80 Lebih Warga Sipil di Ethiopia Tewas Dibantai, Termasuk Anak Dua Tahun
Merdeka.com - Lebih dari 80 warga sipil di Ethiopia barat, termasuk seorang anak berusia dua tahun, dibunuh dalam serangan terbaru, menurut Komisi HAM Ethiopia (EHRC).
Juru bicara dan penasihat senior EHRC, Aaron Maasho, menyampaikan kepada Aljazeera, pembantaian itu terjadi pada Selasa (12/1) antara pukul 05.00-07.00 di wilayah Benishangul-Gumuz, yang merupakan perbatasan Sudan dan Sudan Selatan.
"Kami menerima informasi bahwa lebih dari 80 orang meninggal yang usianya berkisar dari 2 tahun sampai 45 tahun," jelasnya dari ibu kota negara, Addis Ababa, dikutip dari Aljazeera, Kamis (14/1).
-
Siapa saja yang tewas dalam serangan gerilyawan Indonesia? Letnan Satu Will Schumler dan Wilhelm Jens tewas saat diserang gerilyawan Indonesia di Bogor.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab dan belum ada informasi terkait identitas para penyerang.
"Kami bisa mengonfirmasi bahwa pelaku serangan belum ditangkap pihak berwenang," ujarnya.
Serangan terjadi di wilayah yang disebut Daletti, di zona Metekel, Benishangul-Gumuz, yang kerap dilanda kekerasan dalam beberapa bulan terakhir yang membuat ratusan orang meninggal.
Pada 23 Desember 2020, sebanyak 207 orang tewas hanya dalam satu serangan.
Maasho mengatakan ribuan orang telantar karena kekerasan yang terus menerus di Metekel.
"Kami menyerukan pada pemerintah federal dan regional untuk memperkuat koordinasi dan tindakan, termasuk di tingkat distrik, untuk mencegah serangan yang sama terhadap warga sipil," jelasnya.
'Mereka Membakar Rumahku'
Perdana Menteri Etiopia, Abiy Ahmed telah berupaya menegakkan ketertiban di Metekel atau menjelaskan apa yang mendorong kekerasan. Desember lalu, dia mengunjungi daerah itu dan memberdayakan pos komando untuk bertanggung jawab atas keamanan di wilayah itu.
Politikus oposisi menggambarkan kekerasan di Metekel bermotif etnis, menuduh gerakan yang ditargetkan oleh kelompok bersenjata etnis Gumuz terhadap anggota kelompok etnis lain di daerah itu, termasuk Amhara, kelompok terbesar kedua di Ethiopia.
Pada Rabu, salah satu penyintas serangan, Ahmed Yimam, mengatakan kepada AFP, dia menghitung ada 82 jasad dan 22 orang terluka.
"Serangan paling banyak dilakukan dengan pisau walaupun ada juga yang menggunakan panah dan senjata api," ujarnya.
Kepada Reuters melalui telepon, Worke Ahmed (60) mengatakan para pria yang terlibat dalam serangan Selasa bersenjata dan dia melihat lebih dari 100 orang pelaku. Beberapa memakai seragam tapi dia tak bisa mengenalinya.
"Mereka membakar rumahku dan rumah saudaraku, dengan 200 ternak dan 11 kambing di dalamnya," ujarnya.
Negara terpadat kedua di Afrika ini bergulat dengan kekerasan mematikan yang sering terjadi sejak PM Abiy menjabat pada 2018 dan mempercepat reformasi demokrasi yang melonggarkan cengkeraman negara pada persaingan regional.
Pemilu yang dijadwalkan tahun ini semakin mengobarkan ketegangan atas tanah, kekuasaan, dan sumber daya.
Di bagian lain negara itu, militer Ethiopia telah memerangi pemberontak di wilayah Tigray utara selama lebih dari dua bulan, dalam konflik yang telah menyebabkan sekitar 1 juta orang mengungsi.
Pengerahan pasukan federal di sana menimbulkan kekhawatiran akan kekosongan keamanan di wilayah bergolak lainnya.
Ethiopia juga mengalami kerusuhan di wilayah Oromia dan menghadapi ancaman keamanan jangka panjang dari pejuang Somalia di sepanjang perbatasan timur.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Shabat, yang berusia 4 tahun, harus menderita karena kehilangan kedua orang tuanya dan kedua kakinya setelah terkena serangan Israel sebanyak dua kali.
Baca SelengkapnyaViral Video Dua Bocah Palestina Ditembak Mati Sniper Israel di Tepi Barat
Baca SelengkapnyaKapolres Bitung AKBP, Tommy Bambang Souissa menegaskan, bentrokan tersebut tidak terkait dengan Palestina dan Israel.
Baca SelengkapnyaPascabentrokkan, tujuh pelaku berhasil ditangkap dengan masing-masing perannya.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut kondisi Kota Bitung saat ini aman dan terkendali.
Baca SelengkapnyaAkibat serangan brutal tersebut, bayi berusia 18 bulan menjadi korban tewas dengan cara mengenaskan.
Baca SelengkapnyaSerangan udara Israel ke sebuah sekolah di Kota Gaza dua hari lalu menewaskan hampir 100 warga Palestina sampai mayat mereka tercerai-berai.
Baca SelengkapnyaRekaman yang beredar online menunjukkan serangan terhadap korban yang diidentifikasi sebagai Aya Abu Hajjaj.
Baca SelengkapnyaLembaga HAM yang berbasis di Jenewa, Swiss, menyatakan Israel membunuh 17.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKIsah pembantaian masyarakat Aceh oleh penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaSebagian besar korban ditembak di kepala dan torso, dengan peluru tajam.
Baca SelengkapnyaTentara Israel bunuh bayi berusia 8 bulan lewat serangan udara ke Khan Younis di Gaza.
Baca Selengkapnya