Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Afrika Selatan Deteksi Varian Baru Virus Corona

Afrika Selatan Deteksi Varian Baru Virus Corona Ilustrasi virus corona. ©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Para ilmuwan Afrika Selatan telah mendeteksi varian baru virus corona dengan sejumlah mutasi tapi belum menetapkan apakah varian ini lebih menular atau bisa mengalahkan imunitas yang dihasilkan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.

Varian baru ini dikenal sebagai C.1.2, pertama kali terdeteksi pada Mei dan sekarang menyebar ke sebagian besar provinsi Afrika Selatan dan ke tujuh negara lainnya di Afrika, Eropa, Asia, dan Oseania, menurut penelitian.

Dilansir Reuters, Selasa (31/8), varian baru ini mengandung banyak mutasi yang terkait dengan varian lain dengan peningkatan penularan dan penurunan sensitivitas terhadap antibodi penetralisir, tetapi mereka terjadi dalam campuran yang berbeda dan para ilmuwan belum yakin bagaimana mereka mempengaruhi perilaku virus. Tes laboratorium sedang dilakukan untuk menentukan seberapa baik varian dinetralkan oleh antibodi.

Afrika Selatan adalah negara pertama yang mendeteksi varian Beta, salah satu dari empat varian virus corona yang ditetapkan sebagai “variant of concern” oleh WHO.Beta diyakini menyebar lebih mudah daripada virus corona versi asli yang menyebabkan Covid-19, dan ada bukti vaksin kurang efektif melawan varian ini, membuat beberapa negara membatasi perjalanan dari dan ke Afrika Selatan.

Richard Lessells, seorang spesialis penyakit menular dan salah satu penulis penelitian C.1.2, mengatakan kemunculan varian baru ini menginformasikan kepada kita "pandemi ini masih jauh dari selesai dan virus ini masih mencari cara untuk berpotensi menjadi lebih baik dalam menginfeksi kita".

Dia mengatakan orang tidak boleh terlalu khawatir pada tahap ini dan varian dengan lebih banyak mutasi pasti akan muncul lebih jauh saat pandemi.

Data pengurutan genom dari Afrika Selatan menunjukkan varian C.1.2 masih jauh dari menggantikan varian Delta yang dominan pada bulan Juli, bulan terakhir di mana sejumlah besar sampel tersedia.

Pada Juli, C.1.2 menyumbang 3 persen dari sampel versus 1 persen pada Juni, sedangkan Delta menyumbang 67 persen pada Juni dan 89 persen pada Juli.

Lessells mengatakan C.1.2 mungkin memiliki lebih banyak sifat bisa menghindari diri dari imunitas dibandingkan varian Delta, berdasarkan pola mutasinya. Dia juga mengatakan temuan itu telah dilaporkan ke WHO.

Seorang juru bicara departemen kesehatan Afrika Selatan menolak mengomentari penelitian tersebut.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Lonjakan Varian Baru Mpox atau Cacar Monyet Meluas, Penyebaran Virus Sudah ke Asia dan Eropa
FOTO: Lonjakan Varian Baru Mpox atau Cacar Monyet Meluas, Penyebaran Virus Sudah ke Asia dan Eropa

Selain dilaporkan dari Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, juga terdeteksi di Asia dan Eropa.

Baca Selengkapnya
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali

Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya