AS Bakal Izinkan Masuk Pendatang yang Sudah Divaksin Penuh Pada Awal November
Merdeka.com - Amerika Serikat akan membuka kembali penerbangan dari China, India, Inggris dan negara Eropa lainnya bagi yang telah menerima vaksin Covid-19 pada awal November, jelas Gedung Putih kemarin.
Gedung Putih berencana untuk mengizinkan pendatang warga negara non-AS dari negara-negara yang sebelumnya dilarang masuk sejak awal 2020 karena adanya persyaratan baru. Demikian dikatakan koordinator Satgas Covid-19 Gedung Putih Jeff Zients.
Pembatasan AS pertama kali diberlakukan pada pelancong dari China pada Januari 2020 oleh presiden Donald Trump dan diperluas ke negara lain pada bulan-bulan berikutnya, tanpa ada ukuran yang jelas tentang bagaimana dan kapan harus mencabut pembatasan itu.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Bagaimana larangan AS dijalankan? Dalam laporan dari The Economic Daily News, Samsung dilaporkan telah mengirimkan email kepada pelanggannya yang berada di Tiongkok, menginformasikan tentang larangan terbaru yang dikeluarkan oleh AS.
-
Kenapa orang China datang ke Amerika? Ruskamp mengatakan, sulit untuk menentukan usia petroglif secara fisik dengan kepastian mutlak. Namun sintaksis dan campuran aksara China yang ditemukan di dua lokasi ini sesuai dengan apa yang diharapkan para ahli untuk digunakan penjelajah dari China sekitar 2.500 tahun yang lalu.
-
Siapa yang pergi ke Amerika? Pasca menikah dengan Maulana Kasetra atau yang akrab dipanggil Molen, presenter Enzy Storia pindah tempat tinggal ke Amerika.
-
Bagaimana AS akan menerapkan larangan penggunaan perangkat keras China di kendaraan? Larangan terhadap software ini diperkirakan akan mulai diterapkan pada tahun 2027, sementara regulasi mengenai hardware akan berlaku tiga tahun setelahnya.
-
Siapa yang dilarang AS? Amerika Serikat juga telah mengurangi pasokan chip high-end untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Tiongkok. Diberitakan bahwa otoritas regulasi di AS telah melarang Samsung untuk memasok chipset Exynos dengan teknologi 7nm atau yang lebih rendah kepada perusahaan-perusahaan di Tiongkok.
Presiden Joe Biden pada bulan April tahun ini menambahkan pembatasan perjalanan baru di India, melarang sebagian besar warga negara non-AS memasuki Amerika Serikat. Biden juga memutar balikkan rencana Trump pada Januari untuk mencabut pembatasan di negara-negara Eropa.
Amerika Serikat saat ini melarang sebagian warga negara non-AS yang dalam 14 hari terakhir berada di Inggris, 26 negara Schengen di Eropa tanpa kontrol perbatasan, Irlandia, China, India, Afrika Selatan, Iran, dan Brasil.
Dilansir dari laman France 24, Selasa (21/9), akan ada beberapa pengecualian untuk kebijakan vaksin, kata para pejabat, termasuk untuk anak-anak yang belum memenuhi syarat untuk divaksinasi. Aturan baru ini belum berlaku untuk pelancong yang melintasi perbatasan darat dengan Meksiko dan Kanada.
Zients menjelaskan penumpang harus menunjukkan mereka telah divaksinasi sepenuhnya sebelum naik pesawat ke AS, serta memberikan bukti tes Covid-19 negatif yang diambil dalam waktu tiga hari sebelumnya.
Warga Amerika yang belum divaksinasi sepenuhnya masih boleh masuk dengan syarat tes Covid-19 negatif.
Masker akan diwajibkan pada penerbangan tujuan AS dan maskapai penerbangan akan memberikan informasi pelacakan kontak kepada otoritas kesehatan AS.
"Sistem perjalanan internasional baru ini mengikuti sains untuk menjaga keamanan perjalanan udara internasional Amerika," kata Zients.
Eropa, maskapai penerbangan sambut baik pengumuman AS
Sejumlah maskapai penerbangan telah melobi Gedung Putih selama berbulan-bulan agar mencabut pembatasan. Gedung Putih mengatakan pada bulan Juli mereka memiliki kekhawatiran tentang varian Delta yang sangat menular dan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di AS.
Pembatasan itu meresahkan pejabat UE dan Inggris. Pada hari Senin, Uni Eropa merekomendasikan agar negara-negara UE memberlakukan kembali pembatasan pada pelancong Amerika yang sebelumnya bebas masuk jika sudah divaksinasi.
Pengumuman untuk mencabut pembatasan pada orang yang divaksinasi dengan cepat disambut oleh beberapa negara Eropa serta kelompok perdagangan Airlines For Europe, yang mengatakan "keputusan ini akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk lalu lintas dan pariwisata trans-Atlantik dan akan menyatukan kembali keluarga dan teman-teman."
Wakil Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menyambut baik pengumuman tersebut sebagai langkah positif bagi bisnis dan hubungan AS-Eropa.
"Berita baik – untuk investasi Jerman dan Eropa, ekspor dan hubungan transatlantik kami," cuit Scholz, yang juga menteri keuangan dan sosok yang disebut-sebut bakal menggantikan Kanselir Angela Merkel setelah pemilihan umum hari Minggu (19/9).
Reporter magang: Ramel Maulynda Rachma
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya, pemerintah Amerika Serikat dilaporkan membatalkan rencana pemblokiran TikTok.
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNasib TikTok saat ini tergantung pada keputusan Mahkamah Agung AS, meskipun tidak ada kepastian bahwa pengadilan akan menerima kasus ini untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca Selengkapnya