Asal Usul Nama Omicron, Varian Baru Covid-19 yang Terdeteksi di Afrika Selatan
Merdeka.com - Pasar saham anjlok pada Jumat, harapan dapat menjinakkan virus corona meredup, dan istilah baru menambah kosakata pandemi: Omicron.
Varian Covid-19 yang muncul di Afrika Selatan itu dinamai berdasarkan huruf ke-15 alfabet Yunani.
Sistem penamaan, yang diumumkan WHO pada Mei, membuat komunikasi publik soal berbagai varian virus menjadi lebih mudah dan mengurangi keragu-raguan, menurut badan PBB tersebut dan para ahli.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Contohnya, varian yang muncul di India tidak dikenal secara populer sebagai B.1.617.2. Tapi lebih dikenal sebagai Delta, huruf keempat dalam huruf Yunani.
Sekarang ada tujuh "variant of interest" (varian yang menjadi perhatian) atau "variant of concern" (varian yang mengkhawatirkan) dan setiap varian dinamai berdasarkan huruf Yunani, menurut halaman penelusuran WHO.
Beberapa varian lainnya dengan huruf Yunani tidak sampai pada tingkat klasifikasi tersebut (variant of concern atau variant of interest), dan WHO juga melompati dua huruf sebelum Omicron yaitu "Nu" dan "Xi", memicu spekulasi "Xi" dihindari untuk menghormati Presiden China, Xi Jinping.
Dikutip dari New York Times, Minggu (28/11), juru bicara WHO Tarik Jasarevik menyampaikan pada Sabtu, "Nu" gampang dikecohkan dengan "new", sementara "Xi" tidak digunakan karena "nama terakhir yang umum".
Selain itu, sistem penamaan penyakit juga menghindari hal yang dapat menyinggung kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis mana pun.
Beberapa varian yang lebih dikenal, seperti Delta, meningkat menjadi varian yang mengkhawatirkan. Varian lainnya dalam kategori itu dinamakan Alpha, Beta, dan Gamma. Varian lain yang muncul, yang dikategorikan varian yang menjadi perhatian dinamai Lambda dan Mu. Huruf Yunani lainnya digunakan untuk varian yang tidak memenuhi ambang batas tersebut tetapi Nu dan Xi adalah satu-satunya yang dilewati.
WHO menggalakkan sistem penamaan yang sederhana dan mudah diakses, tidak seperti nama ilmiah variannya, yang “sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan,” katanya.
Beberapa peneliti setuju.
Angela Rasmussen, seorang ahli virologi di Universitas Saskatchewan, mengatakan dia melakukan banyak wawancara dengan wartawan tahun ini, sebelum sistem penamaan Yunani diumumkan, dan dia menemukan penjelasan yang membingungkan tentang varian B.1.1.7 dan B.1.351. Mereka sekarang dikenal sebagai Alpha, yang muncul di Inggris, dan Beta, yang muncul di Afrika Selatan.
“Itu membuatnya sangat rumit untuk dibicarakan," ujarnya.
“Pada akhirnya orang-orang menyebutnya varian Inggris atau varian Afrika Selatan.”
Itulah alasan besar lainnya mengapa WHO beralih ke ke sistem penamaan Yunani.
Menurut Rasmussen, konvensi penamaan yang lebih lama tidak adil bagi orang-orang di mana virus itu muncul. Badan tersebut menyebut praktik menggambarkan varian berdasarkan tempat mereka terdeteksi sebagai "stigmatisasi dan diskriminatif."
Menurut Rasmussen, praktik penamaan virus untuk wilayah juga secara historis menyesatkan. Ebola, misalnya, dinamai untuk sungai yang sebenarnya jauh dari tempat virus itu muncul.
“Sejak awal pandemi, saya ingat orang-orang berkata: 'Kami menyebutnya flu Spanyol. Mengapa kita tidak menyebutnya sebagai virus corona Wuhan?’” kata Rasmussen.
“Flu Spanyol bukan berasal dari Spanyol. Kami tidak tahu dari mana asalnya, tetapi ada kemungkinan besar itu muncul dari AS.”
WHO mendorong otoritas nasional dan media untuk mengadopsi label baru. Mereka tidak menggantikan nama teknis, yang menyampaikan informasi penting kepada para ilmuwan dan akan terus digunakan dalam penelitian.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaWHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca Selengkapnya