Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aliran uang ke rekening PM Najib Razak lebih dari USD 1 miliar

Aliran uang ke rekening PM Najib Razak lebih dari USD 1 miliar PM Malaysia Najib Razak. ©2015 Merdeka.com/AFP/Saeed Khan

Merdeka.com - Skandal membelit Perdana Menteri malaysia, Najib Razak, belum tuntas. Surat kabar the Wall Street Journal kemarin menurunkan laporan terbaru membuktikan adanya aliran dana ke rekening pribadi sang perdana menteri lebih dari temuan awal.

Tahun lalu Najib diperiksa Kejaksaan Malaysia karena ditemukan aliran dana USD 620 juta (setara Rp 8,42 triliun), yang diaku sumbangan politik Kerajaan Arab Saudi. Rupanya, dua sumber dari aparat hukum yang menyelidiki pengelolaan rekening Najib, mengatakan uang ke rekening sang pemimpin Negeri Jiran itu lebih besar dari temuan awal.

Setidaknya selama 2011-2013, Najib mendapat transfer dana senilai USD 1 miliar (setara Rp 13,3 triliun). Sumber lain yang dipakai oleh Wall Street Journal adalah penyelidik keuangan yang berbasis di luar negeri.

Channel News Asia melaporkan, Selasa (1/3), artikel terbaru Wall Street Journal itu berseberangan dengan kesimpulan Jaksa Agung Malaysia, Mohamed Apandi Ali, yang telah menyatakan Perdana Menteri Najib Razak bebas dari dakwaan korupsi awal tahun ini.

Sumber Wall Street Journal memastikan dana di rekening pribadi Najib tidak terkait sama sekali dengan hibah dana kampanye dari Saudi. Dia menyatakan uang itu berasal dari pengemplangan utang perusahaan negara 1MDB, yang ditransfer berkali-kali melalui skema rumit. Pada 2009, Najib pernah menjabat sebagai komisaris utama BUMN bermasalah tersebut.

Pemerintah Malaysia tahun lalu telah mengusir wartawan Wall Street Journal, serta menuntut manajemen koran itu karena memuat berita yang menyudutkan Najib. Media cetak dengan oplah terbanyak di AS ini dituding berkepentingan menjatuhkan Najib, sehingga dilarang terbit. Terkait artikel terbaru itu, kantor PM Malaysia maupun Kejaksaan Agung belum berkomentar.

Bersamaan dengan berita menyudutkan Najib kali ini, mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad, mundur dari Barisan Nasional (UMNO).

Mahathir menuding partai UMNO kini sepenuhnya dikuasai kroni-kroni Perdana Menteri Najib Razak. Mahathir beberapa waktu terakhir secara terbuka selalu mengkritik Najib karena dugaan skandal korupsi 1MDB.

"Saya tidak akan menyebut partai ini UMNO, lebih pantas disebut partai Najib. Saya malu menjadi bagian dari partai yang memiliki citra mendukung korupsi," kata Mahathir dalam jumpa pers di Kuala Lumpur kemarin sore.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Malaysia Potong Masa Tahanan Mantan PM Najib Razak dari 12 Jadi 6 Tahun Penjara karena Alasan Ini
Malaysia Potong Masa Tahanan Mantan PM Najib Razak dari 12 Jadi 6 Tahun Penjara karena Alasan Ini

Najib Razak terjerat skandal korupsi 1MDB yang menghebohkan Malaysia.

Baca Selengkapnya
Usut Aliran Uang Miliaran Rupiah dari SYL, KPK Buka Peluang Periksa Pengurus Nasdem
Usut Aliran Uang Miliaran Rupiah dari SYL, KPK Buka Peluang Periksa Pengurus Nasdem

KPK membuka peluang memeriksa pengurus DPP Partai Nasdem untuk menelusuri aliran uang terkait dugaan korupsi di lingkungan Kementan.

Baca Selengkapnya
Panji Gumilang Punya Saldo Miliaran, Transaksi Triliunan Rupiah
Panji Gumilang Punya Saldo Miliaran, Transaksi Triliunan Rupiah

Rekening Panji Gumilang telah dibekukan oleh polisi. Dalam waktu dekat penyidik akan menerima data dari rekening itu.

Baca Selengkapnya
Eks Pejabat Pajak Rafael Alun Hadapi Sidang Tuntutan Hari Ini di PN Jakarta Pusat
Eks Pejabat Pajak Rafael Alun Hadapi Sidang Tuntutan Hari Ini di PN Jakarta Pusat

Rafael Alun juga didakwa mencuci uang ketika menjabat sebagai PNS pada Ditjen Pajak sejak 2011 hingga 2023..

Baca Selengkapnya
KPK Masih Periksa Intensif Syahrul Yasin Limpo Usai Penangkapan
KPK Masih Periksa Intensif Syahrul Yasin Limpo Usai Penangkapan

Syahrul Yasin Limpo ditangkap KPK di salah satu apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
Kejagung Bidik Hakim Nakal Terlibat Kasus Suap Eks Pejabat MA Zarof Ricar
Kejagung Bidik Hakim Nakal Terlibat Kasus Suap Eks Pejabat MA Zarof Ricar

Penyidik Kejagung berharap tersangka Zarof Ricar dapat bersikap kooperatif dalam pengusutan kasus suap dan gratifikasi di lingkungan kehakiman.

Baca Selengkapnya
Kejagung Tunggu 'Nyanyian' Eks Pejabat MA Zarof Ricar Terkait Temuan Uang Nyaris Rp1 Triliun: Kalau Dia Bunyi Enak Kan
Kejagung Tunggu 'Nyanyian' Eks Pejabat MA Zarof Ricar Terkait Temuan Uang Nyaris Rp1 Triliun: Kalau Dia Bunyi Enak Kan

Kejagung menilai akan lebih mudah jika pada akhirnya Zarof akan 'bernyanyi' terkait temuan uang tersebut.

Baca Selengkapnya
Hakim Agung Nonaktif Gazalba Saleh Dituntut 15 Tahun Penjara Kasus TPPU
Hakim Agung Nonaktif Gazalba Saleh Dituntut 15 Tahun Penjara Kasus TPPU

Gazalba dikenakan pasal berlapis oleh Jaksa berupaya tindak pidana Gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Rafael Alun Trisambodo Tertunduk Saat Dituntut JPU KPK 14 Tahun Penjara
FOTO: Ekspresi Rafael Alun Trisambodo Tertunduk Saat Dituntut JPU KPK 14 Tahun Penjara

Selain dituntut 14 tahun penjara, Rafael Alun juga dituntut denda sebesar Rp 1 miliar subsider pidana kurungan pengganti selama 6 bulan.

Baca Selengkapnya
NasDem Akui Terima Uang dari Syahrul Yasin Limpo Sebesar Rp20 Juta
NasDem Akui Terima Uang dari Syahrul Yasin Limpo Sebesar Rp20 Juta

NasDem mengaku tidak mengetahui asal usul uang dari Syahrul Yasin Limpo tersebut.

Baca Selengkapnya
Polisi Gandeng PPATK Dalami Pencucian Uang Panji Gumilang
Polisi Gandeng PPATK Dalami Pencucian Uang Panji Gumilang

Panji Gumilang memiliki sebanyak 256 rekening dengan enam identitas.

Baca Selengkapnya
Pencucian Uang Hasil Korupsi Rafael Alun Ternyata Capai Ratusan Miliar, Ini Rinciannya
Pencucian Uang Hasil Korupsi Rafael Alun Ternyata Capai Ratusan Miliar, Ini Rinciannya

Rafael Alun mencuci uang hasil korupsi dilakukan sejak 2002-2023

Baca Selengkapnya