AS Putuskan Militer Myanmar Lakukan Genosida terhadap Rohingya
Merdeka.com - AS secara resmi menetapkan militer Myanmar melakukan genosida dan kejahatan kemanusiaan terhadap minoritas Rohingya, seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Senin.
Blinken memperingatkan, sepanjang junta militer berkuasa di Myanmar, tidak akan ada orang yang selamat.
Dikutip dari France 24, Selasa (22/3), Blinken menyampaikan serangan terhadap Rohingya "meluas dan sistematis" dan bukti menunjukkan niat yang jelas untuk menghancurkan sebagian besar minoritas Muslim itu.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa tujuan Rohingya? Menurut Andi, pengungsi etnis Rohingya itu berangkat dari Bangladesh dengan tujuan Malaysia.
-
Dimana Rohingya ditemukan? Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Dimana Rohingya tinggal? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa tindakan AS terkait genosida di Xinjiang? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai 'rezim yang represif,' dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.
-
Apa yang dilakukan Pengungsi Rohingya di Aceh? 'Disana sudah ada pengaturannya, berapa lama di negara transit dan berapa lama sampai di negara tujuan,' sambungnya.
Putusan itu bisa memperkuat upaya untuk meminta pertanggujawaban para jenderal dan membantu mencegah kekejaman lebih lanjut, seperti yang diyakini sejumlah pejabat AS. Para aktivis menyambut baik langkah tersebut, tapi menyerukan tindakan konkret seperti sanksi yang lebih keras untuk junta.
Dalam pidatonya di Holocaust Memorial Museum Washington, Blinken menyinggung pengakuan tragis dan mengerikan para korban, yang ditembak di kepala, diperkosa, dan disiksa.
Angkatan bersenjata Myanmar meluncurkan operasi militer pada 2017 yang memaksa sedikitnya 730.000 Rohingya melarikan diri menuju Bangladesh.
"Sejak kudeta, kita melihat militer Burma menggunakan banyak taktik yang sama. Baru sekarang militer menargetkan siapa pun di Burma yang dianggapnya menentang atau merusak aturan represifnya," jelasnya.
"Bagi mereka yang tidak menyadarinya sebelum kudeta, kekerasan brutal yang dilancarkan militer sejak Februari 2021 telah memperjelas tidak ada seorang pun di Burma yang akan selamat dari kekejaman sepanjang militer berkuasa."
Militer Myanmar melakukan kudeta pada 1 Februari 2021 yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing dengan dalih kecurangan pemilu pada November 2020 yang dimenangkan partai Aung San Suu Kyi. Kelompok pemantau pemilu tidak menemukan bukti atas tuduhan kecurangan massal itu.
Menurut Direktur Advokasi Asia Human Rights Watch (HRW), John Sifton, Washington harus bekerja melalui badan-badan PBB untuk mendorong pertanggungjawaban militer Myanmar sembari memperluas sanksi untuk menargetkan cadangan mata uang asing yang dikumpulkan junta Myanmar dari pendapatan minyak dan gas.
"Militer Myanmar akan terus melakukan kekejaman sepanjang pemerintah lain gagal bertindak untuk menuntut pertanggungjawaban mereka," jelasnya.
Blinken juga mengumumkan anggaran baru sebesar USD 1 juta untuk penyelidikan PBB terkait Myanmar dan mengatakan AS berbagi informasi dengan Gambia berkaitan dengan kasus ini di Mahmakah Internasional di mana Gambia menuding Myanmar melakukan genosida.
Pengumuman ini disampaikan Blinken setelah penyelidikan empat tahun lebih oleh Departemen Luar Negeri AS, termasuk laporan 2018 yang disiapkan bersama pengacara dari luar yang melakukan survei terhadap 1.000 lebih pengungsi Rohingya yang tinggal di Bangladesh.
Blinken mengatakan, tiga perempat dari Rohingya yang disurvei menyaksikan militer membunuh orang dan lebih dari setengah menyaksikan tindakan kekerasan seksual, menambahkan temuan-temuan ini "menunjukkan bahwa penyiksaan ini bukan kasus terpisah."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaBerakhirnya pemberontakan 8888 bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Myanmar.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, pada tanggal 9 Desember, dunia memperingati Hari Pencegahan Genosida sebagai suatu bentuk komitmen bersama untuk mencegah tragedi kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya membangun rumah di atas gunung dan dibongkar oleh pemerintah, setelahnya mereka membangun kembali rumah semi permanen.
Baca SelengkapnyaLaporan darurat ini, yang disusun 3.300 pengacara, diterbitkan setelah AS menggunakan hak veto-nya untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca SelengkapnyaFoto tentara AS diduga terlibat dalam aksi penyerangan di wilayah Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaMenurut Menko Polhukam Mahfud MD, Indonesia berhak mengusir mereka
Baca SelengkapnyaSatu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelundupan Rohingya ke Aceh.
Baca Selengkapnya