4 Strategi Eropa cegah terulangnya pelecehan seksual imigran
Merdeka.com - Insiden pelecehan seksual di Kota Cologne, Jerman, oleh puluhan imigran Timur Tengah dan Afrika Utara pada malam pergantian tahun kemarin menyisakan trauma mendalam bagi para wanita Eropa. Negara-negara di Eropa beberapa pekan ini berlomba menghasilkan kebijakan guna menangkis tindakan asusila tersebut. Beberapa masuk akal, selebihnya sangat ngawur karena cenderung mendiskreditkan para imigran.
Beragam cara diterapkan, mulai dari edukasi sampai pelarangan terhadap bagi para imigran masuk tempat umum, contohnya sebuah kolam bernang di Kota Bornheim, 30 kilometer di selatan Cologne, Jerman.
Cara lain terbilang ekstrem dipraktikkan oleh Belanda, dengan membagikan semprotan lada untuk perempuan sebagai alat membela diri.
-
Mengapa orang melakukan diskriminasi? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.
-
Siapa yang mengkritik tindakan Belanda? Kemudian, ia juga mengkritik tindakan Belanda yang menerapkan kerja rodi kepada orang-orang Batak.
-
Siapa yang terlibat dalam "migrasi"? Masyarakat berbondong-bondong untuk melakukan migrasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
-
Dampak apa yang ditimbulkan oleh diskriminasi? Perlu digarisbawahi, apapun alasan dan situasinya, perilaku diskriminasi tidak dibenarkan dalam kehidupan sosial. Terlebih lagi, perilaku diskriminatif akan mengakibatkan dampak kesehatan mental yang memengaruhi korban.
-
Siapa yang termasuk dalam diaspora? Menurut pengertian para ahli tersebut, dapat dipahami bahwa diaspora adalah sekumpulan orang, baik individu maupun komunitas yang merantau dan tinggal di luar tanah kelahirannya.
-
Siapa yang mendorong petugas imigrasi? Berdasarkan hasil olah TKP, dengan menggunakan metode Sciencetif Crime Investigation (CSI) mantan Kapolres Metro Jakarta Barat itu mengatakan tersangka membunuh TS dengan cara mendorongnya dari balkon apartemen.
Berikut rangkuman merdeka.com tentang empat kebijakan yang dicetuskan politikus Eropa dalam menangkal kasus pelecehan seksual oleh para imigran di masa mendatang:
Politikus Belanda bagikan semprotan lada anti-pemerkosa muslim
Politikus sayap kanan Belanda yang dikenal anti-Islam, Geert Wilders, akhir pekan ini membagikan semprotan lada kepada pendukung perempuan. Semprotan disebutnya metode pertahanan diri paling efektif bagi kaum hawa agar terhindar dari imigran muslim gemar memerkosa perempuan yang disebutnya, "bom testosteron pemeluk Islam."
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Minggu (24/1), Wilders selaku Ketua Partai Kebebasan Belanda, membagikan semprotan kepada beberapa perempuan ketika berkampanye di Kota Spijknisse dua hari lalu. Dia mengaitkan perlunya wanita Belanda memiliki alat bela diri agar terhindar dari insiden pelecehan seksual berantai seperti yang terjadi di Kota Cologne, Jerman, saat malam tahun baru. Ratusan korban dilecehkan oleh imigran asal Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Warga Belanda tidak bisa lagi menerima sikap terlalu ramah pada imigran. Membiarkan mereka masuk negara kita hanya meningkatkan risiko pada wanita di negara ini," kata Wilders saat berpidato di tengah ratusan massa.
Wilders dalam kampanye di Spijknisse sekaligus menjanjikan sikap keras seandainya terpilih menjadi Perdana Menteri Belanda lewat pemilu tahun depan. "Saya akan menutup sepenuhnya perbatasan negara kita dan tak lagi menerima pencari suaka," tandasnya.
Denmark fokuskan pendidikan seks bagi para imigran
Pekan lalu, tiga pencari suaka dari Afrika Timur ditahan di Hjorring lantaran diduga memerkosa perempuan 25 tahun. Akibat hal itu, pemerintah Denmark berencana untuk mengadakan pendidikan seks bagi para imigran yang datang ke negaranya.
Diakui ide ini muncul lantaran media lokal mulai memberitakan kasus pemerkosaan tersebut.
"Saya bisa mengatakan semuanya sudah ditahan, mereka pencari suaka dari Eritrea," ucap komisioner kepolisian Denmark, Peter Skovbak atas pemberitaan kasus pemerkosaan, seperti dilansir dari RT News, Jumat (30/10).
Salah satu koran Denmark, Metroxpress, juga membeberkan dari 615 kasus pemerkosaan pada 2003 hingga 2014, sebanyak 212 kasus dilakukan para imigran. Melihat fakta tersebut, mayoritas parlemen mendukung seruan diadakannya program edukasi seks bagi para pencari suaka.
"Kami siap melakukan apapun demi menekan angka perkosaan di negara ini," seru anggota Partai Demokrasi Sosial, Trine Bramsen.
Norwegia wajibkan pengungsi ikut kelas etika
ÂÂ
Norwegia menyiapkan kelas-kelas khusus membahas cara menghindari kekerasan terhadap perempuan, terutama pemerkosaan, yang ditujukan kepada para pencari suaka di negara itu. Kursus ini sudah dijalankan sejak empat tahun lalu, namun sekarang dibuat lebih massif akibat insiden pelecehan seksual perempuan di Kota Cologne, Jerman, oleh puluhan imigran pada malam tahun baru.
Kantor Berita AFP melaporkan, Rabu (20/1), para pencari suaka di Norwegia, kebanyakan asal Suriah dan Sudan, dibekali penjelasan soal nilai-nilai di negara itu. Hanya karena masyarakat Norwegia liberal, bukan berarti wanitanya bisa diperlakukan tak senonoh.
Sesekali para peserta diajak untuk memperdebatkan beberapa topik. Misalnya, bagaimana jika ada wanita kulit putih bersedia anda cium, apakah berarti itu akan berujung pada hubungan badan? Apa beda antara cinta dan seks?
Skenario-skenario semacam ini dibahas detail oleh belasan peserta yang dibagi menjadi kelas kecil. "Harapannya, kami bisa membahas sesering mungkin kemungkinan situasi yang dapat memicu pemerkosaan. Dengan begitu, peserta bisa menghindari risiko tersebut," kata Koordinator Instruktur, Linda Hagen.
Pelatihan menyoal hak dan perlindungan perempuan ini digelar di Kota Ha, Provinsi Norvege, barat daya Norwegia. Kadang di antara peserta muncul debat kecil. Satu peserta menilai wanita yang mau diajak ke rumah berarti bisa diajak berhubungan badan suka sama suka. Tapi imigran lain menilai kalau wanita itu datang dalam keadaan mabuk, tak boleh terjadi seks sama sekali.
Kota di Jerman larang pengungsi datang ke kolam renang
Prasangka pada imigran semakin menguat di Jerman imbas dari pelecehan massal perempuan saat pesta tahun baru di Kota Cologne. Kota Bornheim, 30 kilometer di selatan Cologne, menyatakan semua imigran laki-laki yang sudah dewasa tidak boleh menggunakan fasilitas kolam renang umum.
Kepala Dinas Sosial Bornheim, Markus Schnapka, menyatakan kebijakan itu bukan bentuk rasisme. Dewan Kota meyakini sebagian imigran, terutama pencari suaka yang belum lama tiba di Jerman, masih membawa budaya lama yang terbiasa melecehkan perempuan.
"Kami sudah mendapat laporan, sekelompok laki-laki muda imigran memaksa perempuan di kolam mengobrol. Sebagian perempuan itu pergi," kata Schnapka seperti dilansir Tabloid Mirror, Sabtu (16/1).
Pemerintah Kota Bornheim tidak menjelaskan adakah batas waktu dari aturan ini. Imigran yang jadi sasaran utama kebijakan ini adalah yang berada di penampungan pengungsi.
Schnapka hanya menyebut Dinas Sosial akan lebih proaktif menjelaskan pada para pendatang, terutama asal Timur Tengah dan Afrika Utara, bahwa Jerman tidak bisa menerima perilaku merendahkan perempuan.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi imigrasi untuk mengidentifikasi lokasi, waktu maupun pelaku kejadian.
Baca SelengkapnyaPolri saat ini menangani 175 kasus TPPO yang menjadikan para korban TPPO sebagai pekerja seks komersial.
Baca SelengkapnyaKasus perdagangan orang terus muncul dari tahun ke tahun
Baca SelengkapnyaRibuan orang tersebut, terpengaruh iming-iming pemberian kerja di luar negeri secara ilegal atau non prosedural.
Baca SelengkapnyaMenteri Sandiaga bakal melakukan kerja sama dengan Ditjen Imigrasi untuk melakukan pencekalan.
Baca SelengkapnyaKarding menyebutkan, saat ini terdapat sebanyak 4,3 juta pekerja migran yang tercatat ilegal pada 2017.
Baca SelengkapnyaViral Dua Bule Pakai Baju Seksi Promosi Situs Porno, Pemprov Bali Ungkap Sanksi yang Bisa Dijatuhkan
Baca SelengkapnyaImigrasi memiliki kewenangan untuk menindak mereka yang dinyatakan melanggar aturan di Indonesia, termasuk soal berkendara.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan tujuh kiat bagi orang tua dalam rangka mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak di lingkungan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaImigrasi juga sedang memasang 30 unit autogate tambahan di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai yang ditargetkan selesai pada Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaMengacu catatan Kemenkumham Bali, pada periode Januari hingga 23 Juni 2023 tercatat 163 WNA telah dideportasi.
Baca SelengkapnyaKetiganya menggunakan visa izin tinggal dan bekerja saat memasuki Bali.
Baca Selengkapnya