Alibaba, Tiktok Serahkan Data Algoritma ke Pemerintah China
Merdeka.com - Perusahaan-perusahaan teknologi besar China, seperti Alibaba dan Tiktok, menyerahkan data algoritmanya kepada pemerintah. Langkah ini dilakukan melalui kerja sama pemerintah dan perusahaan-perusahaan tersebut sebagai upaya untuk mengekang penyalahgunaan data.
Terdapat perbedaan dari data algoritma yang diserahkan oleh perusahaan Taobao milik Alibaba dan Douyin (Tiktok versi China). Bagi Taobao, penyerahan data algoritma kepada pemerintah adalah melalui “rekomendasi produk atau layanan kepada pengguna melalui jejak digital dan data pencarian historis mereka”.
Sedangkan bagi Douyin, data algoritma yang diserahkan kepada pemerintah RRT adalah melalui “minat pengguna dari apa yang mereka klik, komentari, suka atau tidak suka”.
-
Apa tujuan serangan siber menurut China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
-
Siapa yang menggunakan internet di China? Hampir 3 dari 4 orang (74,36%) di China menggunakan internet.
-
Bagaimana cara Pemerintah China menyamarkan Piramida? Pemerintah bahkan telah menanam pohon di piramida tersebut untuk menyamarkan keberadaannya.
-
Bagaimana polisi China membantu pedagang? Meski berniat menggusur, namun sang polisi turut memberi solusi. Dia menyebut telah menyediakan tempat yang lebih aman bagi si penjual untuk menjajakan dagangan. 'Bapak, saya dapat tempat yang lebih aman. Di sana. Bapak juga bisa parkir kendaraan di sana,' lanjutnya.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
Dilansir BBC, Rabu (17/8), penyerahan data algoritma oleh perusahaan-perusahaan teknologi kepada pemerintah China ini diwarnai berbagai tanggapan. Beberapa pihak menyatakan penyerahan data ini merupakan upaya pemerintah China untuk dapat mengendalikan masyarakatnya hingga upaya pemerintah China agar teknologi mereka tidak jatuh ke tangan negara lain. Tujuan untuk mengekang penyalahgunaan data akhirnya hanya menjadi alasan umum.
Seperti yang diketahui, selama dua tahun belakangan ini, pemerintah China gencar mengendalikan sektor teknologinya. Pemerintah Negeri Tirai Bambu pun sering melakukan tindakan-tindakan untuk dapat mengendalikan penduduknya dengan tujuan agar mereka hanya dapat mengakses informasi atau konten yang pemerintah China inginkan saja.Hal ini dikarenakan China adalah negara dengan pengguna internet terbesar di dunia dan pemerintah pun tidak ingin agar penduduk mereka dipengaruhi oleh hal-hal asing.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaNegara-negara ini bahkan menolak kehadiran TikTok di wilayahnya. TikTok dianggap mengancam kedaulatan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara di Asia Tenggara mulai menyorot gaya berbisnis TikTok.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Baca SelengkapnyaDPR AS akan mengambil sikap terkait aturan yang memaksa Bytedance, menjual kepemilikan Tiktok kepada pemilik di luar China jika masih ingin beroperasi.
Baca SelengkapnyaTikTok sempat mengalami kesulitan untuk terhubung langsung dengan konsumen, karena dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaAhli menyebut ada potensi indoktrinisasi dari China yang terjadi di konten-konten TikTok.
Baca Selengkapnya