, sebagian besar etnis Uighur, dalam fasilitas yang mereka sebut seperti "kamp-kamp internir atau kamp konsentrasi" di Xinjiang-Uighur Autonomous Region (XUAR).

Beberapa eksil Uighur menggambarkan rekan-rekan sesama etnis mereka dan minoritas lainnya dipaksa berasimilasi agar sesuai dengan "cara hidup bangsa China."

Surat yang ditulis oleh 22 Dubes asing itu mengungkapkan keprihatinan "tentang laporan yang kredibel tentang penahanan sewenang-wenang ... serta surveilans dan pembatasan, terutama menargetkan warga Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang."

Dalam surat itu, ke-22 Dubes menyerukan China untuk "menghentikan penahanan sewenang-wenang dan memungkinkan kebebasan bergerak warga Uighur dan komunitas Muslim dan minoritas lainnya di Xinjiang."

Pejabat China menggambarkan fasilitas itu sebagai "pusat pendidikan vokasional" dan bersifat sukarela, di mana warga Uighur serta etnis minoritas lain menerima pelatihan kerja dan keterampilan.

Beijing mengatakan, fasilitas itu diperlukan untuk menjauhkan orang dari ekstremisme agama, terorisme, dan separatisme --sebuah fenomena dengan rekam jejak menahun di Xinjiang.

Para duta besar, termasuk diplomat dari seluruh Uni Eropa dan Swiss, meminta agar surat itu menjadi dokumen resmi Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang akan mengakhiri sesi Majelis ke-41 di Jenewa pada Jumat 11 Juli 2019.

Para diplomat jarang mengirim surat terbuka ke Dewan HAM PBB yang beranggotakan 47 negara untuk mengkritik catatan hak asasi manusia pada sebuah negara.

Tetapi, langkah itu mungkin merupakan satu-satunya pilihan yang tersedia untuk menyoroti isu di Xinjiang.

Namun, respons konkret dari dewan diperkirakan berujung mentah, dengan China kemungkinan memiliki dukungan yang cukup untuk memveto resolusi.

Reporter: Rizki Akbar Hasan

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur, Demonstran Bentangkan Spanduk Tragedi Urumqi
Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur, Demonstran Bentangkan Spanduk Tragedi Urumqi

Massa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Negara yang Mendukung dan Menolak Resolusi Dewan HAM PBB Soal Pembakaran Alquran
Ini Daftar Negara yang Mendukung dan Menolak Resolusi Dewan HAM PBB Soal Pembakaran Alquran

Dewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu

Baca Selengkapnya
Indonesia Tegas Dukung Palestina, MUI Serukan Israel Adalah Musuh Bersama
Indonesia Tegas Dukung Palestina, MUI Serukan Israel Adalah Musuh Bersama

Pentingnya peran-peran kekuatan masyarakat sipil, tokoh lintas agama dan akademisi memperlemah Israel.

Baca Selengkapnya
Dewan HAM PBB Beda Pendapat Soal Pembakaran Alquran, Dua Negara Ini Dukung Kebebasan Berekspresi
Dewan HAM PBB Beda Pendapat Soal Pembakaran Alquran, Dua Negara Ini Dukung Kebebasan Berekspresi

Dewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.

Baca Selengkapnya
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel

Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel

Baca Selengkapnya
Investasi Asing Masuk IKN Usai 17 Agustus 2024, Ada Uni Emirat Arab Hingga Korea
Investasi Asing Masuk IKN Usai 17 Agustus 2024, Ada Uni Emirat Arab Hingga Korea

Pemerintah membantah bahwa investor asing enggan untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya
PBB Akhirnya Keluarkan Ultimatum, Israel Harus Angkat Kaki dari Palestina dalam Waktu 12 Bulan
PBB Akhirnya Keluarkan Ultimatum, Israel Harus Angkat Kaki dari Palestina dalam Waktu 12 Bulan

Majelis Umum PBB kemarin mengeluarkan resolusi yang menyatakan Israel harus keluar dari wilayah pendudukan Palestina dalam waktu 12 bulan.

Baca Selengkapnya
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Jepang: Kental Nuansa Eropa
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Jepang: Kental Nuansa Eropa

Tim nasional Indonesia akan bertanding melawan Jepang pada matchday kelima putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Baca Selengkapnya
Negara-Negara Arab dan Muslim Kumpul di Saudi Bahas Perang Israel di Gaza, Akhirnya Begini Sikap Mereka
Negara-Negara Arab dan Muslim Kumpul di Saudi Bahas Perang Israel di Gaza, Akhirnya Begini Sikap Mereka

Negara-Negara Arab dan Muslim Kumpul di Saudi, Serukan Sanksi Bagi Israel atas Kejahatan Perang di Gaza

Baca Selengkapnya
China Jadi Target Utama AS, Isu Agama Dipakai buat Campuri Urusan Dalam Negeri
China Jadi Target Utama AS, Isu Agama Dipakai buat Campuri Urusan Dalam Negeri

Laporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.

Baca Selengkapnya
Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia

Survei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia

Baca Selengkapnya