Apakah Vaksin Buatan China Efektif Melawan Varian Delta?
Merdeka.com - Sejumlah negara mulai dari China sampai Indonesia dan Brasil sangat bergantung pada vaksin China untuk melindungi warganya dari Covid-19. Namun ada kekhawatiran yang berkembang apakah vaksin tersebut memberikan perlindungan yang cukup terhadap varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India dan disebut lebih menular daripada varian lainnya.
Berikut pandangan dari pakar kesehatan China terkait efektivitas vaksin buatan dalam negeri mereka terhadap varian Delta, yang kini menjadi varian dominan secara global, dan langkah-langkah pencegahan virus yang diambil China.
Apakah vaksin China ampuh melawan Delta?
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
China belum memberikan hasil efektivitas vaksin terhadap varian tersebut berdasarkan data skala besar dalam uji klinis atau penggunaan di dunia nyata, atau memberikan informasi terperinci dari uji laboratorium, tetapi para ahli China mendesak orang untuk divaksinasi sesegera mungkin.
Kurangnya data rinci kemanjuran vaksin China terhadap varian Delta menghambat peer-review oleh para pakar asing. Demikian dikutip dari Al Arabiya, Rabu (30/6).
Para peneliti menemukan, vaksin China sedikit efektif dalam mengurangi risiko kasus bergejala dan parah yang disebabkan varian Delta. Hal ini disampaikan Zhong Nanshan, seorang ahli epidemiologi yang membantu membentuk tim tanggap Covid-19 China.
Dia mengatakan suntikan booster mengikuti dua rejimen berbasis dosis dapat dengan cepat menimbulkan reaksi antibodi yang lebih kuat dan lebih tahan lama terhadap Delta. Namun, dia tidak memberikan data rinci.
Pekan lalu, mantan Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, Feng Zijian, menyampaikan antibodi yang dipicu oleh dua vaksin China kurang efektif melawan Delta dibandingkan dengan varian lainnya.
Feng tidak memberikan rincian termasuk nama kedua vaksin tersebut.
Suntikan vaksin China masih bisa memberikan perlindungan, karena tidak satu pun dari mereka yang divaksinasi di provinsi Guangdong selatan mengalami geja;a parah, di mana kasus pertama varian Delta di China ditemukan. Semua kasus parah berasal dari orang yang tidak divaksinasi.
Jin Dong-Yan, seorang ahli virologi di Universitas Hong Kong, mengatakan komentar Feng saja tidak cukup untuk mendukung klaim vaksin China efektif terhadap kasus parah, karena diperlukan lebih banyak data.
Indonesia, yang telah melaporkan rekor kasus harian baru-baru ini karena lonjakan varian Delta, melihat ratusan tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 meskipun divaksinasi dengan suntikan Sinovac, kata para pejabat awal bulan ini.
Namun, tidak segera jelas apakah tenaga kesehatan Indonesia terinfeksi varian Delta.
Ini didasarkan pada analisis infeksi di kota Guangzhou, dan Zhong mengatakan kepada Reuters, hasilnya masih awal dan ukuran sampelnya kecil.
Kepada Reuters, juru bicara Sinovac, Liu Peicheng mengatakan,hasil awal berdasarkan sampel darah dari mereka yang divaksinasi dengan vaksinnya menunjukkan pengurangan tiga kali lipat dalam efek penetral terhadap Delta.
Perbandingan dengan vaksin buatan Barat
Sebuah penelitian yang dilakukan Public Health England (PHE) pada Mei menemukan, vaksin Pfizer-BioNTech 88 persen efektif melawan penyakit bergejala akibat varian Delta dua pekan setelah dosis kedua.
Ini dibandingkan dengan 93 persen efektivitas vaksin melawan varian Alfa, yang pertama kali teridentifikasi di Inggris.
Dua dosis vaksin AstraZeneca 60 persen efektif melawan penyakit bergejala akibat varian Delta dibandingkan dengan 66 persen efektif melawan varian Alfa.
Tidak ada data substansial yang menunjukkan bagaimana dosis tunggal vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson efektif melawan varian ini dan para pakar penyakit menular mempertimbangkan pentingnya suntikan booster menggunakan vaksin mRNA.
Seberapa parah wabah Guangdong?
Guangdong, pusat manufaktur dan ekspor utama China, menjadi klaster kasus Delta terbesar di negara itu sejak melaporkan infeksi varian Delta pertama yang ditularkan secara lokal pada Mei.
Infeksi varian Delta termasuk 146 kasus di ibukota Guangdong, Guangzhou, dan beberapa kasus dari pusat teknologi selatan Shenzhen dan kota Dongguan di dekatnya.
Tidak ada penularan domestik baru dari varian apa pun yang dilaporkan di provinsi tersebut mulai 22 Juni.
Guangdong, yang berpenduduk 126 juta orang, segera mempercepat upaya vaksinasinya sejak wabah tersebut. Pada 19 Mei, vaksinasi hanya mencakup 39,15 juta dosis dan jumlahnya melonjak hingga 101,12 juta dosis pada 20 Juni.
Guangzhou, Shenzhen, dan Dongguan dengan cepat menutup kawasan di mana kasus infeksi ditemukan dan segera melakukan penelusuran kontak. Pemerintah setempat juga melakukan tes Covid-19 massal, mengikuti protokol selama wabah sebelumnya.
Kota-kota itu juga mewajibkan mereka yang bepergian ke luar provinsi untuk menunjukkan bukti hasil tes negatif Covid-19.
Zhong, ahli epidemiologi, mengatakan tanpa tindakan pengendalian yang efektif, 7,3 juta orang di kota Guangzhou akan terinfeksi dalam 20 hingga 30 hari pertama setelah kasus awal.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang banyak dipercaya adalah bahwa ketika seseorang pernah terkena DBD, dia tidak akan mengalaminya lagi.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca Selengkapnya