Bantah Tuduhan Genosida Terhadap Uighur, China Undang PBB Kunjungi Daerah Xinjiang
Merdeka.com - China membantah berbagai tuduhan terkait kondisi muslim Uighur dan minoritas lainnya di wilayah Xinjiang, mengklaim mereka menikmati kebebasan beragama dan hak-hak fundamental lainnya.
Saat berpidato di Dewan HAM PBB di Jenewa kemarin, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan ada 24.000 masjid di wilayah China barat itu dan dia menambahkan bahwa “fakta mendasar menunjukkan tak pernah ada yang namanya genosida, kerja paksa, atau penindasan berbasis agama di Xinjiang”.
“Pintu menuju Xinjiang selalu terbuka. Orang-orang dari banyak negara yang telah mengunjungi Xinjiang telah mengetahui fakta tersebut dan kebenaran di lapangan. China juga mengajak Komisioner Tinggi HAM untuk mengunjungi Xinjiang,” jelasnya, merujuk pada Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet, yang kantornya telah melakukan negosiasi bagaimana mengakses wilayah tersebut, dikutip dari Aljazeera, Selasa (23/2).
-
Di mana situs pembantaian di China berada? Peneliti menemukan situs pembantaian ini, dikenal sebagai situs Honghe di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada tahun 1990-an.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur? 'Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka,' ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Bagaimana China mengawasi warga Uighur? Lebih lanjut, Astrid juga menjelaskan bahwa perkembangan situasi terkini dari masyarakat Uighur di China, di mana masih banyak CCTV atau kamera pengawas yang mengamati kondisi atau pergerakan warga di sana, khususnya di provinsi Xinjiang. 'Kondisi saat ini masih terjadi pembatasan atau pengawasan, baik secara langsung ataupun tidak langsung menggunakan teknologi yang lebih canggih,' jelasnya.
-
Apa tujuan China Space di Masjid Istiqlal? Mengutip Xinhua, Kuasa Usaha Kedubes China untuk Indonesia Zhou Kan, mengatakan bahwa hadirnya China Space ini diharapkan membuka peluang kerja sama lebih luas antar kedua negara. Dari lokasi belajar ini, ajang pertukaran budaya dan kerja sama kenegaraan di bidang pendidikan serta agama bisa dilakukan ke depannya.
Para aktivis dan pakar HAM PBB telah menyampaikan sedikitnya 1 juta muslim dipenjara di kamp-kamp di wilayah pinggiran Xinjiang. China membantah pelanggaran HAM dan berdalih kamp tersebut merupakan pusat pelatihan keterampilan untuk melawan ekstremisme agama.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengecam penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi atau KB paksa terhadap muslim Uighur yang menurutnya terjadi dalam “skala industri”.
“Situasi di Xinjiang melampaui batas,” ujarnya kepada forum Jenewa di mana China merupakan salah satu dari 47 negara anggota.
“Pelanggaran yang dilaporkan - termasuk penyiksaan, kerja paksa dan sterilisasi paksa terhadap perempuan - sangat ekstrim dan ekstensif. Itu terjadi dalam skala industri, ”katanya.
Raab meminta Bachelet atau pakar independen lainnya untuk diberikan "akses mendesak dan bebas" ke Xinjiang dan mengatakan harus ada resolusi yang ditetapkan Dewan HAM PBB untuk isu ini.
Bulan lalu, komisi bipartisan Kongres Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa China mungkin telah melakukan "genosida" dalam perlakuannya terhadap orang Uighur dan Muslim minoritas lainnya di wilayah barat Xinjiang.
Komisi Eksekutif Kongres untuk China (CECC) mengatakan bukti baru muncul pada tahun lalu bahwa "kejahatan terhadap kemanusiaan - dan mungkin genosida - sedang terjadi".
Pada Desember tahun lalu, Human Rights Watch mengatakan program big data di Xinjiang China "secara sewenang-wenang memilih" Muslim untuk ditahan, menandai perilaku seperti memakai kerudung, mempelajari Alquran atau pergi haji sebagai alasan penangkapan.
Presiden AS Joe Biden mendukung keputusan pemerintahan Trump menjelang berakhirnya masa jabatannya, bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang dan mengatakan Washington harus siap menerapkan sanksi untuk China.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan di media sosial yang mengklaim pasukan tentara China disiapkan untuk menyerang Indonesia
Baca SelengkapnyaMassa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida
Baca SelengkapnyaChina menganggap kubah dan menara masjid sebagai bentuk pengaruh asing.
Baca SelengkapnyaToleransi antar umat beragama di Xinjiang cukup baik. Masjid ada dimana-mana, gereja juga ada.
Baca SelengkapnyaNetanyahu berkunjung ke AS di tengah perang genosida Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaSebelumnya UNHCR menyatakan tidak pernah meminta tempat atau pulau untuk pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaErick siap berada di dalam maupun di luar pemerintahan.
Baca SelengkapnyaBeredar narasi Presiden Jokowi membangun IKN untuk warga China
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menilai, salam sejahtera yang sering digunakan dalam berbagai tradisi keagamaan tidak selalu dianggap sebagai bagian dari ibadah formal.
Baca Selengkapnya