Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AS, Kanada, dan Inggris Jatuhkan Sanksi Baru untuk Militer Myanmar

AS, Kanada, dan Inggris Jatuhkan Sanksi Baru untuk Militer Myanmar Darurat militer Myanmar. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Tiga negara yaitu AS, Inggris, dan Kanada menjatuhan sanksi terkoordinasi terhadap penguasa militer Myanmar dan entitas terkait, dalam serangkaian sanksi terbaru sejak militer menggulingkan kekuasaan melalui kudeta pada 1 Februari lalu.

Pada Senin, AS menyampaikan pihaknya menargetkan Dewan Administrasi Negara (SAC) yang menjalankan pemerintahan dan 13 pejabat, membekukan setiap aset mereka yang ada di AS dan melarang warga Amerika bekerja sama atau melakukan kesepakatan dengan mereka.

Kanada menyampaikan, pihaknya menerapkan sanksi tambahan terhadap individu dan entitas yang berkaitan dengan pasukan bersenjata Myanmar, sementara Inggris mengumumkan sanksi terhadap perusahaan milik negara Myanmar Gems Enterprise, yang juga menjadi sasaran sanksi sebelumnya.

Orang lain juga bertanya?

“Tindakan kami hari ini menekankan ketegasan kami dan bahwa rekan-rekan kami memberlakukan tekanan politik dan finansial terhadap rezim tersebut sepanjang mereka gagal menghentikan kekerasan dan mengambil tindakan penting untuk menghormati kehendak rakyat,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan sanksi tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (18/5).

“Kanada berpihak pada rakyat Myanmar saat mereka terus berjuang mengembalikan demokrasi dan kebebasan di negara mereka dan kami tidak akan ragu-ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut,” kata Menteri Luar Negeri, Marc Garneau dalam sebuah pernyataan.

Unjuk rasa di seluruh Myanmar terus berlanjut sejak kudeta 1 Februari, yang menangkap dan menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Sedikitnya 796 telah terbunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta, menurut kelompok pemantau, dan hampir 4.000 orang ditangkap.

AS dan sejumlah negara Barat lainnya terus menambah petinggi militer Myanmar, termasuk perusahaan negara yang mendanai militer, ke dalam daftar sanksi mereka dalam upaya menekan tentara agar mengembalikan demokrasi.

Kekerasan terus berlanjut, di mana pengeboman dilaporkan setiap hari, milisi lokal dibentuk untuk melawan tentara, dan unjuk rasa serta pemogokan oleh penentang kudeta berlangsung di seluruh negeri.

Pada Minggu, enam pemberontak oposisi dibunuh militer setelah konfrontasi berhari-hari, kata pasukan pertahanan anti kudeta untuk warga sipil.

Di negara bagian Chin di wilayah barat Myanmar, kota Mindat muncul sebagai titik panas kerusuhan, di mana beberapa penduduk membentuk Pasukan Pertahanan Tanah Chin (CDF).

“Enam anggota CDF kami yang berusaha melindungi keamanan warga di Mindat diserang (militer) dan mengorbankan nyawa mereka demi revolusi nasional,” jelas CDF dalam pernyataannya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia

Dalam laporan Freedom of Net, kebebasan berinternet skala global mengalami penurunan selama 14 tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya
18 September 1988: Pemberontakan 8888 di Myanmar Berakhir Setelah Kudeta Militer Berdarah
18 September 1988: Pemberontakan 8888 di Myanmar Berakhir Setelah Kudeta Militer Berdarah

Berakhirnya pemberontakan 8888 bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Myanmar.

Baca Selengkapnya
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar

DPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar

Baca Selengkapnya
AS dan Inggris Serang Yaman, Targetkan Milisi Houthi karena Halangi Kapal Israel di Laut Merah
AS dan Inggris Serang Yaman, Targetkan Milisi Houthi karena Halangi Kapal Israel di Laut Merah

Houthi menargetkan kapal-kapal yang berkaitan dengan Israel di Laut Merah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perempuan-Perempuan Tangguh Mandalay Tak Gentar Perangi Junta Militer Myanmar
FOTO: Perempuan-Perempuan Tangguh Mandalay Tak Gentar Perangi Junta Militer Myanmar

Peran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Inggris Siapkan Jet Tempur Royal Air Force Typhoon FGR4 Bersenjata Canggih Sebelum Gempur Houthi di Yaman
FOTO: Momen Inggris Siapkan Jet Tempur Royal Air Force Typhoon FGR4 Bersenjata Canggih Sebelum Gempur Houthi di Yaman

Inggris menyiapkan jet tempur Royal Air Force Typhoon FGR4 yang dilengkapi senjata Paveway IV.

Baca Selengkapnya
FOTO: Respons Serangan AS dan Inggris, Pasukan Houthi Unjuk Gigi Kekuatan Militer
FOTO: Respons Serangan AS dan Inggris, Pasukan Houthi Unjuk Gigi Kekuatan Militer

Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap 36 sasaran Houthi di Yaman, pada Sabtu kemarin.

Baca Selengkapnya
China Marah Besar, Beri Sanksi Perusahaan Amerika Serikat karena Jual Senjata ke Taiwan
China Marah Besar, Beri Sanksi Perusahaan Amerika Serikat karena Jual Senjata ke Taiwan

Sanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Desak 3 TNI Culik dan Bunuh Imam Masyukur Diadili di Peradilan Umum
Koalisi Masyarakat Sipil Desak 3 TNI Culik dan Bunuh Imam Masyukur Diadili di Peradilan Umum

Koalisi menilai tindakan penculikan dan penyiksaan sampai hilangnya nyawa warga sipil ini telah mencoreng nama baik TNI.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Pimpin Sidang APSC, Soroti Isu Perdagangan Orang hingga Konflik Myanmar
Mahfud MD Pimpin Sidang APSC, Soroti Isu Perdagangan Orang hingga Konflik Myanmar

Hal itu disampaikan Mahfud saat sidang sidang ke-27 ASEAN Political Security Community (APSC) Council, di Sekretariat ASEAN, Jakarta (4/9).

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Mulai Muncul Trust Antara Stakeholders di Myanmar, Kecuali Junta Militer
Jokowi Sebut Mulai Muncul Trust Antara Stakeholders di Myanmar, Kecuali Junta Militer

Jokowi mengatakan, saatnya ASEAN terus mendorong dilakukannya dialog inklusif nasional.

Baca Selengkapnya
Jokowi Buka Sidang ASEAN AIPA ke-44, Sejumlah Isu Ini Bakal Dibahas
Jokowi Buka Sidang ASEAN AIPA ke-44, Sejumlah Isu Ini Bakal Dibahas

Sidang umum ini juga akan membahas isu penanganan demokrasi di Myanmar, merealisasikan SDG'S, dan isu upaya mewujudkan ekonomi hijau.

Baca Selengkapnya