Ahli Sebut Tsunami Susulan Masih Mungkin Terjadi di Selat Sunda
Merdeka.com - Tsunami yang diakibatkan erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam pesisir Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus Sabtu kemarin.
Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat hingga kini 334 orang meninggal dunia akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu malam. Jumlah itu masih sementara dan ada kemungkinan bertambah.
Laporan dari lapangan yang diterima pada pukul 11.00 WIB menunjukkan 764 orang lainnya luka-luka, dan 61 orang hilang.
-
Apa penyebab kematian korban tsunami? Golitko dan timnya pergi ke tempat tengkorak ditemukan, di dekat lokasi yang dikenal sebagai Paniri Creek oleh Hossfeld, untuk menganalisis tanah di sana. Tujuannya untuk menemukan informasi penyebab tewasnya orang tersebut dan untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah geologi wilayah itu.
-
Siapa yang meninggal akibat Gempa Bantul? Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul.
-
Siapa yang menjadi korban tsunami Aceh? Dilaporkan, sekitar 132.000 orang meninggal dunia dan 37.000 lainnya dinyatakan hilang. Tragedi ini menjadi bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, sebagaimana dinyatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 27 Desember 2004.
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Siapa yang menjadi korban Gempa Besar Kanto? Korban jiwa terbesar disebabkan oleh pusaran api yang melanda Rikugun Honjo Hifukusho (sebelumnya Depot Pakaian Tentara) di pusat kota Tokyo, di mana sekitar 38.000 orang terbakar setelah berlindung di sana setelah gempa bumi.
-
Dimana kuburan massal Tsunami Aceh? Salah satunya adalah kuburan massal yang terletak di Ulee Lheue.
Sejumlah ahli menyatakan masih ada kemungkinan muncul tsunami susulan di Selat Sunda. Ketika aktivitas vulkanik berlanjut, kemungkinan tsunami lain tidak dapat diabaikan.
"Kemungkinan tsunami lebih lanjut di Selat Sunda akan tetap tinggi ketika gunung berapi Anak Krakatau sedang melalui fase aktif saat ini karena mungkin bisa memicu longsor lebih lanjut," kata Richard Teeuw dari University of Portsmouth di Inggris, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (24/12).
Jacques-Marie Bardintzeff di University of Paris-South juga memperingatkan bahwa "kita harus waspada saat ini karena gunung berapi itu tidak stabil".
Teeuw mengatakan bahwa survei sonar kini diperlukan untuk memetakan dasar laut di sekitar gunung berapi Anak Krakatau, tetapi "sayangnya survei kapal selam biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diorganisir dan dilaksanakan," tambahnya.
Tsunami dahsyat yang disebabkan oleh letusan gunung berapi jarang terjadi; salah satu yang paling terkenal (dan mematikan) disebabkan oleh letusan Krakatau pada tahun 1883.
"Tsunami yang melanda pesisir selatan Sumatra dan Jawa barat pada hari Sabtu tampaknya disebabkan oleh longsor bawah air dari bagian Anak Krakatau," kata David Rothery dari Universitas Terbuka di Inggris.
Anak Krakatau adalah pulau baru yang muncul sekitar tahun 1928 di kawah yang ditinggalkan oleh induknya, Krakatau yang letusannya mahadahsyat pada 1883 dan menewaskan sedikitnya 36.000 orang.
Gunung berapi ini tercatat aktif sejak Juni, kata Jacques-Marie Bardintzeff di University of Paris-South.
Mengapa Sangat Mematikan?
Anak Krakatau, yang terletak di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra berada di dekat dengan zona padat penduduk.
Ketika terjadi tsunami yang relatif kecil, Teeuw mengatakan: "Ombak semacam itu - sarat dengan puing - dapat mematikan bagi masyarakat pesisir, terutama jika tak ada peringatan."
Simon Boxall dari Southampton University menambahkan bahwa wilayah itu juga berada dalam gelombang musim semi, "dan akan terlihat bahwa gelombang menghantam beberapa wilayah pantai pada titik tertinggi dari gelombang tinggi ini, memperburuk kerusakan yang terjadi."
Tsunami yang melanda pada hari Sabtu adalah yang ketiga melanda Indonesia dalam enam bulan.
Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dan terletak di jalur "Cincin Api" Samudra Pasifik yang sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Reporter: Tanti Yulianingsih
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah itu pada Sabtu (11/5) malam, sehingga membawa material bebatuan besar serta ranting kayu.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan masa tanggap darurat bencana bertujuan untuk mengupayakan semua pengungsi bisa kembali beraktivitas.
Baca SelengkapnyaHingga kini masih banyak warga yang masih bertahan di tenda pengungsian.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaTim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaUntuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaDari catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, gempa bumi susulan Bawean sudah mencapai 229 kali.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaTim SAR Temukan Anak Korban Banjir Bandang di Luwu, Satu Orang Masih Pencarian
Baca SelengkapnyaJumat (30/6) malam, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa yang tidak berpotensi tsunami tapi harus tetap diwaspadai.
Baca Selengkapnya