Angka Bunuh Diri Pelajar Jepang Pecahkan Rekor Tertinggi di 2020
Merdeka.com - Angka bunuh diri di kalangan pelajar di Jepang mencapai 499 pada 2020, naik 100 dari tahun sebelumnya dan mencapai rekor tertinggi, menurut data pemerintah.
Pejabat kementerian kesehatan mengaitkan peningkatan ini dengan kekhawatiran kalangan pelajar tentang pendidikan dan jalur karier mereka, termasuk perselisihan keluarga karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah karena pandemi virus corona.
Menurut Badan Kepolisian Nasional, data 2020 ini merupakan yang tertinggi sejak data pembanding mulai tersedia pada 1980. Dari data tersebut, 14 merupakan pelajar SD, 146 pelajar SMP, dan 339 pelajar SMA. Pelajar SD di Jepang berusia antara 6 dan 12 tahun.
-
Kenapa remaja berisiko tinggi untuk bunuh diri? 'Ini adalah disertasi saya tahun 2019 yang mana datanya diambil pada akhir 2019, sebelum pandemi di Jakarta. Yang berisiko adalah 13,8 persen dari 910 remaja (125),' kata Nova dilansir dari Antara. Nova menjelaskan remaja adalah orang yang masih senang mengambil risiko dan merasa mampu melakukan segala-galanya. Pada usia remaja, kematian sepertinya masih jauh sehingga akhirnya banyak mengambil keputusan-keputusan yang ceroboh (reckless). Pemikiran mereka juga abstrak.
-
Siapa yang berisiko tinggi untuk bunuh diri? Sebuah studi menemukan bahwa 38% penderita IED memiliki pikiran untuk bunuh diri (ideasi) dan 17% pernah mencoba bunuh diri. Risiko ini meningkat pada mereka yang dikenal memiliki serangan yang lebih keras dan memiliki lebih dari satu gangguan kesehatan mental.
-
Dimana kejadian bunuh diri terjadi? Polisi juga menyelidiki motif kasus empat orang yang ditemukan tewas diduga bunuh diri terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) pada Sabtu (9/3/2024) sore.
-
Bagaimana siswa SMP itu mencoba bunuh diri? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menyebabkan bunuh diri pada remaja? Dalam seminar tersebut, dijelaskan bahwa penyebab bunuh diri pada remaja sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Direktur Kesehatan Jiwa, Imran Pambudi, menyebutkan bahwa faktor biologis, genetik, psikologis, budaya, hingga lingkungan memainkan peran besar dalam munculnya pikiran atau keinginan bunuh diri.
Bunuh diri yang dilakukan pelajar SMA perempuan naik menjadi 140 kasus dari 80.
Bunuh diri hampir tak berubah antara Januari dan Mei, periode gelombang pertama pandemi di negara tersebut dan pemberlakuan keadaan darurat pertama Covid-19.
Childline Support Center Jepang, organisasi yang bermarkas di Tokyo mengelola saluran bantuan online untuk anak muda sampai usia 18 tahun, mengatakan para orang tua dan guru harus meningkatkan upaya untuk menjaga anak-anak yang tumbuh kembangnya rentan karena lingkungan rumah menjadi lebih memicu stres selama pandemi virus corona.
“Virus telah menghilangkan kesempatan bagi mereka terlibat dengan pelajar lain yang membuat mereka merasa nyaman saat aktivitas di sekolah dan setelah jam sekolah, membuat hari-hari mereka tersiksa,” jelas direktur representatif Childline Support Center, Junko Kobayashi, dikutip dari laman The Mainichi, Senin (22/3).
“Kami ingin orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya melakukan upaya untuk menjaga anak-anak yang khawatir dan tertekan,” lanjutnya.
Badan Kepolisian Nasional mengatakan, total angka bunuh diri anak-anak sebanyak 777 kasus, naik 118. Alasan bunuh diri karena depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya, dan tertekan dengan masa depan atau turunnya prestasi akademis.
Angka bunuh diri di Jepang naik 912 sehingga totalnya menjadi 21.081 dalam laporan tahunan, menandai peningkatan pertama sejak 2009 saat terjadi krisis keuangan global.
Bunuh diri perempuan naik 395 menjadi 7.026, sementara kasus bunuh diri pria turun 23 sehingga menjadi 14.055 dalam penurunan selama 11 tahun berturut-turut.
Data kepolisian menyebut masalah kesehatan, masalah keluarga, dan kesulitan ekonomi menjadi motif naiknya angka bunuh diri di kalangan perempuan.
Peningkatan angka bunuh diri naik dalam periode Juli-Desember, dengan Oktober mencapai level tertinggi di 2.230. Beberapa ahli menduga bunuh diri oleh selebriti seperti aktor Haruma Miura pada Juli dan aktris Yuko Takeuchi pada September, mungkin memicu peningkatan tersebut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
INFOGRAFIS: Data Mengejutkan Kasus Bunuh Diri Anak
Baca SelengkapnyaJumlah orang asing yang tinggal di Jepang lebih dari 3,323 juta.
Baca Selengkapnyaide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi
Baca SelengkapnyaDalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaDi tengah pandemi Covid-19, jumlah pernikahan pada tahun 2020 turun ke level terendah sejak akhir Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaJepang menghadapi masalah serius terkait tingginya tingkat kecanduan pornografi internet, khususnya di kalangan pemuda.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka di bagian kepala sebelah atas kiri, luka lecet di bagian kaki.
Baca SelengkapnyaTrigger Warning! Sederet peristiwa berikut mengandung konten sensitif yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaRumah kosong tidak hanya rumah lama, atau yang dijadikan penginapan.
Baca SelengkapnyaTahun 2023 ini, Gempa Besar Kanto memperingati 100 tahun kejadiannya. Berikut kisahnya.
Baca SelengkapnyaHikikomori melibatkan penarikan diri dan menghindari aktivitas sosial selama enam bulan hingga bertahun-tahun, bahkan terkadang tanpa komunikasi keluarga.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Baca Selengkapnya