Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Arab Saudi Bantah Pangeran Muhammad bin Salman Terlibat Pembunuhan Khashoggi

Arab Saudi Bantah Pangeran Muhammad bin Salman Terlibat Pembunuhan Khashoggi Keluarga Jamal Khashoggi bertemu Raja Salman. ©Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS

Merdeka.com - Menteri Urusan Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al Jubeir membantah ada perintah dari otoritas tertinggi Arab Saudi untuk membunuh jurnalis Jamal Khashoggi. Baru-baru ini, tim penyelidik dari PBB turun ke Turki untuk menyelidiki kasus ini. Namun Jubeir mengatakan pihaknya tak memerlukan penyelidikan internasional atau pun penyelidikan yang dipimpin PBB.

Jubeir mengatakan sistem hukum yang kompeten yang dapat menangani kasus ini. Dalam acara televisi Amerika Serikat (AS), Face The Nation, pada Minggu (10/2), dia mengatakan pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Turki pada 2 Oktober adalah tragedi besar dan membantah aksi itu atas persetujuan pemimpin Arab Saudi.

Badan-badan intelijen AS menyimpulkan pembunuhan dipastikan membutuhkan persetujuan penguasa kerajaan, dalam hal ini Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS). Pada bulan Desember, para senator AS mendukung tindakan yang menuduh MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

"Putra mahkota tak berkaitan dengan hal ini. Tak ada perintah diberikan untuk pembunuhan Jamal Khashoggi dan seluruh negara terkejut dengan hal ini," jelasnya dilansir dari Al Jazeera, Senin (11/2).

"Itu adalah kesalahan. Itu dilakukan oleh para pejabat pemerintah Saudi yang bertindak di luar lingkup wewenang mereka. Raja memerintahkan penyelidikan," kata Jubeir.

Sebelas tersangka telah didakwa dan dibawa ke pengadilan di Arab Saudi dan lima lainnya terancam hukuman mati. Namun proses pengadilan dari para tersangka ini belum dipublikasikan.

Agnes Callamard, pelapor khusus PBB untuk eksekusi di luar pengadilan, melakukan penyelidikan selama seminggu di Turki mengenai pembunuhan Khashoggi dan menyimpulkan dalam temuan awal bahwa itu adalah "pembunuhan brutal dan terencana, yang direncanakan dan dilakukan oleh pejabat negara Arab Saudi".

Callamard mengatakan Arab Saudi juga "secara serius menghalangi" upaya Turki menyelidiki pembunuhan Khashoggi di konsulatnya di Istanbul. Dia telah meminta akses ke Arab Saudi dan menyatakan "keprihatinan besar" terhadap mereka yang dibawa ke proses pengadilan dalam perkara ini.

"Pelapor khusus PBB yang Anda bicarakan tidak terlibat dalam investigasi PBB. Dia melakukannya sendiri, dalam kapasitasnya sebagai pelapor hak asasi manusia, dan dia pergi ke Turki dan kembali dan menerbitkan opini dirinya sendiri, ini tak berkaitan dengan PBB," jelasnya.

Jubeir menambahkan, tak ada alasan memberikan PBB akses ke negaranya untuk menyelidiki kasus ini. "Kami telah melakukan hal yang benar. Kami mengakui bahwa ini terjadi, kami mengakui bahwa ini adalah (berkaitan dengan) pejabat pemerintah Saudi, kami mengakui bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk melakukan ini dan kami memenjarakan mereka dan sekarang kami mengadili mereka," kata dia.

Rekaman audio tentang pembunuhan Khashoggi yang diperoleh badan intelijen Turki telah dibagikan ke pejabat Arab Saudi, AS, Jerman, Prancis dan Inggris, serta tim Callamard.

Wartawan itu terbunuh dan tubuhnya dipotong-potong di dalam konsulat. Jenazah Khashoggi belum ditemukan hingga saat ini.

"Penting bagi kami mayat itu ditemukan, agar kami orang yang dicintainya memiliki tempat untuk mendoakannya," kata tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, pada hari Jumat.

Saat ditanya di mana jenazah Khashoggi, Jubeir mengatakan tak tahu.

"Kami tidak tahu," ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya telah bertanya kepada para tersangka terkait sejumlah kemungkinan terkait pembunuhan tersebut dan mengatakan dan penyelidikan akan terus berlangsung.

"Saya berharap pada akhirnya kita akan menemukan kebenaran," pungkas Jubeir.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sisi Gelap Sang Putra Mahkota Muhammad bin Salman, Palsukan Tanda Tangan Raja Salman Sampai Beli Lukisan Rp7 Triliun
Sisi Gelap Sang Putra Mahkota Muhammad bin Salman, Palsukan Tanda Tangan Raja Salman Sampai Beli Lukisan Rp7 Triliun

Pemalsuan tanda tangan ini diduga dilakukan terkait persetujuan pengerahan pasukan darat ke Yaman untuk memerangi Houthi.

Baca Selengkapnya
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel

Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel

Baca Selengkapnya
Pulangkan Pekerja Migran Asal Jember, Kemenlu Ungkap Masih Ada 155 WNI Terancam Hukuman Mati
Pulangkan Pekerja Migran Asal Jember, Kemenlu Ungkap Masih Ada 155 WNI Terancam Hukuman Mati

Sepanjang tahun 2024 hingga bulan Juli, 25 WNI di sejumlah negara, sebagian besar di Malaysia, terbebas dari hukuman mati.

Baca Selengkapnya
Pangeran MBS Ungkap Dirinya Secara Pribadi Tak Peduli dengan Masalah Palestina
Pangeran MBS Ungkap Dirinya Secara Pribadi Tak Peduli dengan Masalah Palestina

Isu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.

Baca Selengkapnya
Saudi Hukum Mati Kritikus Pemerintah Karena Cuitan di Media Sosial dengan Akun Hanya 9 Follower
Saudi Hukum Mati Kritikus Pemerintah Karena Cuitan di Media Sosial dengan Akun Hanya 9 Follower

Arab Saudi menghukum mati seorang kritikus pemerintah yang mengungkap dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Pangeran MBS Ancam Blokade Uni Emirat Arab:
Pangeran MBS Ancam Blokade Uni Emirat Arab: "Mereka akan Lihat Apa yang Bakal Saya Lakukan"

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.

Baca Selengkapnya
Persekongkolan Jahat, Para Pemimpin Negara Arab Terungkap Minta Israel Kalahkan Hamas
Persekongkolan Jahat, Para Pemimpin Negara Arab Terungkap Minta Israel Kalahkan Hamas

Para pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Baca Selengkapnya
Profil Arab Saudi, Negara Kaya Minyak Bersekongkol dengan Israel
Profil Arab Saudi, Negara Kaya Minyak Bersekongkol dengan Israel

Arab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
Saudi Eksekusi Dua pejabat Pertahanan karena Berkhianat Kepada Negara
Saudi Eksekusi Dua pejabat Pertahanan karena Berkhianat Kepada Negara

Penangkapan dua mantan personel tersebut terjadi atas laporan berbagai kejahatan militer pada September 2017.

Baca Selengkapnya
King Faisal, Raja Arab Saudi Musuh Israel yang Wafat Ditembak di Kepala
King Faisal, Raja Arab Saudi Musuh Israel yang Wafat Ditembak di Kepala

Kisah Raja Arab Saudi pro-Palestina yang meninggal karena ditembak oleh keponakannya sendiri.

Baca Selengkapnya
Perjuangan TKI Jember Lolos dari Jerat Hukum Atas Kematian Majikannya di Arab Saudi
Perjuangan TKI Jember Lolos dari Jerat Hukum Atas Kematian Majikannya di Arab Saudi

Saat jasad majikannya ditemukan terkapar di rumahnya, padahal Sofiatun hanya berteriak meminta tolong.

Baca Selengkapnya
Kecam Keras Israel, Pangeran MBS Kembali Tegaskan Tidak Ada Normalisasi Tanpa Negara Palestina Merdeka
Kecam Keras Israel, Pangeran MBS Kembali Tegaskan Tidak Ada Normalisasi Tanpa Negara Palestina Merdeka

Pengaran MBS kembali menegaskan sikap Kerajaan Saudi dalam konflik Palestina-Israel.

Baca Selengkapnya