Badai Omicron Hantui Eropa Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
Merdeka.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) kemarin menyerukan warga dunia untuk membatalkan sejumlah acara liburan jelang Natal dan Tahun Baru karena merebaknya varian Omicron Covid-19, terutama di Eropa.
Varian Omicron menyebar lebih cepat dari varian Delta yang bisa menulari orang yang sudah divaksin penuh atau mereka yang sudah sembuh dari Covid-19, kata WHO dua hari lalu.
"Dengan kasus yang terus melonjak, semua sistem kesehatan akan kewalahan," kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan kepada wartawan di Jenewa, Swiss, seperti dilansir laman France24, Selasa (22/12).
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Bagaimana kecoa Jerman menyebar ke seluruh dunia? Selain ketergantungan mereka pada bangunan buatan manusia, mereka juga bergantung pada transportasi manusia untuk penyebarannya.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Dimana virus oropouche ditemukan? Virus ini terutama ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
Menurut dia juga kurang bijak untuk menyimpulkan Omicron sebagai varian yang lebih ringan dari varian lain hanya berdasarkan bukti awal.
Sejak muncul akhir bulan lalu, Omicron sudah terdeteksi di sedikitnya 38 dari 53 negara Eropa dan sudah menjadi varian dominan di beberapa negara seperti Denmark, Portugal, dan Inggris.
"Kita melihat ada badai yang akan menerpa," kata Kepala WHO Wilayah Eropa Hans Kluge, seperti dikutip the Guardian, Rabu (22/12).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun mengingatkan, perayaan liburan akhir tahun di sejumlah tempat bisa "memicu lonjakan kasus hingga membuat sistem kesehatan kewalahan dan menyebabkan lebih banyak kematian". Dia meminta warga untuk menunda kumpul-kumpul untuk liburan dan perayaan.
"Lebih baik membatalkan acara daripada kehilangan nyawa," kata dia.
Data WHO memperlihatkan wilayah Eropa melaporkan angka kasus tertinggi Covid-19 dibanding wilayah lain di dunia.
Sejumlah negara termasuk Jerman dan Portugal mengumumkan kembali aturan pembatasan seusai Natal.
Jerman mengumumkan aturan pembatasan akan berlaku mulai 28 Desember. Kumpul-kumpul dibatasi 10 orang dan klub malam juga ditutup. Pertanding sepak bola akan digelar tanpa penonton.
"Virus corona tidak mengenal libur Natal," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.
"Kita tidak bisa, tidak boleh menutup mata akan badai yang mulai menghantui kita," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBanjir yang terjadi dari luapan sungai-sungai di Eropa ini telah mengisolasi sejumlah akses hingga badai salju melumpuhkan aktivitas.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSuhu 40 derajat Celsius melanda Eropa diperkirakan akan tetap tinggi sampai dengan awal bulan September.
Baca SelengkapnyaBadai Siklon Boris telah membawa angin kencang dan hujan deras ke beberapa wilayah Polandia, Austria, Republik Ceko, Hungaria, Rumania, dan Slowakia.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKenali apa itu virus oropouche, gejala, dampak, serta cara pencegahan dan penanganan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaSuhu panas telah melanda beberapa bagian negara. Italia menjadi salah satu negara di Eropa yang menjadi sorotan soal peningkatan suhu hingga 40 derajat Celcius.
Baca Selengkapnya