Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Abaikan Hak Paten, Bangladesh Segera Produksi Obat Covid-19 Remdesivir

Abaikan Hak Paten, Bangladesh Segera Produksi Obat Covid-19 Remdesivir penelitian vaksin corona di as. ©2020 REUTERS/Bing Guan

Merdeka.com - Salah satu produsen obat terbesar di Bangladesh, Beximco Pharmaceuticals, akan memulai produksi remdesivir, obat virus corona. Seorang eksekutif senior perusahaan itu mengatakan produksi akan dimulai bulan ini.

Remdesivir, obat yang dikembangkan oleh Gilead Sciences, telah menarik perhatian sebagai salah satu perawatan yang paling menjanjikan untuk Covid-19.

FDA Amerika Serikat telah memberikan otorisasi penggunaan darurat pekan lalu, membuka jalan untuk penggunaannya yang lebih luas di rumah sakit, setelah Gilead memberikan data yang menunjukkan obat itu telah membantu Covid-19 pasien.

Orang lain juga bertanya?

Perusahaan berencana menetapkan harga obat, yang diberikan melalui infus intravena, di antara 5.000-6.000 Takas per botol atau setara USD59 - USD71 per botol, kata Chief Operating Officer Beximco, Rabbur Reza kepada Reuters seperti dikutip Rabu (6/5).

Diperkirakan, setiap pasien yang menjalani perawatan membutuhkan 5 hingga 11 botol. "Kami hanya akan tahu persis berapa yang dibutuhkan pasien setelah studi selesai. Kami berharap pemerintah Bangladesh akan mencoba untuk menutupi sebagian dari harga obat itu," kata Reza.

Dengan kebutuhan 5-11 botol per pasien, harga remdesivir yang diproduksi Beximco ini menunjukkan, paket pengobatan remdesivir dapat berharga antara USD295 dan USD781 per pasien, tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Sementara itu, Gilead Sciences telah menyumbangkan produksi batch awal 1,5 juta botol untuk membantu pasien di Amerika Serikat, tetapi belum mengumumkan harganya.

Institute for Clinical and Economic Review (ICER), yang menilai keefektifan obat untuk menentukan harga yang sesuai, menetapkan biaya untuk memproduksi remdesivir selama 10 hari pada USD10, tetapi menyarankan harga bisa naik menjadi USD4.500 berdasarkan manfaat yang ditunjukkan oleh pasien dalam uji klinis.

Tidak Melanggar Paten

Rencana Beximco Pharmaceuticals memproduksi remdesivir ini mendapat pengecualian dalam hak paten. Secara teori, paten Gilead tentang remdesivir berarti ia memiliki hak eksklusif untuk membuatnya.

Tetapi aturan perdagangan internasional memungkinkan negara-negara yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai negara-negara berkembang, termasuk Bangladesh, untuk mengabaikan paten semacam itu dan membuat obat-obatan lebih terjangkau di pasar-pasar tersebut.

Bangladesh akan diizinkan untuk mengekspor obat ke negara-negara berkembang lainnya. Beberapa negara Eropa juga telah menulis surat kepada Beximco yang ingin mendapatkan obat itu. Namun Reza enggan menyebutkan nama negara-negara tersebut.

"Kita bisa meminta persetujuan dari pemerintah untuk mengekspornya untuk keadaan darurat. Tapi kita harus bisa memasok ke warga Bangladesh terlebih dahulu, itu nomor satu untuk kita," tegasnya.

Bangladesh sejauh ini melaporkan 10.929 kasus dan 183 kematian akibat penyakit itu, meskipun beberapa ahli mengatakan jumlah kasus bisa jauh lebih tinggi mengingat tes terbatas di negara itu.

Ampuhkah Remdesivir?

Remdesivir sebelumnya dikembangkan untuk mengobati virus Ebola dan tidak berhasil. Potensinya untuk membantu pasien Covid-19 didasarkan pada kemampuan untuk menonaktifkan mekanisme yang digunakan virus tertentu, termasuk virus corona, menggandakan diri dan berpotensi membanjiri sistem kekebalan inang mereka.

Data dari percobaan oleh National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat menunjukkan remdesivir mengurangi rawat inap hingga 31% dibandingkan dengan pengobatan plasebo, tetapi tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup.

Beximco mengharapkan untuk menerima persetujuan pemasaran untuk remdesivir dari otoritas Bangladesh pada pertengahan Mei, setelah itu mereka berencana untuk meluncurkan jumlah komersial untuk didistribusikan melalui pemerintah, Reza mengatakan kepada Reuters.

"Kami akan memproduksi obat ini tergantung pada seberapa banyak yang dibutuhkan pemerintah Bangladesh," katanya, seraya menambahkan para pejabat memeriksa jumlah yang dibutuhkan oleh rumah sakit domestik.

Reza mengatakan sebuah perusahaan Cina menyediakan bahan-bahan farmasi aktif yang diperlukan untuk membuat obat. Kesepakatan pasokan itu akan memungkinkan untuk membuat hingga 100.000 unit obat, katanya.

Berbasis di Dhaka, Beximco Pharma mengekspor obat generik ke sekitar 50 negara dari Amerika Serikat ke Afrika Selatan dan membuat semuanya dari obat generik biasa hingga molekul kompleks.

Tujuh perusahaan farmasi Bangladesh lainnya termasuk Square Pharmaceuticals dan Beacon Pharmaceutical telah menerima persetujuan pemerintah untuk mengembangkan obat itu, kata pejabat regulasi obat Bangladesh Mohammad Salahuddin.

"Untuk saat ini, kami tidak akan mengizinkan perusahaan untuk mengekspor remdesivir. Pertama, mereka harus memenuhi permintaan lokal, maka kita dapat mempertimbangkannya," katanya kepada Reuters.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar

Pemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.

Baca Selengkapnya
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
PT Biofarma Minta Suntikan Dana Segar Rp2,21 Triliun di Tahun 2025, Buat Apa?
PT Biofarma Minta Suntikan Dana Segar Rp2,21 Triliun di Tahun 2025, Buat Apa?

Biofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.

Baca Selengkapnya
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin

Sepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.

Baca Selengkapnya
ASEAN BAC Optimis UU Kesehatan Dorong Investasi dan Pengembangan Obat Hepatitis
ASEAN BAC Optimis UU Kesehatan Dorong Investasi dan Pengembangan Obat Hepatitis

UU Kesehatan diyakini bakal mendorong investasi dan pengembangan obat termasuk untuk hepatitis.

Baca Selengkapnya
Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?
Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?

Ini merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC
Jokowi Minta Menkes Siapkan Tempat Karantina Khusus Penderita TBC

Penyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Polres Kampar & BPOM RI Bongkar Agen Pabrik Obat Berbahan Ilegal
Polres Kampar & BPOM RI Bongkar Agen Pabrik Obat Berbahan Ilegal

Obat-obat tersebut diproduksi di sebuah kontrakan, Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar. Dalam sebulan, ada 4.800 botol yang dijual.

Baca Selengkapnya
"Revolutionary Medical Breakthroughs in 2023: Tackling Countless Diseases with Impactful Discoveries!"

Sejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Biofarmasi Indonesia Ini Perluas Kapasitas Produksi & Siap Ekspor Penuhi Kebutuhan Internasional
Perusahaan Biofarmasi Indonesia Ini Perluas Kapasitas Produksi & Siap Ekspor Penuhi Kebutuhan Internasional

Hal tersebut sesuai dengan arahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengunjungi fasilitas produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Bahan Baku Obat Masih Impor, Anies: Kita Berencana Tambah Produsen BBO dari Industri Dalam Negeri
Bahan Baku Obat Masih Impor, Anies: Kita Berencana Tambah Produsen BBO dari Industri Dalam Negeri

"Kita berencana menambah produsen komponen BBO yang berasal dari industri dalam negeri, karena saat ini kita masih bergantung pada import," kata Anies

Baca Selengkapnya