Antibodi dari Suntikan Vaksin Covid-19 Sinovac Menghilang Setelah Enam Bulan
Merdeka.com - Antibodi yang diproduksi vaksin Covid-19 Sinovac Biotech menghilang sekitar enam bulan setelah dosis kedua pada sejumlah penerima, tapi suntikan ketiga memiliki efek booster yang kuat. Hal ini berdasarkan hasil penelitian laboratorium.
Para peneliti China melaporkan temuan ini dari sebuah penelitian sampel darah dari orang-orang dewasa yang sehat berusia antara 18 sampai 59 tahun yang diterbitkan dalam sebuah makalah pada Minggu.
Makalah tersebut menjelaskan, di antara peserta yang menerima dua dosis, dua atau empat minggu terpisah, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen masing-masing masih memiliki antibodi penetralisir di atas tingkat ambang batas yang terdeteksi enam bulan setelah suntikan kedua.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Siapa peneliti yang melakukan penelitian ini? Para peneliti mencatat bahwa bias visual mereka ini bahkan mampu memprediksi persentase suara yang akan diterima oleh masing-masing kandidat.
-
Siapa yang melakukan penelitian ini? Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Heart Failure ini dipimpin oleh Profesor Neil Herring, Profesor Kedokteran Kardiovaskular dan Konsultan Kardiologi di DPAG, bekerja sama dengan Profesor Pardeep Jhund dari University of Glasgow.
Temuan itu berdasarkan pada data dari dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 50 peserta, sementara penelitian memberikan dosis ketiga vaksin atau plasebo kepada total 540 peserta.
Para peneliti mengatakan tidak jelas bagaimana penurunan antibodi akan mempengaruhi efektivitas suntikan, karena para ilmuwan belum mengetahui secara tepat ambang batas tingkat antibodi untuk vaksin agar dapat mencegah penyakit.
Terlepas dari antibodi yang tahan lama, komponen lain dalam sistem kekebalan manusia seperti sel T dan memori sel B yang ditimbulkan oleh vaksin juga dapat berkontribusi pada perlindungan, kata para peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut, meskipun penelitian tersebut tidak memberikan data tentang faktor-faktor tersebut.
"Dalam jangka pendek hingga menengah, memastikan lebih banyak orang menyelesaikan jadwal dua dosis CoronaVac (vaksin Sinovac) saat ini harus menjadi prioritas," jelas makalah tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu (28/7).
Peserta dalam beberapa kelompok yang menerima dosis ketiga suntikan Sinovac sekitar enam bulan setelah dosis kedua menunjukkan peningkatan sekitar 3-5 kali lipat tingkat antibodi setelah 28 hari lebih lanjut, dibandingkan dengan tingkat yang terlihat empat minggu setelah suntikan kedua.
Hingga akhir Juni, Sinovac telah mengirimkan lebih dari 1 miliar dosis vaksin, yang menjadi suntikan utama di China, Brasil, Indonesia, dan Chile.
Pejabat senior Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan kepada Reuters pada Selasa, data klinis dari Indonesia menunjukkan tingkat antibodi yang berkurang masih cukup untuk memberikan perlindungan.
Jubir Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi mengakui imunogenisitas atau hasil kadar imun vaksin Sinovac turun 6 bulan usai seseorang disuntik penuh vaksin tersebut. Namun, ia mengatakan vaksin Sinovac masih tetap memberikan perlindungan. Nadia memastikan hingga saat ini belum diperlukan untuk memberikan booster vaksin corona kepada masyarakat umum. Seperti tenaga kesehatan yang divaksinasi ketiga.
"Memang dari hasil monitoring 6 bulan terlihat ada penurunan titter antibodi tetapi ini masih memberikan perlindungan, tetap memberikan perlindungan," katanya lewat pesan, Kamis (29/7).
Saat ini pun pemerintah tengah menggencarkan vaskinasi dosis pertama dan kedua bagi 208 juta penduduk RI. Hal ini, kata Nadia, seperti rekomendasi World Health Organization (WHO) agar tercipta kekebalan kelompok.
"WHO sendiri tetap merekomendasikan untuk percapatan vaksinasi yang mendapatkan dosis 1 dan 2 di tengah keterbatasan vaksin dibandingkan pemberian vaksin ke 3," ucapnya.
"Karena semakin banyak orang yang telah mendapatkan vaksin lengkap dua dosis maka laju penularan dan pandemi dapat dikendalikan," tambah Nadia.
Indonesia telah mulai memberikan suntikan booster yang diproduksi Moderna kepada para pekerja medis bulan ini, termasuk mereka yang telah menerima dosis Sinovac.
Pada Selasa, Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque mengatakan belum ada rekomendasi dari panel ahli vaksin negara itu untuk memberikan suntikan booster tetapi para ahli sedang mendiskusikan kemungkinan tersebut.
Turki telah mulai menawarkan dosis ketiga dari Sinovac atau Pfizer kepada beberapa orang yang telah mendapatkan suntikan Sinovac.
Makalah penelitian tentang vaksin Sinovac mengatakan, penelitian tersebut tidak menguji efek antibodi terhadap varian yang lebih menular, dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai durasi antibodi setelah suntikan ketiga.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti di otoritas pengendalian penyakit di provinsi Jiangsu, Sinovac, dan lembaga China lainnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca Selengkapnya