Bank Dunia Turun Tangan Atasi Wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo
Merdeka.com - Bank Dunia mengucurkan bantuan senilai USD 300 juta atau Rp4,19 triliun kepada Republik Demokratik Kongo untuk membantu mengatasi wabah Ebola yang telah berlangsung selama setahun. Bank Dunia turun tangan setelah WHO meningkatkan status wabah ini menjadi darurat kesehatan masyarakat internasional.
Dana dikucurkan senilai USD 100 juta pada Agustus 2018, dan sisa USD 200 juta lainnya akan dicairkan dalam enam bulan ke depan.
"Bersama-sama, kita harus mengambil tindakan segera untuk menghentikan epidemi Ebola yang mematikan, yang menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian di Republik Demokratik Kongo," kata Kepala Eksekutif Bank Dunia, Kristalina Georgieva, dilansir dari Channel News Asia pada Kamis (24/7).
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Bagaimana bantuan disalurkan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Apa itu virus West Nile? Virus yang bisa berefek mematikan, West Mile, menjangkiti 100 warga Israel. Delapan orang dirawat di ICU karena diserang virus ini dan saat ini dalam kondisi kritis.
-
Bagaimana wabah malaria menyebar? Sebaran malaria di Cirebon Merujuk Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon yang dikutip dari Liputan6, penyakit malaria saat itu menyebar dengan cepat.
-
Apa yang didonasikan? Seorang pria tiba-tiba menghampiri panggung dan berkata, ‘saya ingin membantu Palestina dengan motor kesayangan saya ini’,' sebutnya.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Masyarakat dan petugas kesehatan di garis depan wabah ini sangat membutuhkan lebih banyak dukungan dan sumber daya dari komunitas internasional, untuk mencegah krisis memburuk di dalam negeri dan risiko penyebaran lintas batas," lanjutnya.
Wakil Presiden Bank Dunia, Annette Dixon menyampaikan dana baru itu sebagai tanda kegigihan dalam memerangi Ebola.
"Republik Demokratik Kongo memiliki rekam jejak yang baik ketika cepat mengakhiri pandemi Ebola sebelumnya. Tapi, wabah saat ini terkonsentrasi di wilayah yang sangat miskin di sana dan rawan konflik," kata Nixon kepada AFP.
Sejak Agustus tahun lalu, Ebola telah menewaskan lebih dari 1.700 dari 2.500 orang yang terinfeksi di Republik Demokratik Kongo. Itu merupakan epidemi terbesar kedua sejak lebih dari 11.300 orang meninggal antara tahun 2014 dan 2016 di Liberia, Guinea dan Sierra Leone.
Menteri Kesehatan Republik Demokratik Kongo, Oly Ilunga mengundurkan diri pada hari Senin, menyusul perselisihan dengan Presiden Felix Tshisekedi mengenai penanganan Ebola. Dia berencana memperkenalkan vaksin kedua, namun tidak segera ditanggapi pemerintah setempat.
"Tapi itu belum menggagalkan upaya (penanganan khusus) di negara itu," kata Dixon.
Virus Ebola sangat menular dan memiliki tingkat kematian rata-rata sekitar 50 persen. Penyakit ini ditularkan ke manusia dari hewan liar, dan menyebar di antara orang-orang melalui kontak dekat dengan darah, cairan tubuh, sekresi atau organ yang terinfeksi.
Sementara lebih dari 160.000 orang di Provinsi Kivu Utara dan Ituri, dua daerah paling terdampak telah divaksinasi, setelah sebelumnya sempat terhambat oleh kerusuhan parah di wilayah tersebut, dan kurangnya kepercayaan pada masyarakat terhadap petugas kesehatan.
Dixon mengatakan, prioritas utama sekarang adalah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat setempat, termasuk menyediakan perawatan medis gratis. Dengan demikian, penduduk akan merasa nyaman melaporkan masalah kesehatan dan virus dapat ditelusuri.
Pendanaan tersebut juga akan digunakan untuk program "cash-for-work", yang membayar pengangguran lokal berpartisipasi dalam proyek infrastruktur, untuk mengurangi kemiskinan di wilayah tersebut, dan menghilangkan hambatan keuangan di masyarakat yang sangat tertekan.
Reporter: Happy Ferdian Syah UtomoSumber: Liputan6
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Bank Dunia Ajay Banga memulai kunjungan ke Indonesia selama 4 hari.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (14/8) menyatakan situasi penyakit Mpox terkini sebagai “kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia".
Baca SelengkapnyaWabah DBD yang melanda Bangladesh pada 2023 ini telah menyebabkan 1.017 orang meninggal dunia dan hampir 209.000 orang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sebelumnya disebut monkeypox dan hingga kini sudah ada 38.465 kasus di benua Afrika.
Baca SelengkapnyaAdapun yang terbaru telah disalurkan pada Senin 20 November 2023 sebanyak Rp31,9 Miliar atau setara dengan USD 2 Juta yang berupa obat-obatan dan alat medis.
Baca SelengkapnyaPinjaman itu untuk memperbaiki fasilitas perawatan kesehatan primer dan laboratorium kesehatan.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Indonesia terus meningkat, seperti data Kementerian Kesehatan RI yang mencatatkan 190.561 kasus dan 1.141 kematian hingga minggu ke-36 tahun ini.
Baca SelengkapnyaProgram pendanaan ini akan berlangsung dalam durasi tiga tahun.
Baca SelengkapnyaPeningkatan status mpox membuatnya menjadi maslah kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih.
Baca SelengkapnyaHingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.
Baca SelengkapnyaWHO tetapkan mpox sebagai wabah internasional yang perlu untuk diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBLT El Nino diklaim untuk membantu masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga akibat musim kemarau panjang.
Baca Selengkapnya