Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apakah Vaksin Buatan China Efektif Melawan Varian Delta?

Apakah Vaksin Buatan China Efektif Melawan Varian Delta? Pendistribusian vaksin Sinovac di Surabaya. ©Istimewa

Merdeka.com - Sejumlah negara mulai dari China sampai Indonesia dan Brasil sangat bergantung pada vaksin China untuk melindungi warganya dari Covid-19. Namun ada kekhawatiran yang berkembang apakah vaksin tersebut memberikan perlindungan yang cukup terhadap varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India dan disebut lebih menular daripada varian lainnya.

Berikut pandangan dari pakar kesehatan China terkait efektivitas vaksin buatan dalam negeri mereka terhadap varian Delta, yang kini menjadi varian dominan secara global, dan langkah-langkah pencegahan virus yang diambil China.

Apakah vaksin China ampuh melawan Delta?

Orang lain juga bertanya?

China belum memberikan hasil efektivitas vaksin terhadap varian tersebut berdasarkan data skala besar dalam uji klinis atau penggunaan di dunia nyata, atau memberikan informasi terperinci dari uji laboratorium, tetapi para ahli China mendesak orang untuk divaksinasi sesegera mungkin.

Kurangnya data rinci kemanjuran vaksin China terhadap varian Delta menghambat peer-review oleh para pakar asing. Demikian dikutip dari Al Arabiya, Rabu (30/6).

Para peneliti menemukan, vaksin China sedikit efektif dalam mengurangi risiko kasus bergejala dan parah yang disebabkan varian Delta. Hal ini disampaikan Zhong Nanshan, seorang ahli epidemiologi yang membantu membentuk tim tanggap Covid-19 China.

Dia mengatakan suntikan booster mengikuti dua rejimen berbasis dosis dapat dengan cepat menimbulkan reaksi antibodi yang lebih kuat dan lebih tahan lama terhadap Delta. Namun, dia tidak memberikan data rinci.

Pekan lalu, mantan Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, Feng Zijian, menyampaikan antibodi yang dipicu oleh dua vaksin China kurang efektif melawan Delta dibandingkan dengan varian lainnya.

Feng tidak memberikan rincian termasuk nama kedua vaksin tersebut.

Suntikan vaksin China masih bisa memberikan perlindungan, karena tidak satu pun dari mereka yang divaksinasi di provinsi Guangdong selatan mengalami geja;a parah, di mana kasus pertama varian Delta di China ditemukan. Semua kasus parah berasal dari orang yang tidak divaksinasi.

Jin Dong-Yan, seorang ahli virologi di Universitas Hong Kong, mengatakan komentar Feng saja tidak cukup untuk mendukung klaim vaksin China efektif terhadap kasus parah, karena diperlukan lebih banyak data.

Indonesia, yang telah melaporkan rekor kasus harian baru-baru ini karena lonjakan varian Delta, melihat ratusan tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 meskipun divaksinasi dengan suntikan Sinovac, kata para pejabat awal bulan ini.

Namun, tidak segera jelas apakah tenaga kesehatan Indonesia terinfeksi varian Delta.

Ini didasarkan pada analisis infeksi di kota Guangzhou, dan Zhong mengatakan kepada Reuters, hasilnya masih awal dan ukuran sampelnya kecil.

Kepada Reuters, juru bicara Sinovac, Liu Peicheng mengatakan,hasil awal berdasarkan sampel darah dari mereka yang divaksinasi dengan vaksinnya menunjukkan pengurangan tiga kali lipat dalam efek penetral terhadap Delta.

Perbandingan dengan vaksin buatan Barat

Sebuah penelitian yang dilakukan Public Health England (PHE) pada Mei menemukan, vaksin Pfizer-BioNTech 88 persen efektif melawan penyakit bergejala akibat varian Delta dua pekan setelah dosis kedua.

Ini dibandingkan dengan 93 persen efektivitas vaksin melawan varian Alfa, yang pertama kali teridentifikasi di Inggris.

Dua dosis vaksin AstraZeneca 60 persen efektif melawan penyakit bergejala akibat varian Delta dibandingkan dengan 66 persen efektif melawan varian Alfa.

Tidak ada data substansial yang menunjukkan bagaimana dosis tunggal vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson efektif melawan varian ini dan para pakar penyakit menular mempertimbangkan pentingnya suntikan booster menggunakan vaksin mRNA.

Seberapa parah wabah Guangdong?

Guangdong, pusat manufaktur dan ekspor utama China, menjadi klaster kasus Delta terbesar di negara itu sejak melaporkan infeksi varian Delta pertama yang ditularkan secara lokal pada Mei.

Infeksi varian Delta termasuk 146 kasus di ibukota Guangdong, Guangzhou, dan beberapa kasus dari pusat teknologi selatan Shenzhen dan kota Dongguan di dekatnya.

Tidak ada penularan domestik baru dari varian apa pun yang dilaporkan di provinsi tersebut mulai 22 Juni.

Guangdong, yang berpenduduk 126 juta orang, segera mempercepat upaya vaksinasinya sejak wabah tersebut. Pada 19 Mei, vaksinasi hanya mencakup 39,15 juta dosis dan jumlahnya melonjak hingga 101,12 juta dosis pada 20 Juni.

Guangzhou, Shenzhen, dan Dongguan dengan cepat menutup kawasan di mana kasus infeksi ditemukan dan segera melakukan penelusuran kontak. Pemerintah setempat juga melakukan tes Covid-19 massal, mengikuti protokol selama wabah sebelumnya.

Kota-kota itu juga mewajibkan mereka yang bepergian ke luar provinsi untuk menunjukkan bukti hasil tes negatif Covid-19.

Zhong, ahli epidemiologi, mengatakan tanpa tindakan pengendalian yang efektif, 7,3 juta orang di kota Guangzhou akan terinfeksi dalam 20 hingga 30 hari pertama setelah kasus awal.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Manfaat Vaksin DBD, Lengkap Beserta Syarat Mendapatkannya
Manfaat Vaksin DBD, Lengkap Beserta Syarat Mendapatkannya

Vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD

Dia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu

Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi
Banyak Miskonsepsi, Seseorang yang Pernah Alami DBD Masih Bisa Terjangkit Lagi

Salah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.

Baca Selengkapnya
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.

Baca Selengkapnya