5 Negara yang warganya paling ogah berhubungan seks
Merdeka.com - Hubungan seks yang kurang memuaskan mungkin cuma masalah masing-masing individu. Tapi bila yang merasakannya mendekati separuh populasi, berarti ada masalah di sebuah negara.
Laporan dilansir pemerintah Jepang dua hari lalu menunjukkan permasalahan suram akibat lesunya seks. Peserta jajak pendapat Asosiasi Perencana Keluarga Jepang menyatakan 49,3 persen warga mengaku tidak berhubungan seks lebih dari sebulan. Dampaknya serius, masa depan Jepang terancam dengan angka kelahiran semakin anjlok.
Rupanya, ada lembaga yang aktif memantau aktivitas ranjang warga seluruh dunia. Tim dari produsen kondom Durex, memetakan mana saja negara dengan warga rajin berhubungan badan, dan mana yang kehidupan seksnya menyedihkan.
-
Apa saja dampak buruknya? Akibat menonton TV terlalu dekat bagi kesehatan diketahui dapat menyebabkan mata tegang, mata kering, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi.
-
Apa dampak negatif globalisasi terhadap budaya? Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
-
Apa dampak perselingkuhan bagi pelaku? Beberapa dampak perselingkuhan bagi pelaku seperti perasaan bersalah, stres, kesehatan jantung, hingga kelelahan mental.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Bagaimana dampak "migrasi" pada ekonomi? Migrasi dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan investasi di daerah tujuan, terutama jika migran memiliki keterampilan dan modal yang dibutuhkan.
-
Apa dampak buruk terlalu banyak bermain media sosial terhadap kehidupan seksual? Ya, itu memang menjadi akar dari berbagai masalah. Terutama karena melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan terkurasi bisa membuat kita merasa tidak cukup, kurang menarik, dan cenderung mengalami stres. Semua perasaan ini dapat mengurangi keinginan kita untuk berhubungan intim.
Dalam survei Durex Global Research Februari 2014, seperti dilansir situs the richest, terdapat daftar negara-negara yang lesu untuk urusan senggama.
Mengukurnya bagaimana? Lewat wawancara interaktif, memantau beberapa variabel. Misalnya tingkat stres harian narasumber, jumlah orgasme saban seks, rutinitas bersenggama, hingga penilaian kualitatif tiap individu soal kepuasannya dengan pasangan.
Daftar berikut coba merangkum lima negara terbawah yang masyarakatnya disimpulkan ogah-ogahan berhubungan badan. Penasaran? Simak urutannya berikut ini:
Singapura
Warga negara Kota ini rupanya cukup malas dengan seks. Walau 62 persen populasi dewasa mengaku melakukan hubungan badan setidaknya sekali per pekan, tapi tingkat kepuasannya cuma 35 persen.
Jumlah warga yang memilih mengurangi aktivitas seks bahkan meningkat bila dibandingkan data Durex pada lima tahun lalu.
Di luar itu, Durex memetakan beberapa alasan mengapa 37 responden dari Singapura kini malas bersenggama. Pertama adalah beban kerja yang makin berat di kalangan kelas menengah. Pulang kerja sudah capek, malas harus olah raga tengah malam.
Alasan kedua, hukum Singapura mengatur bahwa memperjualbelikan benda berbau pornografi terlarang, walau menontonnya dari Internet dibolehkan. Syahwat masyarakatnya pun ikut turun.
Inggris
Warga Inggris Raya, meliputi pula Irlandia Utara, Wales, dan Skotlandia, ternyata adem ayem untuk urusan ranjang.Dari survei Durex tahun lalu, 55 persen warga mengaku masih mau berhubungan badan seminggu sekali. Tapi soal kepuasan cuma dinyatakan oleh 40 persen responden. Angka seks bebas di Inggris juga tidak setinggi Jerman, yang 2/3 warganya mengakui biasa menjalani 'cinta satu malam'.Lalu kenapa bisa begitu? Jawabannya nyaris sama dengan Singapura. Semakin maju perekonomian, maka waktu tersisa buat melakukan seks bertambah sempit. Tak sedikit responden mengaku kelelahan bila malam hari harus dipakai berhubungan badan dengan pasangan.
Amerika Serikat
Walau statusnya adalah Negeri Adi Daya, ternyata penduduk Amerika Serikat kurang berdaya di atas ranjang.
Padahal, kurang apa coba sumber untuk bikin pikiran ngeres di AS. Industri pornografi tumbuh subur, alat bantu seks dijual bebas pada warga dewasa, dan masih banyak lagi.
Nyatanya, Durex mencatat hanya 53 persen warga AS yang rutin berhubungan badan sepekan sekali. Kelihatannya masih mayoritas, tapi bila mengingat status Amerika sebagai negara berpenduduk terbanyak ketiga di dunia, maka jumlah orang yang ogah-ogahan bersenggama sangat tinggi.
Lebih parah lagi, cuma 48 persen yang merasa kehidupan seksnya bahagia. Ini termasuk faktor yang memicu tingginya angka perceraian di Negeri Paman Sam. Sama seperti negara lain di daftar ini, semakin beratnya beban hidup menjadikan seks prioritas kesekian setiap responden.
Nigeria
Walau negara paling kaya minyak di Afrika, Nigeria ternyata tidak kaya soal urusan senggama. Sama seperti Amerika Serikat, cuma 53 persen warga Nigeria yang doyan nge-seks tiap minggu.
Intensitas hubungan badan warga Nigeria bahkan lebih rendah dari AS. Tapi yang menarik, untuk warga aktif bersenggama, periodenya lama. Reratanya sekitar 24 menit.
Tapi tidak semua warga demikian. Durex belum melansir alasan detail, bagaimana masyarakat negara kaya di Benua Afrika ini malah kurang aktif berhubungan badan.
Jepang
Sebetulnya bukan kejutan bila Jepang ada di puncak daftar negara yang warganya malas berhubungan badan. Sejak lama isu ini sudah berembus ke dunia internasional.
Resesi Jepang selama dua dekade terakhir juga dipicu oleh semakin berkurangnya penduduk usia muda. Lagi-lagi karena lebih banyak warga pilih menjomblo. Mending kalau cuma tidak punya pacar, lha ini juga ogah melakukan seks.
Setahun rata-rata lahir 250 ribu bayi dari populasi 35 juta orang. Namun di Ibu Kota London, Inggris kelahiran mencapai 135 ribu per tahun padahal populasinya hanya 8,3 juta orang.
Data Durex menunjukkan 20 persen lelaki Jepang rentang usia 25-29 tahun mengaku tidak tertarik dengan segala hal berbau seks.
Dalam arsip berita Daily Mail tak sedikit warga Jepang memilih menjalin hubungan dengan boneka daripada manusia lantaran ogah menemukan kekacauan, konflik, masalah yang biasa terjadi antara suami-istri.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembaga konsultasi Ipsos menggelar survei terhadap 31 negara.
Baca SelengkapnyaKebiasaan duduk terlalu lama atau gaya hidup sedentari juga dapat memiliki dampak negatif pada hubungan seksual baik pada pria maupun wanita.
Baca SelengkapnyaAdik dari Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkap fenomena Gen Z dan millenial yang enggan punya anak.
Baca SelengkapnyaKrisis demografi di kedua negara ini semakin diperburuk oleh tingkat kelahiran yang sangat rendah.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaDalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis
Baca SelengkapnyaAngka pernikahan di China pun terus mengalami penurunan sejak tahun 2014.
Baca SelengkapnyaInsentif yang diberikan pemerintah, tak membuat warga China mau memiliki anak.
Baca SelengkapnyaKurangnya hubungan seks dalam kehidupan pernikahan tidak hanya mempengaruhi keintiman pasangan, tapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik & mental.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan warga Korea Selatan enggan menikah dan memiliki anak.
Baca Selengkapnya8 Persen wanita dari data SUSESNAS 2022 mengaku childfree, ketahui dampaknya bagi negara.
Baca Selengkapnya