Australia Tolak Bantu Anak-anak Mendiang Militan ISIS
Merdeka.com - Perdana Menteri Australia Scott Morrison menolak membantu anak-anak mendiang militan ISIS dari Australia, Khaled Sharrouf, setelah mendengar mereka berada di kamp pengungsian di Al Hol, Suriah.
Penolakan itu berkaitan dengan keputusan Australia yang telah mencabut kewarganegaraan Sharrouf karena dia bergabung dengan ISIS.
Perdana menteri mengatakan, mereka kini bukan tanggung jawab Australia.
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Siapa yang kabur dari X? Pada 6 November, sekitar 115.000 pengunjung web di AS memutuskan untuk menonaktifkan akun mereka, menurut laporan dari Similarweb.
-
Di mana situs kamp militer Asiria? Dia mengidentifikasi sebuah situs di utara Lakhis dengan struktur berbentuk oval dengan dinding yang menurutnya mungkin merupakan kamp Asiria.
-
Siapa yang dibebaskan oleh militer Israel? Dia baru saja dibebaskan oleh militer Israel
-
Siapa yang mengusir warga Palestina? Peristiwa Nakba dimulai dengan serangan militer dari pasukan Zionis terhadap desa-desa dan kota-kota Palestina.
-
Kenapa ISIS menghancurkan Nimrud? Sebagai bagian upaya mereka menyingkirkan kebudayaan non-Islami, ISIS menghancurkan dengan sistematis situs arkeologi Nimrud, menghancurkan puing-puing dengan palu godam, bom, dan eksavator.
"Saya tidak akan membahayakan satu nyawa orang Australia untuk mencoba dan mengambil orang dari situasi berbahaya ini," kata Morrison kepada wartawan di Canberra, Senin 1 April 2019, dikutip dari the Guardian, Selasa (2/4).
"Saya pikir itu mengejutkan bahwa orang Australia telah pergi dan berjuang melawan nilai-nilai kita dan cara hidup kita dan negara-negara yang cinta damai di dunia demi bergabung dengan perang ISIS."
"Bahkan lebih tercela bahwa mereka menempatkan anak-anak mereka di tengah-tengahnya."
Namun, Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton --yang lembaganya membawahi berbagai badan penegak hukum dan intelijen domestik-- punya pendapat lain mengenai nasib anak-anak itu.
Dutton sebelumnya telah mengatakan, meski "kekuatan penuh hukum" akan digunakan terhadap eks-kombatan ISIS dewasa yang kembali ke Australia, namun, anak-anak mereka akan diperlakukan secara berbeda.
"Mereka dapat diberikan bantuan dan berpotensi ditempatkan bersama keluarga lain," kata Dutton seperti dikutip dari the Guardian.
Minta Pulang...
Anak-anak Khaled Sharrouf; Zaynab (17), Hoda (16), dan Hamza (8), saat ini mendekam di kamp pengungsian yang dikuasai Kurdi di Al-Hol, Suriah. Bersama mereka, ada delapan perempuan Australia lain, beserta anak-anaknya.
Mereka dilaporkan melarikan diri dari kantung pertahanan terakhir ISIS di Baghouz, sebelum dikuasai oleh paramiliter Kurdi yang dibeking koalisi negara Barat pimpinan Amerika Serikat.
Sharrouf juga memiliki dua putra, Abdullah (8) dan Zarqawi (9), yang diduga menjadi kombatan ISIS namun diyakini telah tewas bersama ayah mereka akibat serangan udara pimpinan AS di Raqqa pada 2017. Kala itu, ketiganya dikabarkan tengah berkendara di wilayah yang sempat dikuasai ISIS tersebut.
Istri Sharrouf dan ibu dari anak-anak itu, Tara Nettleton, diyakini meninggal karena kondisi medis pada tahun 2015, setahun setelah dia mengikuti Sharrouf ke Suriah dari Sydney.
Ibu Tara, Karen Nettleton, telah meminta pemerintah federal untuk membantu keluarganya yang masih hidup untuk kembali ke Australia.
"Mereka bersama militan (ISIS) dari Australia dan negara lainnya (di kamp di Al-Hawl) dan mereka tidak boleh berada di antara semua itu," katanya kepada ABC awal pekan ini.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Al-Julani mengatakan Israel tidak perlu lagi menyerang Suriah karena iran dan Hizbullah sudah tidak ada.
Baca SelengkapnyaKelompok pemberontak Suriah akhirnya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad setelah upaya dilakukan sejak 2011.
Baca SelengkapnyaViral Video Dua Bocah Palestina Ditembak Mati Sniper Israel di Tepi Barat
Baca SelengkapnyaWarga Armenia mulai meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh setelah militer Azerbaijan kembali merebut dan menguasai wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaIni pernyataan pertama Assad setelah terguling dari kekuasaan pada 8 Desember 2024.
Baca SelengkapnyaIsrael sampai saat ini masih memborbardir Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaPemimpin spiritual tertinggi Iran Ali Khamenei dalam pidatonya kemarin menanngapi apa yang sedang terjadi di Suriah.
Baca SelengkapnyaKomando berseragam Turki serta artileri dalam jumlah besar kini terkonsentrasi di dekat Kobani, perbatasan Suriah dan Turki.
Baca SelengkapnyaKabur dari Pertempuran di Gaza, Dua Tentara Israel Dipecat
Baca SelengkapnyaIran menyerang Pakistan sehari sebelumnya, menyasar kelompok milisi di Provinsi Balochistan, dekat perbatasan kedua negara.
Baca SelengkapnyaBelasan pengungsi tersebut kabur dengan cara merusak pagar jaring besi.
Baca Selengkapnya