Arti Kemenangan Macron di Tengah Warga Prancis yang Terbelah
Merdeka.com - Emmanuel Macron kembali terpilih jadi presiden Prancis untuk periode lima tahun kedua setelah mengalahkan rivalnya Marine Le Pen dalam pemilu putaran kedua kemarin.
Macron menjadi presiden pertama di zaman modern yang kembali dipercaya rakyat Prancis setelah menjalankan kebijakan dalam dan luar negeri secara penuh lima tahun. Artinya dua kali berturut-turut dia terpilih jadi presiden.
Meski di tengah kegaduhan media sosial saat ini, lalu orang-orang kaya Paris yang arogan dan massa yang kerap marah, masih ada jutaan warga Prancis yang merasa Macron tidak begitu buruk sebagai presiden.
-
Bagaimana Front Populer Baru memenangkan Pemilu Prancis? Koalisi ini meraih kemenangan di pemilihan umum (Prancis) pada pekan lalu usai mengalahkan aliansi pimpinan Presiden Emmanuel Macron.
-
Siapa yang dianggap layak memimpin Prancis? Melenchon menjadi pusat perhatian karena dianggap layak memimpin Prancis.
-
Siapa yang dilantik sebagai Presiden? Pada tahun 2024, pelantikan ini akan menjadi penutup dari rangkaian Pemilihan Umum yang telah berlangsung, di mana Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
-
Siapa yang dilantik menjadi Presiden? Pelantikan Mikhail Gorbachev Sebagai Presiden Uni Soviet pada 15 Maret 1990
-
Kapan pemilu presiden putaran kedua berlangsung? Pemilu presiden putaran kedua pada 20 September 2004 untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden dari dua pasangan yang mendapatkan suara terbanyak di putaran pertama. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memenangkan pemilu ini dengan 60,62% suara, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi yang mendapatkan 39,38% suara.
-
Siapa yang dilantik sebagai Presiden dan Wapres? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
Mereka adalah orang-orang yang menilai isu pengangguran tidak lagi jadi isu politik karena reformasi yang dijalankan Macron. Mereka juga menganggap penanganan Covid cukup berhasil dan isu soal umur pensiun harus diundur tak bisa dihindari.
Mereka juga melihat sosok pemimpin yang mampu tampil di panggung internasional. Mereka bangga ada seseorang di Elysee yang berani berbicara langsung dengan Putin meski dengan hasil nihil.
Mereka juga mengingat, di bawah kepemimpinan Macron, Prancis mampu memimpin Eropa di saat visinya untuk memperluaa otonomi militer dan ekonomi di Uni Eropa kian relevan.
Orang-orang itu boleh jadi tidak menyukai Macron, tapi mereka cukup menghormatinya.
Dilansir dari laman BBC, Senin (25/4), lima tahun lalu Macron bertaruh dengan politik modern. Dengan berdiri di tengah, dia menghapuskan pasangan dua kubu konservatif dan sosial demokrat dan dengan kekuasaannya dia menanamkan sistem pemerintahan yang terpusat dari Elysee.
Kubu oposisi dipaksa berada di posisi ekstrem kiri atau kanan. Dan dia sendiri meyakini kedua kubu ekstrem itu tidak akan menjadi ancaman. Sejauh ini dia terbukti benar, seperti yang diperlihatkan hasil pemilu.
Namun pemilu kali ini memperlihatkan sesuatu ya berbeda: banyak orang yang makin siap dengan isu "ekstrem". Mereka melakukannya karena berkat revolusi Macron, mereka tak punya tempat lagi untuk menentangnya.
Banyak warga pemilih--terutama jutaan dari mereka yang memilih kandidat kubu kiri Jean Luc Melenchon--kini ingin membalas terhadap Macron.
Mereka berharap bisa melakukannya dalam pemilu parlemen yang akan berlangsung Juni nanti. Tapi jika itu tidak berhasil maka mereka akan turun ke jalan berdemo anti-Macron, terutama jika dia akhirnya lenucurkan reformasi baru.
Emmanuel Macron akan memulai periode keduanya dengan pemerintahan baru. Dia akan lebih sering mendengarkan. Dia tahu ada luka yang harus dipulihkan. Masalahnya adalah dia sudah sering mengatakan itu dan banyak orang sudah tidak percaya padanya.
"Pemilu kali ini memperlihatkan ada dua kubu berseberangan di luar sana," kata pengamat Natacha Polony.
"Pada pemilu di masa lalu biasanya orang menganggap sang pemenang pada akhirnya adalah presiden bagi seluruh Prancis. Tapi kali ini saya tidak yakin," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon Presiden Prabowo Subianto menerima ucapan selamat dari Presiden Prancis Emmanuel Macron atas keunggulannya dalam perolehan suara sementara Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo berharap, hubungan baik maupun kerja sama antara Indonesia-Prancis akan terus terjalin dengan erat ke depannya.
Baca SelengkapnyaKoalisi sayap kiri Front Populer Baru (NFP) Prancis berhasil jadi pemenang di Pemilu Prancis.
Baca SelengkapnyaKemenangan koalisi sayap kiri Front Popular Baru (NFP) mendapat sorotan dunia.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi ini berlangsung dengan intensitas yang tinggi. Situasi bertambah panas saat oposisi menentang kemenangan Maduro.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo melakukan kunjungan kerja ke Prancis dalam rangka pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Prancis, Rabu (24/7)
Baca SelengkapnyaMomen pelantikan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia periode ke-5 berlangsung mewah di Istana Kremlin, Moskow.
Baca SelengkapnyaDalam acara HUT Golkar, Prabowo pun mengaku sudah berubah karena dua kali dikalahkan
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo tengah melakukan kunjungan kerja ke Prancis
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Prancis bekerja sama di bidang pertahanan dalam berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaDonald Trump berhasil mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris dengan torehan 51 persen suara dan 277 electoral college.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode mendapat sorotan dari dunia internasional.
Baca Selengkapnya