Amerika Tegang Menerka Tanda-Tanda Dimulainya Perang Rusia-Ukraina
Merdeka.com - Bisa jadi sebuah serangan siber yang menargetkan jaringan energi Ukraina. Atau pergerakan batalion dan tank Rusia di sepanjang perbatasan. Atau bahkan serangan rudal jarak jauh.
Itu semua tanda-tanda potensial yang dipantau secara cermat oleh pejabat AS dan Eropa yang bisa menjadi bukti Presiden Rusia Vladimir Putin semakin dekat untuk melakukan invasi ke Ukraina. Dengan lebih dari 100.000 pasukan Rusia yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Ukraina, jumlah terus bertambah, pejabat militer dan intelijen sedang mengamati manuver taktis yang berusaha diantisipasi ketika Moskow mungkin beralih dari sekedar mengancam menjadi benar-benar meluncurkan serangan.
Pejabat AS mengatakan mereka mengamati dengan cermat serangan siber, seperti serangan yang menargetkan pemerintah Ukraina bulan lalu. Mereka tidak hanya mengamati pengerahan tentara Rusia di perbatasan tapi juga di mana mereka ditempatkan, dan mengamati apa yang dilakukan Rusia dengan peralatan militernya seperti tank yang bisa menjadi pusat setiap serangan darat.
-
Siapa yang mengintai Jenderal TNI di Moskow? Kedatangan pejabat tinggi Departemen Pertahanan dan Keamanan RI ke Moskow menimbulkan kecurigaan dinas rahasia tersebut.
-
Bagaimana hubungan AS dan Rusia saat ini? 'Hampir tidak mungkin hubungan ini memburuk lebih jauh. Saat ini, hubungan kita berada pada titik terendah dalam sejarah.'
-
Siapa yang diandalkan Ukraina? Trio serangan Mudryk, Dovbyk dan Yarmolenko akan kembali diandalkan di laga ini.
-
Apa yang ditemukan di Ukraina? Dalam publikasi baru-baru ini yang diterbitkan oleh Neue Zürcher Zeitung (NZZ) dari Swiss, para peneliti menggambarkan reruntuhan menakjubkan dari apa yang mungkin merupakan 'kota terbesar di dunia', yang saat ini hanya dapat dilihat melalui bayangan udara dan pecahan tembikar yang berserakan.
-
Siapa yang meneliti permukiman di Ukraina? Dikutip dari laman Interesting Engineering, arkeolog dari Universitas Kiel, Joseph Muller mulai meneliti permukiman besar ini pada 2011, berdasarkan penelitian dasar dari tahun 1960an.
Di saat bersamaan, pejabat saat ini maupun mantan pejabat menyampaikan kepada CNN, pada akhirnya mungkin tidak ada petunjuk yang jelas untuk serangan ke Ukraina. Seperti gemuruh gempa bumi, mungkin hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada peringatan awal sama sekali sebelum invasi terjadi.
"Jika Anda melihat opsi kelas bawah, yang semuanya dapat dieksekusi segera dengan sedikit atau tanpa peringatan dengan pasukan yang sudah dikerahkan - hal-hal seperti serangan balasan atau serangan di Timur, pelarian dari selatan, serangan dari utara—pasukan itu sudah dalam posisi dan jumlah yang tepat dengan kemampuan yang tepat," jelas seorang pejabat intelijen Barat kepada CNN, dikutip pada Kamis (10/2).
Mantan Direktur Intelijen Nasional James Clapper mengatakan kepada CNN, AS mungkin tidak melihat awal serangan penuh sampai mereka melihatnya.
"Jika dia menembak ke Kyiv atau kota besar lainnya, maka Anda tahu itu benar-benar terjadi," ujar Clapper.
Penilaian tersebut membantu menjelaskan mengapa Presiden Joe Biden dan pejabat tinggi AS memperingatkan bahwa invasi Rusia itu dekat - penjelasan yang membuat gerap pejabat Ukraina - karena Kremlin mungkin perlu sedikit waktu sebelum sebuah serangan diluncurkan.
Pergerakan tank
Sementara Gedung Putih mengatakan pihaknya tidak lagi menyebut serangan Rusia itu "dekat", seorang pejabat pemerintah senior mengatakan penilaian bahwa sebuah serangan bisa terjadi "kapanpun saat ini" masih valid karena Rusia telah menambah logistik dan kesinambungan pasukannya di perbatasan, juga tambahan senjata penyerang dan pertahanan.
Pejabat Rusia berulang kali membantah mereka berencana menyerang Ukraina, menuduh Barat bertanggung jawab menyebabkan eskalasi ketegangan di kawasan itu.
Para pejabat mengatakan ada perbedaan antara skenario potensial, apakah Rusia menyerang Ukraina dengan cara yang ditargetkan atau apakah Kremlin sedang mempersiapkan invasi skala penuh ke negara itu untuk mencoba menggulingkan pemerintah di Kyiv. Dalam kasus terakhir, Rusia akan membutuhkan lebih banyak pasukan di sepanjang perbatasan dan citra satelit akan menangkap penempatan berkelanjutan yang telah diawasi Barat selama berbulan-bulan.
"Menurut saya matematika tidak sesederhana yang disampaikan, ada sejumlah angka ajaib (kelompok taktis batalyon)," kata pejabat Barat.
"Ini hanya berbicara secara umum, lebih dari yang kita lihat sekarang."
Tetapi para pejabat memperingatkan, Putin juga dapat memulai serangan dengan menggunakan artileri jarak jauh untuk menyerang Ukraina, di mana pasukan darat tidak perlu berada dalam jangkauan.Namun, salah satu hal utama yang diperhatikan AS adalah ketika sejumlah besar pasukan Rusia meninggalkan area pelatihan mereka di dekat perbatasan dan bergerak ke arah mendekati jarak tembak target mereka, yang merupakan posisi darat tertentu, kata seorang pejabat pemerintah.
Tanda lainnya yang dipantau pejabat AS adalah pergerakan tank-tank Rusia. Salah satu tanda militer Rusia bersiap untuk sebuah invasi adalah kalau mereka mulai memindahkan tank-tank di perbatasan, maupun menyalakan atau mematikannya, karena jika tank-tank hanya didiamkan di sana dan tidak bergerak selama beberapa hari, bahan bakarnya bisa membeku.
Jika mereka menyalakan atau mematikannya, itu dapat mencegah bahan bakar tank membeku. Artinya, tank akan siap untuk dikerahkan dengan cepat. Sejauh ini, kata pejabat itu, tank-tank itu hanya didiamkan di sana, berdasarkan citra satelit komersial.
Cuaca di Ukraina juga berperan penting. Suhu yang lebih dingin dan medan yang membeku akan mempermudah serangan Rusia.
Serangan siber
Pejabat AS dan Ukraina mengatakan ada perkiraan besar invasi Rusia bisa dilakukan melalui agresi serangan siber terhadap Ukraina.
Pejabat Ukraina, Victor Zhora, yang menyelidiki serangan siber Januari terhadap situs pemerintah Ukraina, mengatakan bulan lalu "tidak ada keraguan bahwa (invasi Rusia) bisa didikung agresi siber - atau setidaknya mereka akan aktif di ruang-ruang siber."
Pejabat AS secara cermat mengamati tanda-tanda serangan siber di Ukraina dan mengkomunikasikan hal ini dengan timpalannya dari Ukraina. Salah satu perhatiannya adalah Rusia bisa menggunakan kecakapan peretasannya untuk mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah Ukraina.
Sejak Rusia mencaplok Krimea pada 2014, peretas yang diduga berasal dari Rusia beberapa kali meretas infrastruktur penting pemerintah Ukraina, termasuk memadamkan listrik di beberapa wilayah Ukraina pada 2015 dan 2016.
"Siber adalah alat ideal bagi Rusia untuk digunakan sebelum invasi," kata wakil presiden analisis intelijen di firma keamanan siber Mandiant, John Hultquist.
Hultquist juga menelusuri kelompok peretas Rusia pada 2015 dan 2016.
"Anda bisa menggunakan (operasi siber) untuk menyerang, untuk memberi tanda (tujuan Anda), dan berpotensi mengikis pengaruh musuh Anda sebelum peluru terbang atau tanpa perlu meningkatkan situasi menjadi perang."
(mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan, yang menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.
Baca SelengkapnyaVideo merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) menuding satelit yang baru diluncurkan Rusia berbahaya. Begini alasannya.
Baca SelengkapnyaPaket ini juga mencakup amunisi senjata ringan, ambulans, peralatan dan amunisi penghancur, serta suku cadang, peralatan medis.
Baca SelengkapnyaPentagon meminta 2.000 pasukan bersiap untuk dikerahkan ke Timur Tengah untuk mendukung Israel.
Baca SelengkapnyaKunjungan Putin ke Torzhok dilakukan di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Amerika Serikat dan para sekutunya.
Baca SelengkapnyaPentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaMiliter Rusia menggelar pameran kendaraan militer Ukraina yang berhasil disita. Kendaraan militer itu ada yang berbendera Inggris dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaNilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenambahan jumlah tentara dilakukan sebelum tumbangnya rezim Bashar Al-Assad.
Baca SelengkapnyaRusia menyatakan bahwa doktrin nuklir terbarunya harus dipahami sebagai peringatan bagi negara-negara Barat.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca Selengkapnya