Anarki di Negeri Junjungan Demokrasi
Merdeka.com - Angin dingin Januari bertiup menerpa ribuan massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Washington DC Rabu sore itu. Dalam rapat akbar bertajuk Save America March itu sang presiden berdiri di podium mengenakan jas hitam panjang berdasi merah dan sarung tangan hitam. Di belakangnya berdiri tegak dua bendera Amerika yang berkibar-kibar.
"Kita bakal punya orang di dalam sana yang seharusnya tidak berada di sana dan negara kita akan hancur," kata Trump memulai pidatonya seraya merujuk para anggota parlemen di Gedung Parlemen, US Capitol.
Sang presiden lagi-lagi menyebut pemilu 3 November lalu dicurangi, bahwa dialah pemenang pemilu dan menyerukan para pendukungnya untuk menolak hasil pemilu. Massa yang kebanyakan tanpa masker itu riuh bergemuruh menyambut perkataan Trump dalam pidatonya.
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang masuk ke lapangan dan membuat kerusuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan.
Beberapa menit kemudian ratusan massa di depan Trump itu menyerbu ke Gedung Parlemen AS, US Capitol, menerobos empat lapis penjagaan keamanan. Mereka yang tadinya ratusan kini bergelombang menjadi ribuan.
Massa pendukung Trump yang marah bentrok dengan polisi, mereka memanjat dinding gedung, memecahkan kaca, merusak pintu Capitol Building. Sebagian bahkan berhasil menerobos masuk ke ruang Senat. Suasana di dalam gedung kocar-kacir. Anggota Senat dan DPR yang sedang bersidang untuk merekapitulasi hasil pemilu berlarian menyelamatkan diri.
Mirip di film-film Hollywood
Sejumlah perusuh berhasil menduduki beberapa ruangan anggota senat, mengacak-acak isi ruangan, membalik-balik meja dan mengambil foto dari dinding. Seorang perusuh berpose di ruang kerja Ketua DPR Nancy Pelosi dengan kaki di atas meja.
Dalam sebuah momen seperti di film-film Hollywood, sejumlah petugas keamanan mengarahkan pistol ke sebuah pintu yang hendak dijebol para pendukung Trump.
Presiden AS terpilih Joe Biden menyebut para pengunjuk rasa itu "ekstremis" dan "gerombolan". Dia mengatakan kerusuhan yang mereka lakukan itu merupakan "serangan terhadap benteng kebebasan, Capitol sendiri, serangan terhadap wakil rakyat dan kepolisian Capitol Hill yang bersumpah akan menjaga mereka, serangan bagi supremasi hukum. serangan terhadap usaha paling sakral Amerika: Melayani rakyat."
Biden menegaskan, apa yang terjadi di Gedung Parlemen tak mencerminkan rakyat Amerika yang sesungguhnya.
"Apa yang kita saksikan adalah sejumlah kecil ekstremis yang melakukan pelanggaran hukum," ujarnya.
"Ini bukan penolakan. Ini kelainan. Ini kekacauan. Ini penghasutan," tegasnya.
"Menyerbu Capitol, memecahkan jendela, menduduki kantor-kantor, lantai Senat Amerika Serikat, menggeledah meja-meja, mengancam keamanan pejabat terpilih. Ini bukan sebuah protes. Ini pemberontakan."
1000 Pasukan Garda Nasional
Sekitar 45 menit setelah massa menerobos masuk gedung Capitol, Gubernur New York Andrew Cuomo mengerahkan 1.000 pasukan Garda Nasional New York ke Washington, DC. Cuomo mengatakan, pengerahan pasukan ini bertujuan untuk membantu dan memfasilitasi proses peralihan kekuasaan secara damai.
"Selama 244 tahun, landasan demokrasi kita adalah peralihan kekuasaan yang damai, dan New York siap membantu memastikan kehendak rakyat Amerika terpenuhi secara aman dan sesuai ketentuan," jelasnya dalam pernyataannya dikutip dari CNN, Kamis (7/1).
Pasukan Garda Nasional akan dikerahkan sampai dua pekan. Keputusan itu dibuat atas permintaan dari Garda Nasional AS.
Di ujung hari, Kepala Kepolisian Washington DC menyampaikan, empat orang tewas dan 52 ditangkap dalam kerusuhan di gedung Capitol itu.
Peristiwa anarki kemarin tak pelak membuat dunia terhenyak. Pemandangan orang-orang memanjat gedung Capitol, bangunan yang menjadi simbol demokrasi Amerika itu, akan menjadi catatan kelam dalam sejarah negeri junjungan demokrasi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa pendemo yang murka nekat merobohkan tembok dan pagar Gedung DPR saat berunjuk rasa menolak revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaSituasi unjuk rasa menolak pengesahan revisi UU Pilkada di Gedung DPR, Jakarta, mulai memanas.
Baca SelengkapnyaPasukan polisi anti huru-hara membuat formasi pertahanan saat massa berusaha masuk dengan merusak pagar Gedung DPR
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaSituasi makin panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaDemonstran kini sudah sampai menutup Tol Dalam Kota tepat di depan gedung DPR, Kamis (22/8) sore.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendukung hak angket DPR terpantau melempari mobil komando massa penentang hak angket DPR.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca Selengkapnya