AL China tiba di Yaman selamatkan warganya, lebih cepat dari TNI
Merdeka.com - Angkatan Laut China bergerak lebih cepat dibanding beberapa negara lain dalam menyelamatkan warga negaranya yang terjebak di Yaman. Sejak kemarin (30/3), tiga kapal perang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah bersandar di Pelabuhan al-Hodayda, sebelah Barat Yaman untuk evakuasi.
Dua kapal jenis frigat dan satu kapal logistik ini adalah satu-satunya unit tempur asing yang bisa merapat ke wilayah tengah dilanda perang saudara itu sebulan terakhir, seperti dilansir Stasiun Televisi CCTV News, Selasa (31/3).
"Dengan bantuan Angkatan Laut, pemerintah mengevakuasi 449 warga negara China yang kini berada di Yaman," tulis pernyataan pers Kementerian Luar Negeri China.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Di mana alat militer China ditemukan? Detail dari teknologi baru ini dipublikasikan oleh ilmuwan Yang Kai, seorang profesor dari Fakultas Informasi dan Elektronik Institut Teknologi Beijing dan timnya dalam jurnal Radio Communications Technology pada 17 Januari.
-
Apa yang di serahkan ke TNI? Kementerian Pertahanan sendiri sebelumnya memang telah memesan lima unit C-130J Super Hercules.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Apa yang dilakukan 4 Bintara? Empat Bintara muda itu baru saja dilantik menjadi polisi kendati tak disaksikan kedua orangtua.
Para penduduk Tiongkok itu akan transit sementara di Djibouti, Afrika, yang posisinya tidak jauh dari Teluk Aden Yaman. Baru kemudian, rombongan bertolak ke Beijing. "Ini adalah pertama kalinya kapal perang kami melakukan misi penyalamatan di negara lain," kata Kepala Litbang Maritim Angkatan Laut PLA, Zhang Junshe.
Sebelumnya, baru Amerika Serikat yang mengerahkan kapal perang USS Iwo Jima untuk menyelamatkan personil kedutaan mereka dari Ibu Kota Sanaa. Namun operasi tersebut berlangsung Februari lalu, sebelum situasi keamanan memburuk karena Liga Arab menyerbu pemberontak Syiah Houthi.
Dari informasi diperoleh merdeka.com, banyak negara yang kini kesulitan mengevakuasi warganya dari Yaman. Staf kedutaan Pakistan, bersama beberapa puluh warganya, terpaksa menerobos perbatasan Arab Saudi, setelah melarikan diri lewat jalur darat.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, kemarin meminta tolong Saudi agar mengeluarkan 4.000 warganya dari wilayah konflik. Akses udara sampai sekarang ditutup.
Pemerintah Indonesia mengaku kesulitan menggelar evakuasi WNI yang bekerja atau sedang belajar agama di Yaman.
Total WNI yang berada di Yaman hingga saat ini ada 4.159 orang, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 2.626 orang, dan pekerja profesional di bidang minyak dan gas ada 1.488 orang.
"Pemulangan WNI tidak bisa dipercepat lantaran bandara ditutup, namun kita usahakan secepatnya mengeluarkan WNI dari Yaman," kata juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir kemarin.
Dia menjelaskan, sebenarnya sejak kemarin bandara dibuka, namun sangat terbatas jadwal penerbangan dan pesawat yang bisa terbang.
"Ada opsi lain seperti lewat darat, lewat perbatasan. Kita juga melihat kemungkinan lain dengan opsi lewat laut," imbuhnya.
Situasi semakin repot karena ada info 23 WNI ditahan pemberontak Houthi sejak akhir pekan lalu. Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku sudah menerima kabar tersebut dari Kementerian Luar Negeri.
"Saya sudah perintahkan ke setiap jajaran, untuk melakukan penyelamatan," kata Jenderal Moeldoko.
Namun saat ini, baru beberapa personil TNI yang diterbangkan ke Yaman. Sehingga evakuasi WNI masih belum bisa berjalan cepat.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Militer Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaPara pelaku adalah nelayan yang semula diminta seseorang melakukan perjalanan mengangkut ikan.
Baca SelengkapnyaEmpat batalyon itu terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni, dan Batalyon Perbekalan.
Baca SelengkapnyaBasarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaVideo mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca SelengkapnyaKapal patroli Indonesia berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara
Baca SelengkapnyaTNI Angkatan Udara (AU) melaksanakan Operasi Mata Elang 23 untuk memantau keberadaan kapal pengungsi Rohingya di perairan laut Aceh.
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca SelengkapnyaKorban TPPO diserahkan ke Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI).
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca Selengkapnya