Bakar Bendera China, Dua Bocah Demonstran Hong Kong Ditangkap
Merdeka.com - Polisi Hong Kong menahan dua anak berusia 13 tahun di tengah aksi demonstrasi pada Sabtu 21 September kemarin. Keduanya ditangkap saat bentrokan terjadi di Yuen Long, dekat perbatasan China.
Sekelompok pendemo menggunakan penutup wajah dan membakar bendera China. Kejadian itu terjadi dalam sebuah pawai di distrik Tuen Mun.
Pasca pembakaran bendera itu, polisi kemudian mengonfirmasi penangkapan seorang bocah perempuan berusia 13 tahun karena dituduh telah menodai bendera nasional di Tuen Mun. Dia ditahan semalaman dan dibebaskan kembali pada Minggu (22/9) sore, dengan jaminan.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Di mana situs pembantaian di China berada? Peneliti menemukan situs pembantaian ini, dikenal sebagai situs Honghe di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada tahun 1990-an.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
Satu bocah lainnya ditangkap di wilayah Tseung Kwan O di Hong Kong Timur. Ia ditangkap karena membawa perlengkapan yang berpotensi melanggar hukum. Anak laki-laki yang juga masih berumur 13 tahun itu ditangkap bersama cat semprot dan laser yang dibawanya. Kedua alat ini banyak digunakan pendemo sebagai "senjata" dalam sejumlah aksi.
Dalam sebuah video yang diunggah polisi Edith Leung di akun Facebooknya, terlihat bocak laki-laki itu dibawa oleh kepolisian. Penangkapan bocah itu diiringi suara pendemo yang meneriaki, "Polisi korup!"
Anak di Bawah Umur Tidak Seharusnya Dipenjarakan
Berdasarkan aturan Hong Kong tertulis, orang yang dengan sengaja membakar, merobek, mencoret, mencemari, atau menginjak-injak bendera China di depan umum akan didenda hingga USD6.400 dan hukuman penjara maksimal tiga tahun.
Meski demikian, dalam aturan hukum Hong Kong, usia di bawah 14 tahun didefinisikan sebagai anak-anak. Mereka yang berusia di bawah 14 tahun dapat dinyatakan bersalah, tapi tidak dapat dihukum penjara.
Ryan Ho (20), seorang mahasiswa yang menjadi peserta aksi protes pada hari Minggu kemarin mengatakan, polisi cenderung "mencomot" sejumlah orang muda yang terlihat tidak proporsional, khususnya siswa sekolah menengah.
"(Penangkapan) itu terjadi begitu saja karena mereka lebih rentan dan kurang kuat," jelasnya.
Pendemo Hong Kong Kerap Bakar Bendera China
Dikutip dari laman The New York Times, pengunjuk rasa anti pemerintah menghancurkan simbol-simbol otoritas negara China dalam beberapa bulan terakhir. Di sebuah mal di Utara Hong Kong mereka menginjak dan mencoret bendera China. Mereka juga mencaci bisnis yang dianggap loyal pada pemerintah China.
Polisi mengatakan, pengunjuk rasa di Yuen Long Sabtu lalu menggunakan benda keras untuk menyerang seorang petugas yang bertugas. Senjata jenis revolver milik polisi itu juga dicuri. Dalam siaran televisi terlihat sejumlah pendemo menyerang setidaknya dua pria tak bersenjata.
Jelang perayaan hari kemerdekaan China pada 1 Oktober mendatang, Beijing tidak ingin ada gangguan keamanan, termasuk dari para pendemo Hong Kong. Sebaliknya, pendemo justru merencanakan hal itu. Di hari itu, mereka berencana mengadakan aksi protes untuk menekan pemerintah memenuhi seluruh tuntutan utama mereka, di antaranya reformasi politik dan penyelidikan untuk kepolisian.
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam berjanji, pemerintahannya akan melakukan yang terbaik untuk menghentikan kekerasan yang terus menyelimuti Hong Kong dalam beberapa bulan belakangan.
"Selama semua orang bersatu dan berusaha untuk menjadi lebih kuat, saya percaya bahwa dengan dukungan kuat dari pemerintah pusat, Hong Kong pasti akan menyambut hari esok yang lebih baik," katanya ketika menghadiri upacara jelang hari kemerdekaan.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaRatusan massa membentangkan spanduk di gerbang lalu membakarnya
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaAda tiga orang terduga pelaku yang telah diamankan. Mereka adalah inisial F, MF, dan EHS.
Baca SelengkapnyaMassa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa pro-Palestina memprotes kedatangan PM Israel Benjamin Netanyahu di Amerika Serikat untuk berpidato dalam Kongres AS.
Baca SelengkapnyaAksi tawuran ini viral di media sosial setelah dua kelompok tersebut tertangkap CCTV. Salah satunya diunggah akun Instagram @info_sawahbesar.
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendukung hak angket DPR terpantau melempari mobil komando massa penentang hak angket DPR.
Baca Selengkapnya