5 Fakta ISIS gorok jurnalis AS hingga tewas di padang pasir
Merdeka.com - The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kembali mendapat sorotan dari dunia internasional. Kali ini akibat aksi brutal mereka terhadap seorang jurnalis AS yang direkam di sebuah video kemudian diunggah ke internet.
Dalam video itu, seorang wartawan foto lepas asal Amerika Serikat bernama James Wright Foley (40) digorok hingga tewas oleh seorang anggota ISIS di tengah gurun pasir. Dikutip dari Daily Mail, di video berjudul 'Pesan untuk Amerika' itu Foley berlutut dengan menggunakan pakaian serba oranye dengan tangan terikat ke belakang.
Di sampingnya berdiri seorang anggota ISIS yang bertugas sebagai eksekutor. Pria itu mengenakan pakaian dan topeng serba hitam dengan memegang sebilah belati di tangan kanannya.
-
Siapa yang membuat janji 'ditembak mati'? Caleg ini bernama Muhammad Zaini dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan nomor urut 7. Viral baliho Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dapil Bali dengan narasi siap ditembak mati bila melakukan korupsi.
-
Siapa yang tewas akibat penganiayaan di Sukolilo? Kapolda tidak ingin perilaku main hakim sendiri seperti tragedi bos rental mobil inisial BH asal Jakarta yang tewas terulang kembali.
-
Siapa yang membunuh Morojoyo? Para musuhnya dendam kepada Morojoyo karena selalu dikalahkan saat berjudi.
-
Kenapa Morojoyo dibunuh? Para musuhnya dendam kepada Morojoyo karena selalu dikalahkan saat berjudi.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang membunuh Alwi Fadli? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
Foley sempat membuat pernyataan sebelum akhirnya tewas digorok oleh sang algojo. Foley diketahui telah hilang sejak November 2012. Saat itu dia disandera di bawah todongan senjata ketika bertugas untuk GlobalPost di Taftanaz, di Suriah utara.
Berikut lima fakta seputar digoroknya warga negara AS itu oleh algojo ISIS seperti dirangkum merdeka.com.
Eksekusi Foley sebagai aksi balas dendam ISIS ke AS
Wartawan foto lepas asal Amerika Serikat bernama James Wright Foley (40) digorok hingga tewas oleh seorang anggota ISIS di tengah gurun pasir. Video eksekusi disebarkan militan ISIS melalui internet.Dikutip dari Daily Mail, aksi militan ISIS itu merupakan pembalasan atas serangan udara AS terhadap para militan ISIS, 12 hari lalu. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Caitlin Hayden mengatakan pemerintah AS telah melihat video itu.Dia mengatakan jika video itu dinyatakan asli oleh pihak intelijen AS. Pihaknya akan sangat terkejut atas pembunuhan brutal terhadap seorang wartawan AS yang tidak bersalah itu."Kami tahu bahwa banyak dari Anda sedang mencari konfirmasi atau jawaban. Harap bersabar sampai kita semua memiliki informasi lebih lanjut, dan menjaga Foleys di pikiran dan doa-doa."
Selain Foley, ISIS bakal gorok wartawan AS Steven Joel Soltoff
Usai mengeksekusi Foley, militan ISIS juga menampilkan seorang yang disebut sebagai jurnalis AS lainnya bernama Steven Joel Soltoff. Pria itu ditampilkan dengan tangan terikat di belakang punggung. Di sampingnya berdiri seorang algojo ISIS berpakaian dan bertopeng serba hitam.Meski tak dieksekusi, sang algojo menyebut Steven Joel Soltoff adalah korban selanjutnya. Algojo itu menyatakan hidup matinya Steven Joel Soltoff tergantung kepada Obama."Kehidupan warga negara Amerika ini, tergantung pada keputusan Anda berikutnya Obama," kata sang algojo seperti dilansir Daily Mail, Rabu (20/8).Steven Joel Soltoff telah hilang sejak pertengahan 2013. Aktivitas terakhirnya diketahui di media sosial Twitter miliknya pada 3 Agustus 2013. Menurut kicauannya di Twitter saat itu, dia berada di Libya.
Anggota ISIS penggorok leher jurnalis AS berlogat British
Dalam video eksekusi, sang algojo mengenakan pakaian dan topeng serba hitam. Sang algojo juga sempat mengeluarkan pernyataan.Seperti dikutip The Wire, setelah melihat rekaman tersebut jurnalis Press Association, Richard Venalls, mengatakan jika algojo tersebut beraksen British. Sementara koresponden Radio Sawa Washington, Zaid Benjamin yakin jika sang algojo bukan berasal dari Irak atau Suriah.Foley diketahui telah hilang sejak November 2012. Saat itu dia disandera di bawah todongan senjata ketika bertugas untuk GlobalPost di Taftanaz, di Suriah utara.
FBI selidiki video eksekusi Foley
FBI ikut mendalami kebenaran dari video eksekusi Foley oleh ISIS. Dalam video, militan ISIS juga mengaku menangkap seorang wartawan bernama Steven Joel Scotloff yang hilang di Suriah tahun lalu."Mewakili John dan Diane Foley, dan juga GlobalPost, kami sangat menghargai semua pesan simpati dan dukungan yang telah dituangkan sejak berita tentang dugaan eksekusi Jim pertama meluas. Kami telah diberitahu bahwa FBI sedang dalam proses mengevaluasi video yang diposting oleh ISIS untuk menentukan apakah itu benar-benar otentik," kata salah satu pendiri dan CEO GlobalPost Philip Balboni dalam laman GlobalPost, Selasa (19/8) waktu setempat.Balboni menceritakan, sejak Foley hilang di Suriah, sudah dilakukan penyelidikan untuk mencari tahu informasi terkait hilangnya wartawan lepas yang bekerja di bawah perusahaannya tersebut. Hasil penyelidikan mengerucut ke satu kesimpulan, Foley ditahan oleh ISIS yang berada di Suriah. Namun pihaknya merahasiakan informasi ini termasuk kepada keluarga besar Foley."Atas saran dari pihak berwenang untuk melindungi Jim juga. GlobalPost bekerja sama dengan sebuah perusahaan keamanan swasta, juga telah mengumpulkan sejumlah informasi yang belum dipublikasikan," terang Balboni.
Foley justru salahkan AS atas eksekusinya
Wartawan foto lepas asal Amerika Serikat bernama James Wright Foley (40) sempat berbicara dan mengutarakan pesan terakhir sebelum akhirnya dieksekusi oleh algojo ISIS. Foley yang berada di bawah tekanan menyalahkan AS atas kematiannya. Hal itu terkait serangan yang dilancarkan AS terhadap ISIS beberapa waktu lalu di Irak."Saya meminta teman-teman keluarga dan orang-orang terkasih untuk bangkit melawan pembunuh yang sebenarnya, pemerintah AS. Untuk apa yang akan terjadi pada saya adalah hanya akibat dari kriminalitas mereka," kata Foley dalam video seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (20/8)."Pesan saya kepada orang tua saya tercinta: selamatkan martabat saya jangan menerima santunan atas kematian saya dari yang sama saja memukul paku terakhir di peti mati saya dengan kampanye serangan udara baru-baru ini di Irak," katanya.Foley juga berpesan kepada John, saudaranya yang menjadi tentara di Angkatan Udara AS untuk berpikir ulang atas pekerjaannya."Saya meminta saudara saya John, anggota Angkatan Udara AS, berpikir tentang apa yang Anda lakukan, pikirkan tentang kehidupan yang Anda hancurkan termasuk dari keluarga Anda sendiri.""Saya meminta Anda John, berpikir tentang siapa yang membuat keputusan untuk mengebom Irak baru-baru ini dan membunuh orang-orang.""Pikirkan John, siapa yang sesungguhnya mereka bunuh? Apakah mereka berpikir tentang saya, keluargamu, ketika mereka membuat keputusan itu? (menyerang ISIS).""Aku meninggal hari itu John, ketika rekan-rekan mu menjatuhkan bom pada orang-orang, mereka telah menandatangani sertifikat kematian saya.""Aku berharap aku punya lebih banyak waktu, saya berharap saya punya harapan untuk bebas dan melihat keluarga saya sekali lagi. Saya berharap saya bukan orang Amerika," kata Foley dalam video sebelum kematiannya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Al Jazeera menyampaikan kedua jurnalisnya reporter dan juru kamera dibunuh di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaMomen pemakaman diselimuti isak tangis keluarga dan kerabat saat mengantarkan jenazah Samer Abu Daqqa.
Baca SelengkapnyaMobil yang ditumpangi para jurnalis dengan jelas bertuliskan "Press/Pers", namun tetap menjadi target serangan.
Baca SelengkapnyaMembunuh jurnalis di tengah konflik adalah pelanggaran hukum internasional
Baca SelengkapnyaAnggota pasukan penjajah Israel (IDF) memberikan informasi palsu kepada seorang jurnalis soal pejuang Hamas membunuh anak-anak dan bayi Israel.
Baca SelengkapnyaTernyata terdapat fakta baru usai dilakukan visum, dokter menemukan luka lubang di dada kiri korban.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Ungkap Militer Israel Perbolehkan Tentaranya Bunuh Jurnalis di Gaza
Baca SelengkapnyaSejak 7 Oktober, Israel membunuh sedikitnya 70 jurnalis dan pekerja media.
Baca SelengkapnyaIsrael menembakkan artileri ke rombongan jurnalis yang meliput di Libanon selatan, menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaDia sudah menerima pesan ancaman dari Israel lewat ponselnya pada Mei lalu.
Baca SelengkapnyaSaat mengucapkan sumpah, ibunda mendiang Imam Masykur, Fauziah berdiri di antara anggota TNI.
Baca SelengkapnyaJurnalis Bernama Faisal Assegaf itu ditangkap pada 24 September 2024 lalu karena disangka mata-mata Israel oleh anggota Hizbullah.
Baca Selengkapnya