Bahrain Umumkan Akan Normalisasi Hubungan Dengan Israel Menyusul UEA
Merdeka.com - Bahrain sepakat menormalisasi hubungan dengan Israel, seperti disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Twitter pada Jumat, menjadi negara Arab pertama yang meniru keputusan Uni Emirat Arab (UEA) bulan lalu.
Seorang perwakilan Bahrain direncanakan bergabung dengan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al-Nahyan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington untuk upacara penandatanganan di Gedung Putih pada Selasa. Demikian disampaikan pernyataan bersama yang dirilis ketiga negara.
"Ini terobosan bersejarah untuk perdamaian lebih lanjut di Timur Tengah," kata pernyataan bersama tersebut, yang diunggah Donald Trump di Twitter, dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (12/9).
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Israel? Masyarakat Indonesia melontarkan kecaman keras terhadap lima kader Nahdhatul Ulama (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
-
Kapan Hamas dan Israel mulai bernegosiasi? Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya tengah 'mendekati perjanjian gencatan senjata' dengan Israel setelah pertempuran berlangsung lebih dari sebulan di Jalur Gaza.
-
Kenapa Munawir Aziz bertemu Presiden Israel? Kelima orang itu tidak mendapat mandat PBNU. Bahkan tidak pernah meminta izin pada PBNU,' kata Gus Saifullah dikutip dari Rri.co.id.
-
Kenapa Mesir dan Israel berdamai? Sadat menjajaki perjanjian damai antara Israel dan Mesir. Puncaknya adalah perjanjian Camp David yang ditandatangani di Amerika Serikat oleh Presiden Sadat dan PM Israel.
-
Siapa yang menandatangani nota kesepahaman? Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Alsintan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Muhammad Hatta dan Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM Eni Harmayani.
-
Bagaimana Hamas memutuskan perjanjian? Pejabat Hamas mengatakan kesepakatan itu disetujui oleh semua brigade di Gaza melalui panggilan telepon, 'karena kami selalu bersatu baik di medan perang atau dalam pengambilan keputusan politik'.
"Membuka dialog dan hubungan antara dua masyarakat yang dinamis dan ekonomi maju akan meneruskan transformasi positif di Timur Tengah dan meningkatkan stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di wilayah tersebut."
PM Israel, Benjamin Netanyahu langsung menyambut pengumuman tersebut dalam sebuah video pernyataan, mengatakan hal itu menandai sebuah "era baru perdamaian."
"Selama bertahun-tahun, kami berinvestasi dalam perdamaian, dan sekarang perdamaian akan berinvestasi pada kami, akan menghasilkan investasi yang benar-benar besar dalam ekonomi Israel - dan itu sangat penting," kata Netanyahu.
Raja Bahrain, berbicara melalui telepon dengan Trump dan Netanyahu, mengulangi pentingnya mencapai perdamaian abadi dan adil antara Israel dan Palestina, berdasarkan solusi dua negara, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah Bahrain, BNA.
Sementara itu, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengecam kesepakatan tersebut, menyebutnya pengkhianatan atas perjuangan rakyat Palestina.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri UEA merilis sebuah pernyataan memuji langkah tersebut sebagai langkah signifikan menuju era keamanan dan kemakmuran. Pernyataan tersebut juga menyebut langkah Bahrain akan memperluas ruang lingkup kerja sama ekonomi, budaya, ilmiah, dan diplomatik.
Dalam unggahan di Twitter, Presiden Mesir, Abdel Fattah El sisi mengapresiasi "langkah penting" terbentuknya hubungan resmi Bahrain dan Israel. Mesir adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 1978 dalam Perjanjian Camp David. Kemudian menyusul Yordania pada 1994 dalam Perjanjian Oslo dan selanjutnya UEA pada 13 Agustus 2020. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenapa sejumlah negara Arab selama ini tidak bergerak membantu Palestina karena mereka di belakang bersekongkol dengan Israel.
Baca SelengkapnyaUni Emirat Arab normalisasi hubungan dengan Israel sejak 2020.
Baca SelengkapnyaSaudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaSebelumnya secara terbuka putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman menyebut Israel melakukan genosida di Gaza.
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaPengaran MBS kembali menegaskan sikap Kerajaan Saudi dalam konflik Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaSejatinya, Mesir menolak memiliki relasi dengan Israel dengan ragam pertimbangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia, salah satu negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, sangat mengecam keras agresi Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaArab Saudi sebelumnya dilaporkan bakal menjalin normalisasi dengan Israel, difasilitasi Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaSaudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca SelengkapnyaUtusan Khusus Presiden UEA, Sheikh Nahayan Mabarak Al Nahyan, tiba terlebih dahulu sekitar pukul 13.00 WIB
Baca Selengkapnya