Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ahli Sebut Tsunami Susulan Masih Mungkin Terjadi di Selat Sunda

Ahli Sebut Tsunami Susulan Masih Mungkin Terjadi di Selat Sunda Warga Kampung Sumur Pesisir kembali ke rumah. ©2018 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Tsunami yang diakibatkan erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam pesisir Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus Sabtu kemarin.

Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat hingga kini 334 orang meninggal dunia akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu malam. Jumlah itu masih sementara dan ada kemungkinan bertambah.

Laporan dari lapangan yang diterima pada pukul 11.00 WIB menunjukkan 764 orang lainnya luka-luka, dan 61 orang hilang.

Sejumlah ahli menyatakan masih ada kemungkinan muncul tsunami susulan di Selat Sunda. Ketika aktivitas vulkanik berlanjut, kemungkinan tsunami lain tidak dapat diabaikan.

"Kemungkinan tsunami lebih lanjut di Selat Sunda akan tetap tinggi ketika gunung berapi Anak Krakatau sedang melalui fase aktif saat ini karena mungkin bisa memicu longsor lebih lanjut," kata Richard Teeuw dari University of Portsmouth di Inggris, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (24/12).

Jacques-Marie Bardintzeff di University of Paris-South juga memperingatkan bahwa "kita harus waspada saat ini karena gunung berapi itu tidak stabil".

Teeuw mengatakan bahwa survei sonar kini diperlukan untuk memetakan dasar laut di sekitar gunung berapi Anak Krakatau, tetapi "sayangnya survei kapal selam biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diorganisir dan dilaksanakan," tambahnya.

Tsunami dahsyat yang disebabkan oleh letusan gunung berapi jarang terjadi; salah satu yang paling terkenal (dan mematikan) disebabkan oleh letusan Krakatau pada tahun 1883.

"Tsunami yang melanda pesisir selatan Sumatra dan Jawa barat pada hari Sabtu tampaknya disebabkan oleh longsor bawah air dari bagian Anak Krakatau," kata David Rothery dari Universitas Terbuka di Inggris.

Anak Krakatau adalah pulau baru yang muncul sekitar tahun 1928 di kawah yang ditinggalkan oleh induknya, Krakatau yang letusannya mahadahsyat pada 1883 dan menewaskan sedikitnya 36.000 orang.

Gunung berapi ini tercatat aktif sejak Juni, kata Jacques-Marie Bardintzeff di University of Paris-South.

Mengapa Sangat Mematikan?

Anak Krakatau, yang terletak di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra berada di dekat dengan zona padat penduduk.

Ketika terjadi tsunami yang relatif kecil, Teeuw mengatakan: "Ombak semacam itu - sarat dengan puing - dapat mematikan bagi masyarakat pesisir, terutama jika tak ada peringatan."

Simon Boxall dari Southampton University menambahkan bahwa wilayah itu juga berada dalam gelombang musim semi, "dan akan terlihat bahwa gelombang menghantam beberapa wilayah pantai pada titik tertinggi dari gelombang tinggi ini, memperburuk kerusakan yang terjadi."

Tsunami yang melanda pada hari Sabtu adalah yang ketiga melanda Indonesia dalam enam bulan.

Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dan terletak di jalur "Cincin Api" Samudra Pasifik yang sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Reporter: Tanti Yulianingsih

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bertambah Lagi, Korban Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Lahar Dingin di Sumbar Jadi 37 Orang
Bertambah Lagi, Korban Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Lahar Dingin di Sumbar Jadi 37 Orang

Banjir tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah itu pada Sabtu (11/5) malam, sehingga membawa material bebatuan besar serta ranting kayu.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Masih Bertahan, Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang di Sumbar Diperpanjang
Pengungsi Masih Bertahan, Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang di Sumbar Diperpanjang

Perpanjangan masa tanggap darurat bencana bertujuan untuk mengupayakan semua pengungsi bisa kembali beraktivitas.

Baca Selengkapnya
Sepekan Masa Tanggap Darurat Bencana, 12 Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar Masih Belum Ditemukan
Sepekan Masa Tanggap Darurat Bencana, 12 Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar Masih Belum Ditemukan

Hingga kini masih banyak warga yang masih bertahan di tenda pengungsian.

Baca Selengkapnya
21.000 KK Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp157 Miliar
21.000 KK Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp157 Miliar

Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.

Baca Selengkapnya
16 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Pesisir Selatan Ditemukan Meninggal Dunia
16 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Pesisir Selatan Ditemukan Meninggal Dunia

Tim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.

Baca Selengkapnya
Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, Total 25 Meninggal dan 4 Dalam Pencarian
Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, Total 25 Meninggal dan 4 Dalam Pencarian

Total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.

Baca Selengkapnya
Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, 24 Meninggal Dunia dan Lima Masih Dicari Tim SAR
Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, 24 Meninggal Dunia dan Lima Masih Dicari Tim SAR

Untuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).

Baca Selengkapnya
Update! Gempa Susulan di Bawean Capai 229 Kali, 8 Getaran Masih Dirasakan
Update! Gempa Susulan di Bawean Capai 229 Kali, 8 Getaran Masih Dirasakan

Dari catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, gempa bumi susulan Bawean sudah mencapai 229 kali.

Baca Selengkapnya
Dihantui Gempa Susulan, Warga Bawean Takut Tinggal di Rumah
Dihantui Gempa Susulan, Warga Bawean Takut Tinggal di Rumah

Warga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.

Baca Selengkapnya
Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat
Kapal Nelayan Asal Rembang Bermuatan 16 ABK Tenggelam di Karimunjawa, Begini Kesaksian Korban Selamat

Seorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan

Baca Selengkapnya
Tim SAR Temukan Anak Korban Banjir Bandang di Luwu, Satu Orang Masih Pencarian
Tim SAR Temukan Anak Korban Banjir Bandang di Luwu, Satu Orang Masih Pencarian

Tim SAR Temukan Anak Korban Banjir Bandang di Luwu, Satu Orang Masih Pencarian

Baca Selengkapnya
Fakta di Balik Gempa M 6,4 yang Guncang Bantul, Alarm Megathrust?
Fakta di Balik Gempa M 6,4 yang Guncang Bantul, Alarm Megathrust?

Jumat (30/6) malam, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa yang tidak berpotensi tsunami tapi harus tetap diwaspadai.

Baca Selengkapnya