Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

27 Orang tewas dalam penyanderaan di Hotel Radisson Blu Mali

27 Orang tewas dalam penyanderaan di Hotel Radisson Blu Mali Penyanderaan di sebuah hotel di Mali. ©Telegraph

Merdeka.com - Sekitar 27 orang dilaporkan tewas setelah pasukan komando Mali melakukan operasi pembebasan di Hotel Radisson Blu, ibukota Mali yang dibajak militan Islam untuk menyelamatkan 170 orang sandera. Di dalam gedung itu banyak warga asing terperangkap yang harus diselamatkan.

Kelompok jihad Al Mourabitoun, sekutu Al-Qaeda yang berbasis di gurun utara dari bekas koloni Prancis itu, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mali telah memerangi gerilyawan selama bertahun-tahun. Sebuah sumber keamanan mengatakan drama itu berakhir dengan tewasnya dua militan.

Seorang pejabat PBB mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB mendapati jumlah awal mayat yang ditemukan sebanyak 27 orang. Pemerintah mengadakan rapat kabinet darurat pada Jumat malam dan berharap bisa segera mengabarkan secara resmi berapa jumlah korban tewas.

"Pada awalnya saya pikir itu sebuah pembajakan mobil. Kemudian mereka membunuh dua penjaga di depan saya dan menembak pria lain di perut dan melukai dia dan saya tahu itu sesuatu yang lebih," kata seorang ahli hukum Mali, Modi Coulibaly seperti dikutip dari reuters, Jumat (20/11).

Beberapa televisi lokal mengabarkan bahwa ada tentara mengacungkan AK47s di lobi Radisson Blu. Pasukan perdamaian melihat 12 mayat di ruang bawah tanah hotel dan 15 lain di lantai dua, mereka belum diketahui identitasnya. Salah satu yang didapati identitasnya hanyalah seorang pria yang bekerja untuk DPRD Belgia.

Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan sejauh dia tidak mengetahui apakah ada warga Prancis yang menjadi korban. Sedangkan Gedung Putih mengatakan pihaknya sedang bekerja untuk menyisir apakah ada warga negara Amerika di Mali yang jadi korban. Mereka juga menawarkan untuk membantu penyelidikan dan mendesak warganya untuk membatasi aktivitas di sekitar Bamako.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Kolonel Salif Traore mengatakan orang-orang bersenjata menerobos penghalang keamanan di 7:00 (0700 GMT). Para militan Islam diduga melepas tembakan sembari memekik 'Allahu Akbar'.

Presiden Prancis, Francois Hollande, menanggapi serangan di negara bekas koloni Prancis ini dengan mengatakan, "Kita sekarang seharusnya berdiri tegak dan memperlihatkan solidaritas kita dengan negara sahabat Mali."

Sebelumnya pada bulan Agustus yang lalu, serangan yang diduga dilakukan kelompok militan Islam menewaskan 13 orang, termasuk lima pekerja PBB di sebuah hotel di Mali yang lain, Sevare. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP