Ayah korban pemerkosaan di India minta pelaku digantung
Merdeka.com - Ayah korban pemerkosaan seorang mahasiswi berusia 23 tahun di sebuah bus di Ibu Kota New Delhi, India, meminta agar pengadilan mempercepat persidangan dan menuntut agar pelaku digantung. Lima dari enam pelaku hari ini akan memulai persidangan.
Situs asiaone.com melaporkan, Senin (21/1), pengacara pelaku justru meminta kepada pengadilan tinggi India agar persidangan dipindahkan keluar New Delhi. Namun, ayah korban mengatakan keluarganya hanya merasa tenang jika sudah mendengar putusan persidangan.
"Kami sudah menyelesaikan upacara berkabung buat anak saya di desa, namun perkabungan ini tidak akan usai sampai pengadilan memutuskan hukuman," kata ayah korban. Dia menyebut arwah anak perempuannya tidak akan tenang sebelum pengadilan menghukum pelaku.
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Apa yang membuat almarhumah tertekan? 'Pungutan ini sangat memberatkan almarhumah dan keluarga. Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu,' sambungnya.
-
Kenapa orang tua korban tidak mau restorative justice? 'Saya tidak mau, karena saya lihat videonya itu sangat sadis cara mereka pukuli anak saya. Jadi saya mau proses hukum,' tegasnya.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
Dia mengatakan sudah menjadi tugas pengadilan dan hakim untuk menjamin agar persidangan dipercepat dan pelaku digantung. Ini lantaran dia berpendapat tidak ada satu orang pun yang berhak hidup setelah melakukan kejahatan keji seperti itu.
Namun, Mahkamah Agung India hari ini justru setuju mengenai permintaan agar persidangan dipindahkan di luar New Delhi. Ini lantaran penasihat hukum salah satu pelaku, M.L Sharma, mengatakan pengadilan akan terasa berat sebelah jika persidangan tetap dilaksanakan di New Delhi.
Sementara jaksa penuntut meminta agar lima pelaku dijatuhi pasal atas tuduhan pembunuhan, pemerkosaan, perampokan dengan tuntutan hukuman mati. Sedangkan pelaku ke enam yang masih 17 tahun akan menjalani persidangan di pengadilan anak-anak.
Insiden pemerkosaan terjadi pertengahan bulan lalu terhadap korban tidak disebutkan namanya itu membuat marah dan unjuk rasa besar-besaran di seantero India. Alhasil, akibat kejadian itu, New Delhi disebut sebagai ibu kota pemerkosaan di India.
Ini pengakuan blak-blakan ayah bejat pemerkosa anak kandungPelaku pemerkosaan di India divonis Sabtu mendatangKasus perkosaan meningkat, hukuman pelaku harus beri efek jera'Hukuman mati bagi pemerkosa tidak menyelesaikan masalah'Bocah 4 tahun yang gagalkan pemerkosaan dikenal galakGuru tega nodai anak kandung berusia 7 tahunCegah pemerkosaan, partai di India bagikan pisau buat perempuanPerempuan India boleh pakai pisau untuk hadapi pemerkosa3 Polisi Malaysia pemerkosa TKI diberi penangguhan penahananMereka yang gagalkan pemerkosaan, mulai bocah sampai tentaraTingkat pemerkosaan di New Delhi meningkat 23 persen (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memaparkan motif S menggantung putrinya karena permasalahan keluarga.
Baca SelengkapnyaGadis ini ditentang keluarganya saat melapor ke kantor polisi.
Baca SelengkapnyaTragis Nasib Pelajar di Gowa, Diperkosa Ayah Lalu Dicekoki Obat Aborsi Berkali-Kali
Baca SelengkapnyaDalam melancarkan aksinya itu pelaku kerap mengancam korban akan membunuh ibunya yang tak lain istri dari pelaku.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mengamankan ayah kandung dari anak tersebut.
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar setelah polisi mendapatkan laporan dari ibu korban.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu pertama kali dilaporkan oleh anak korban pada keluarga besar.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaPara terdakwa diputus bersalah tetapi hukumannya jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaKeluarga santri BBM (14) yang tewas dianiaya di Kediri menolak berdamai atas pengajuan restoratif justice kuasa hukum keempat tersangka.
Baca SelengkapnyaTuntutan dibacakan JPU dalam sidang di Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus Palembang, Selasa (8/10) malam.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.
Baca Selengkapnya