Amerika larang Afghanistan selidiki pembantaian warga sipil
Merdeka.com - Amerika Serikat menolak dinas intelijen Afghanistan hendak menyelidiki kasus pembunuhan sekelompok warga sipil diduga dilakukan tentara Negara Adidaya itu. Dokumen itu dilansir oleh kantor berita Reuters.
Surat kabar the Huffington Post melaporkan, Selasa (12/11), Afghanistan mendapatkan bukti 17 orang hilang setelah ditahan dalam penggerebekan oleh tentara Amerika di Provinsi Wardak antara Oktober tahun lalu, hingga Februari 2013. Sekitar 10 orang telah ditemukan meninggal dan dikubur dangkal letaknya hanya beberapa ratus meter dari pangkalan militer Amerika di Afghanistan.
Misteri kematian ini menambah ketegangan Amerika dan Afghanistan. Dalam laporan ditulis oleh badan intelijen direktorat keamanan nasional Afghanistan (NDS) mereka telah meminta akses pada Amerika menyelidiki pangkalan militer baret hijau bersama empat penerjemah salah satunya Zakeri Kandahari menjadi saksi pembunuhan itu, namun ditolak.
-
Siapa yang dituduh terlibat kejahatan perang? Surat perintah tersebut menuduh Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant terlibat secara langsung dalam kejahatan perang, termasuk menggunakan kelaparan sebagai senjata, melakukan pembunuhan massal, serta tindakan tidak manusiawi lainnya.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Siapa anggota Paspampres yang terlibat? Dimana dari ketiga tersangka yang ditetapkan hanya ada Praka RM yang merupakan anggota Paspampres.
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
"Meski banyak permintaan NDS namun Amerika tidak bekerja sama. Proses ini tidak akan pernah selesai," laporan diterbitkan 23 September itu menuliskan.
Para pejabat militer Amerika tidak bersedia berkomentar dan berkilah baret hijau tidak mengambil bagian dalam penculikan dan pembunuhan itu. Berdasarkan aturan saat ini pihak berwenang Afghanistan tidak bisa menjerat tentara Negeri Paman Sam itu lantaran mereka kebal hukum di bawah perjanjian militer internasional.
Organisasi hak asasi sejagat Human Rights watch telah meminta Amerika menyelidiki hal itu. Mereka menyerukan agar pihak militer Amerika tidak menutupi kasus tersebut. (mdk/din)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
500 laporan berasal dari berbagai sumber namun tak ada satu pun laporan yang ditindak.
Baca SelengkapnyaBelum Bertempur ke Gaza, Lima Tentara AS Sudah Keburu Tewas Saat Latihan
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) menetapkan tindakan Israel tersebut pelanggaran HAM berat.
Baca SelengkapnyaAS Tawarkan Israel Informasi Lokasi Pemimpin Hamas dengan Imbalan Operasi Terbatas di Rafah
Baca SelengkapnyaHouthi mengklaim serangan itu berhasil mengenai target.
Baca SelengkapnyaDengan pemerintahan Donald Trump yang baru, efektivitas sanksi-sanksi ini masih belum dapat dipastikan.
Baca SelengkapnyaPasukan penjaga perbatasan Arab Saudi terlibat dalam kematian "ratusan" migran dan pencari suaka asal Ethiopia di perbatasan Yaman.
Baca SelengkapnyaPasukan penjajah Israel mulai menyerang Jalur Gaza, Palestina pada 7 Oktober. Lebih dari 11.000 warga sipil terbunuh sejak saat itu.
Baca SelengkapnyaLaporan darurat ini, yang disusun 3.300 pengacara, diterbitkan setelah AS menggunakan hak veto-nya untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca SelengkapnyaMantan intelijen AS yang bersaksi di depan Kongres mengatakan pemerintah menutup-nutupi informasi soal UFO dan alien.
Baca SelengkapnyaIsrael sampai saat ini masih memborbardir Jalur Gaza.
Baca Selengkapnya