Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Mantan Pejabat Tinggi AS Beberkan Keburukan Donald Trump

5 Mantan Pejabat Tinggi AS Beberkan Keburukan Donald Trump Donald Trump dalam sidang PBB. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Baru-baru ini, mantan menteri luar negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, mengatakan Donald Trump sulit diarahkan. Presiden Negeri Paman Sam itu dianggap sering bertindak semuanya sendiri.

Tillerson, menguak hal itu dalam sebuah wawancara yang jarang terjadi dengan outlet media televisi, Jumat 7 Desember.

Ia mengaku berulang kali harus memberi tahu sang miliarder nyentrik bahwa apa yang ingin dilakukannya tidak mungkin terlaksana karena melanggar hukum atau perjanjian internasional.

Mantan CEO Exxon itu menyebut Trump sebagai "seorang pria yang sangat tidak disiplin, tidak suka membaca, tidak mengindahkan arahan, tidak suka masuk ke rincian tentang banyak hal". Donald Trump hanya percaya dengan apa yang diyakininya.

Sebelumnya, Tillerson dipecat dari jabatan menlu via kicauan Trump di Twitter. Pemecatan itu menyudahi 13 bulan jabatan canggung, yang kerap diterpa isu miring tentang perselisihan di antara keduanya.

Bukan hanya Tillerson, ada beberapa eks pejabat lainnya yang turut mengkritik kebijakan Donald Trump, dan bahkan tidak jarang berani mengungkap sebagian boroknya.

Biasanya, Trump akan membalas dengan kemarahan yang meluap di Twitter, yang seringkali didasarkan pada keyakinannya pribadi, tanpa melalui konsultasi dengan para penasihat pemerintahannya.

Berikut adalah empat eks pejabat AS yang berani mengkritik dan juga mengungkap kebobrokan dalam pemerintahan Donald Trump. Dirangkum dari beberapa sumber:

*Mantan Penasihat, Sebastian Gorka

Mantan penasihat Donald Trump, Sebastian Gorka, mengatakan pada akhir tahun lalu, bahwa presiden Amerika Serikat (AS) dapat mendukung kemerdekaan Skotlandia pada referendum masa depan, jika diperkirakan masuk akal secara ekonomi.

Gorka, yang bekerja di Gedung Putih hingga Agustus 2017, mengatakan kepada kantor berita BBC, Trump "percaya bahwa setiap negara akan makmur ketika mereka berdaulat".

Namun, hal itu segera ditepis oleh Gedung Putih, yang mengatakan bahwa AS sangat menghormati Kerajaan Britania Raya. Adapun "rasa cinta melimpah" yang ditunjukkan Trump kepada Skotlandia, tidak lebih karena garis keluarga ibunya berasal dari wilayah setempat.

*Eks Wakil Jaksa Agung, Sally Yates

Mantan Wakil Jaksa Agung Sally Yates sempat mengatakan bahwa Donald Trump telah melakukan "serangan terhadap aturan hukum ke tingkat yang baru", dengan menuntut Kementerian Kehakiman (DOJ) terlibat dugaan pelanggaran dalam penyelidikan terhadap kampanye presidennya pada 2016 lalu.

"Saya pikir apa yang kami lihat di sini adalah presiden telah melakukan serangan habis-habisan terhadap aturan hukum ke tingkat yang baru, dan kali ini dia memerintahkan investigasi terhadap para penyelidik yang memeriksa kampanyenya sendiri. Anda tahu, itu benar-benar mengejutkan," ujar Yates, yang dipecat pada 2017 karena mengkritik keengganan Trump dalam melawat beberapa negara yang mayoritas penduduknya muslim.

*Mantan Direktur FBI James Comey

Sejak hari-hari pertamanya menjabat sebagai presiden AS, Donald Trump berulang kali menekan kepala FBI kala itu, James B. Comey, untuk menyatakan kesetiaan terhadap pemerintahannya.

Comey mengatakan bahwa Trump berulang kali mendesak dirinya untuk mencabut agenda penyelidikan terhadap salah seorang penasihat pemerintah.

Dalam kesaksian tertulisnya apda Komite Intelijen Senat, Comey menyebut Trump terus melakukan panggilan terhadapnya, baik via telepon ataupun pertemuan canggung selama berbulan-bulan.

Salah seorang sumber anonim di Gedung Putih, mengatakan bahwa ketika keduanya tidak menemukan titik temu, Trump dengan singkat menyatakan pemecatan Comey dalam sebuah jamuan makan malam, yang disebutnya sangat menegangkan.

*Eks Asisten Omarosa Manigault Newman

Dalam memoarnya, mantan asisten Donald Trump di Gedung Putih, Omarosa Manigault Newman, mengatakan bahwa sang presiden adalah seorang rasis, yang berulang kali menyebut "kata-N", di mana merujuk pada pandangan merendahkan terhadap masyarakat kulit hitam.

Omarosa juga mengklaim bahwa dia secara pribadi menyaksikan Trump menggunakan julukan rasial tentang suami konselor Gedung Putih Kellyanne Conway, George Conway, yang setengah keturunaan Filipina.

"Apakah Anda melihat artikel George Conway ini?" Dia mengutip kata-kata presiden. “F ** ing FLIP! Tidak loyal! Sialan Goo-goo. "

Baik "flip" dan "goo-goo" adalah istilah-istilah pelecehan rasial bagi orang Filipina.

Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo

Sumber: Liputan6.com (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini

Terdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.

Baca Selengkapnya
Donald Trump: Joe Biden Tak Layak Mencalonkan Diri Sebagai Presiden
Donald Trump: Joe Biden Tak Layak Mencalonkan Diri Sebagai Presiden

Biden resmi mengumumkan mundur dari konstestasi Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris. Dia beralasan, ingin fokus pada tugas-tugasnya di sisa masa jabatan.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Trump Ini Bikin Ekonomi Global Makin Suram
Kebijakan Trump Ini Bikin Ekonomi Global Makin Suram

Trump sering kali menekankan prinsip "America First".

Baca Selengkapnya
Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam
Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam

Kekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.

Baca Selengkapnya
Daftar Terbaru Ranking Presiden AS Dirilis, Siapa Terburuk dan Terbaik?
Daftar Terbaru Ranking Presiden AS Dirilis, Siapa Terburuk dan Terbaik?

Daftar Terbaru Ranking Presiden AS Dirilis, Siapa Terburuk dan Terbaik?

Baca Selengkapnya
Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat
Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat

Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.

Baca Selengkapnya
Rekam Jejak Donald Trump, Pernah Dicap Dalang Pemberontakan dan Divonis Bersalah Atas Kasus dengan Bintang Porno
Rekam Jejak Donald Trump, Pernah Dicap Dalang Pemberontakan dan Divonis Bersalah Atas Kasus dengan Bintang Porno

Trump hari ini mendeklarasikan kemenangan setelah mengalahkan Kamala Harris dalam pilpres AS.

Baca Selengkapnya
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza

Kedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam

Selain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.

Baca Selengkapnya
Elon Musk Bakal Menang Banyak jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS
Elon Musk Bakal Menang Banyak jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS

Elon Musk bisa mendapat keuntungan besar jika Trump kembali menjadi Presiden, dari pajak rendah hingga kontrak pemerintah.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Mulai Soroti Dampak Kemenangan Donald Trump, Begini Analisanya
Sri Mulyani Mulai Soroti Dampak Kemenangan Donald Trump, Begini Analisanya

Perbedaan tersebut tidak terlepas dari latar belakang Trump yang berasal dari Partai Republik, yang memiliki pendekatan berbeda dengan Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya