Api Tertua di Dunia Berkobar Sejak 6000 Tahun Lalu, Masih Menyala Hingga Kini
Merdeka.com - Para ahli menemukan bukti dari peninggalan api tertua yang pernah berkobar selama 6000 tahun.
Dilansir dari IFL Science, ahli menemukan sebuah situs batu bara terbakar tertua di New South Wales, Australia. Tepatnya sekitar 30 meter di bawah tanah di bawah Gunung Wingen.
Situs ini dilaporkan sebagai yang tertua di dunia.
-
Mengapa api di Gunung Wingen sulit diketahui ukurannya? Maka dari itu, tidak mungkin untuk melihat api atau bahkan mengetahui ukurya. Namun, kita bisa mengetahui keberadaannya berkat asap yang mengepul dari gunung.
-
Dimana lokasi Api Tak Kunjung Padam? Spot Wisata Api Tak KunjungPadam yang berada di Desa Brata Tinggi, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan ini membuat takjub banyak orang.
-
Mengapa api di Air Terjun ini bisa menyala? 'Api di sini adalah salah satu api abadi yang terkenal karena lokasinya yang berada di dalam air terjun. Api ini terjadi karena adanya retakan di dalam bumi yang membocorkan kombinasi gas alam,' ujar Mike dalam keterangan Instagramnya.
-
Apa yang ditemukan di gunung api? Ilmuwan yang sedang meneliti gunung api kuno di bawah Laut Pasifik itu menemukan gunung itu masih aktif dan dipenuhi ribuan telur raksasa.
-
Bagaimana api di Air Terjun ini bisa menyala? Seperti yang dikatakan Loughran, api tersebut bisa saja dinyalakan oleh manusia atau muncul secara alami melalui sambaran petir.
-
Dimana gunung api bawah laut ditemukan? Peneliti menemukan gunung api bawah laut yang terletak sekitar 1,6 kilometer di bawah permukaan Laut Pasifik di lepas pantai Kanada.
Sebagian besar ilmuwan meyakini api telah menyala setidaknya selama 6.000 tahun, meskipun beberapa berpendapat itu jauh lebih tua.
Api itu berkobar di bawah tanah. Maka dari itu, tidak mungkin untuk melihat api atau bahkan mengetahui ukurannya.
Namun, kita bisa mengetahui keberadaannya berkat asap yang mengepul dari gunung.
Profesor ilmu api di Imperial College London, Inggris, Guillermo Rein, juga menjelaskan tidak ada yang tahu pasti ukuran api bawah tanah itu. Namun, dia mencoba memperkirakan ukuran serta suhunya.
"Tidak ada yang tahu ukuran api di bawah Burning Mountain, Anda hanya bisa menyimpulkannya," ujar Rein.
"Kemungkinan bola berdiameter sekitar 5 hingga 10 meter, mencapai suhu 1.000 derajat Celcius," tambahnya.
Jalur api mencapai 6,5 kilometer
Api ini diperkirakan muncul akibat dipicu oleh tumpukan batu bara yang tergeletak di bawah gunung. Sama seperti sebongkah batu bara yang memutih di perapian, api tanpa api perlahan merayap melalui batu bara dengan kecepatan sekitar 1 meter per tahun.
Kini, jalur api telah mencapai 6,5 kilometer. Namun, belum ada ahli yang bisa memperkirakan secara pasti kapan api ini mulai berkobar.
Kebakaran batu bara bawah tanah serupa telah ditemukan di tempat lain di dunia, terutama di China, India, dan AS.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Api itu berkobar di bawah tanah. Maka dari itu, tidak mungkin untuk melihat api atau bahkan mengetahui ukurannya.
Baca SelengkapnyaAneh Tapi Nyata, Satu Dari Sembilan ‘Api Abadi’ Ditemukan di Dalam Air Terjun Yang Bersalju
Baca SelengkapnyaPetunjuk ledakan di Gunung planet Mars menjadi terang benderang bagaimana awal Bumi terbentuk.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, kebakaran terjadi di kawasan hutan di lereng Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, dan hingga kini masih ada titik api yang belum padam.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan kaget dibuat ada penemuan gunung sehebat ini.
Baca SelengkapnyaAreal yang terbakar berpotensi meluas karena angin berembus kencang di lokasi kebakaran.
Baca SelengkapnyaPeneliti menemukan gunung api bawah laut yang terletak sekitar 1,6 kilometer di bawah permukaan Laut Pasifik.
Baca SelengkapnyaJarak lokasi lahan terbakar ke rumah warga sekitar kian dekat yakni berjarak 500 meter.
Baca SelengkapnyaKini kawasan itu menjadi Geopark yang dikembangkan menjadi tempat wisata
Baca SelengkapnyaTitik api pertama kali terdeteksi di kawasan hutan di sekitar Pura Pengubengan pada ketinggian kurang lebih 2000 mdpl pada Minggu (13/10).
Baca SelengkapnyaGunung ini terbentuk dari letusan gunung berapi Ranakah Poco Mandasawu pada tahun 1987.
Baca SelengkapnyaKondisi hingga sore ini, dari kejuhan api tidak terlihat hanya tinggal kepulan asap. Namun demikian, pihaknya tetap bersiaga.
Baca Selengkapnya