Bahayanya Narasi Omicron "Lebih Ringan" dari Delta
Merdeka.com - Secara global, Omicron menjadi kabar baik atau buruk paling membuat frustrasi saat ini. Saat kita mempelajari varian baru virus corona ini, informasi dan risiko dari Omicron terus berubah.
Pertama, kabar baiknya adalah: Sebuah penelitian Imperial College London, mendukung apa yang ilmuwan Afrika Selatan sampaikan saat terdeteksinya Omicron untuk pertama kali pada November lalu, bahwa kemungkinan angka rawat inap karena Omicron jauh lebih kecil daripada infeksi yang disebabkan varian Delta.
Penelitian ini melibatkan 325.000 orang yang positif Covid melalui tes PCR di Inggris antara 1 dan 14 Desember - 56.000 kasus Omicron dan 269.000 kasus Delta. Ditemukan bahwa risiko perlunya perawatan rumah sakit turun 20-25 persen pada Omicron dibandingkan Delta, tapi perlunya rawat inap turun 40-45 persen.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
Bagi peserta penelitian yang belum divaksinasi atau belum pernah terinfeksi Covid, risiko rawat inap sekitar 11 persen lebih kecil untuk Omicron versus Delta.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dua dosis vaksin tidak cukup memberikan tingkat perlindungan serius dan suntikan booster adalah jalan paling aman dan terbaik untuk melindungi dari penyakit parah karena Omicron dan Delta.
Ditemukan juga bahwa pernah terinfeksi Covid mengurangi risiko rawat inap karena Omicron sampai sekitar setengahnya.
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (28/12), Profesor Neil Ferguson yang memimpin penelitian ini mengatakan, itu merupakan kabar baik tapi tetap memperingatkan banyaknya infeksi karena Omicron yang mengarah ke lebih banyak rawat inap di rumah sakit dalam jangka panjang.
Penelitian lain dari Afrika Selatan juga menyatakan Omicron menghasilkan lebih sedikit rawat inap. Penelitian yang dipimpin National Institute for Communicable Diseases (NICD), mengikuti lebih dari 160.000 orang yang dites positif Covid-19 antara 1 Oktober dan 6 Desember, dan menemukan mereka yang terinfeksi Omicron 80 persen lebih kecil kemungkinannya untuk berakhir di rumah sakit jika dibandingkan dengan varian lainnya.
Sementara itu, penelitian Edinburgh menggunakan data pemantauan nasional untuk membandingkan infeksi Omicron dan Delta dari 23 November - ketika Omicron pertama kali terdeteksi - sampai 19 Desember. Penelitian ini hanya melibatkan sejumlah kecil kasus, menemukan 65 persen lebih kecil risiko rawat inap ketika dibandingkan dnegan Delta. Jim McMenamin, Direktur Insiden Covid Nasional Kesehatan Masyarakat Skotlandia menyebut temuan ini "berita baik yang memenuhi syarat".
Kabar buruk
Sekarang kabar buruknya: Kasus-kasus Omicron melonjak di seluruh dunia, jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sejak awal. AS dan Inggris melaporkan rekor kasus per hari.
Walaupun tingkat keparahan dan risiko rawat inap 40-50 persen lebih kecil, jika ada tiga kali lebih banyak kasus, itu akan menghasilkan lebih banyak rawat inap dan kematian daripada apa yang kita lihat di Delta.
Tapi ini bukan hanya soal rawat inap dan kematian. Ketika orang dites positif Covid, mereka harus melakukan isolasi. Karena Omicron sangat menular, angka kasus positif naik tajam, menyebabkan semakin banyak orang tidak bekerja. Ini dapat berdampak pada pelayanan garda depan: transportasi, pasukan kepolisian, pemadam kebakaran, dan tenaga kesehatan.
Jika hal ini mulai terjadi, layanan-layanan vital ini menjadi macet, dan berbagai pembatalan mulai terjadi. Mungkin kita bisa menerima kereta api dibatalkan, tapi ketika prosedur rumah sakit harus dibatalkan karena kekurangan staf, nyawa akan menjadi taruhannya.
Banyak sistem kesehatan di seluruh dunia baru mulai memperlonggar prosedurnya karena pandemi fase sebelumnya ketika paramedis sebagian besar fokus menangani pasien Covid. Sekarang kita mulai mendengar orang-orang harus menunggu ambulans berjam-jam karena keterbatasan kru, pengobatan kanker terancam mengalami penundaan panjang, dan operasi bedah berisiko mengalami pembatalan. Omicron bisa jadi lebih ringan, tapi sama-sama memiliki ancaman mematikan terhadap sistem kesehatan dari varian sebelumnya.
Bahaya lainnya adalah jika masyarakat tetap berpegang pada narasi "lebih ringan", ada risiko bahwa beberapa orang mungkin merasa puas tes Covid teratur, pemakaian masker, dan ventilasi udara dalam ruangan. Bahkan dapat menyebabkan lebih sedikit orang yang mau melakukan vaksin booster. Hal ini kemudian akan mengakibatkan kasus lebih lanjut dan akhirnya peningkatan rawat inap dan kematian.
Pemerintah di seluruh dunia menanggapi secara berbeda penyebaran Omicron. Ada yang sangat ketat seperti Belanda yang melakukan lockdown, sementara sejumlah mereka masih cukup longgar.
Sejarah menunjukkan pada kita, lebih cepat kita bertindak lebih baik hasilnya ketika kita melakukan pembatasan.
Mengandalkan narasi "lebih ringan" mungkin akan kembali menghantui beberapa pemimpin dunia kita yang kemungkinan besar menutup mata dan berharap agar lonjakan kasus tidak akan berakhir pada tingkatnya angka rawat inap. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca Selengkapnya