Bantu Pengungsi Palestina, Saudi Kucurkan Dana Rp 728 Miliar
Merdeka.com - Arab Saudi memberi bantuan US$ 50 juta (berkisar Rp 728 miliar) kepada badan PBB untuk para pengungsi Palestina (UNRWA). Dana segar itu mengucur ketika UNRWA tengah mengalami kekurangan anggaran menyusul keputusan Amerika Serikat menghentikan seluruh sumbangannya.
Pierre Krahenbuhl, komisaris jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat atau UNRWA, menandatangani perjanjian untuk memfinalisasi transfer dana Saudi selama kunjungan ke Arab Saudi pada Jumat kemarin. Demikian dikutip dari The Times of Israel, Minggu (30/12).
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dermawan yang secara konsisten diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir. Sumbangan (terbaru) tahun 2018 yang patut dicontoh sebesar US$ 50 juta untuk layanan inti UNRWA adalah tonggak baru dalam kerja sama penting kami," katanya dalam sebuah pernyataan.
-
Mengapa Palestina membutuhkan bantuan? Palestina, konflik panjang, merenggut tempat tinggal, harta, dan nyawa. Bantuan melalui lembaga kemanusiaan terpercaya adalah salah satu cara untuk mendukung rakyat Palestina dalam krisis kemanusiaan mereka.
-
Siapa yang dapat membantu Palestina? Bantuan melalui lembaga kemanusiaan terpercaya adalah salah satu cara untuk mendukung rakyat Palestina dalam krisis kemanusiaan mereka.
-
Apa yang dilakukan untuk membantu warga Palestina? Sebagai sesama Muslim, salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk membantu warga Palestina ialah dengan mendoakan mereka.
-
Bagaimana Indonesia mendukung UNRWA? 'Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendukung UNRWA dalam menjalankan mandatnya,' tegas Kemlu RI.
-
Siapa yang donasikan harta untuk Gaza? Artis senior asal Korea Selatan bernama Lee Young Ae, menunjukkan kepeduliannya terhadap dampak konflik di Gaza, Palestina, dengan menyumbangkan 50 juta won atau sekitar Rp 601 juta.
-
Bantuan apa yang disalurkan Baznas ke Gaza? Dalam proses penyaluran donasi untuk Gaza, Baznas lebih berhati-hati dalam menerima sumbangan sesuai dengan instruksi MUI dan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), lembaga nirlaba yang aktif dalam perlindungan konsumen Muslim.
Badan itu mengatakan, sumbangan terbaru itu adalah "pemenuhan janji" yang dibuat oleh Raja Salman pada April 2018 dan membawa total kontribusi Arab Saudi untuk tahun ini menjadi US$ 160 juta.
"Kontribusi US$ 50 juta yang sangat murah hati dan penting ini sekarang telah ditransfer ke UNRWA, mengonfirmasikan mobilisasi dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh donor dan mitra di seluruh dunia tahun ini untuk membantu UNRWA untuk mengatasi krisis keuangan terburuk yang pernah ada," kata pernyataan itu.
Pada Agustus 2018, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengakhiri semua dukungan untuk UNRWA, setelah menjadi donor terbesarnya untuk sekian lama.
Krahenbuhl mengatakan, pemotongan AS membuat UNRWA dalam "krisis terburuk" yang pernah dihadapi, dengan defisit anggaran sebesar US$ 446 juta. Tetapi, November lalu, UNRWA mengatakan hampir mampu mengatasi kekurangan dana mereka berkat bantuan negara donor dari Eropa dan Timur Tengah/
Krahenbuhl memuji Uni Eropa dan terutama negara-negara Teluk: Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab dengan dukungan yang meningkat.
Awal bulan ini, PBB mendesak negara-negara donor untuk memberikan US$ 350 juta bantuan untuk pengungsi Palestina pada tahun 2019, mengatakan itu membutuhkan lebih banyak tetapi harus "realistis" setelah pemotongan besar-besaran AS.
PBB mengatakan, nominal itu diturunkan dari yang semula $ 539 juta pada awal tahun 2018, karena kurangnya dana donor yang tersedia di seluruh dunia.
UNRWA didirikan pada tahun 1950 untuk membantu para pengungsi Palestina yang kehilangan tempat tinggal karena Perang Israel-Arab 1948. Bantuannya termasuk sekolah, pusat kesehatan, dan distribusi makanan.
Lebih dari 750.000 orang Palestina melarikan diri atau diusir selama perang 1948 di sekitar penciptaan Israel dan selama Perang Enam Hari (atau Perang Israel-Arab III) pada tahun 1967.
Mereka dan semua keturunan mereka dianggap oleh UNRWA sebagai pengungsi yang berada di bawah kewenangannya.
Israel menuduh UNRWA membantu melanggengkan narasi Palestina tentang ilegitimasi Israel dengan, secara unik, memberikan status pengungsi kepada keturunan pengungsi, bahkan ketika mereka dilahirkan di negara lain dan memiliki kewarganegaraan di sana --kondisi yang tidak berlaku bagi para pengungsi yang dirawat oleh para pengungsi yang dikelola oleh badan pengungsi utama PBB, UNHCR, yang merawat semua pengungsi lain di seluruh dunia.
Dengan demikian, populasi pengungsi Palestina tumbuh setiap tahunnya --mencakup anak-keturunan mereka yang lahir di luar tanah Palestina.
"Hak untuk kembali (the Rights of Return)" adalah salah satu masalah utama perselisihan dalam konflik Israel-Palestina.
Palestina mengklaim bahwa lima juta orang yang diakui UNRWA sebagai pengungsi memiliki hak untuk kembali ke tanah mereka yang saat ini diduduki oleh Israel.
Di sisi lain, Israel, pada bagiannya, menolak hal itu, mengatakan bahwa itu merupakan upaya Palestina untuk menghancurkan Israel lewat dominasi populasi.
Populasi Israel hampir sembilan juta, sekitar tiga perempat di antaranya adalah Yahudi. Masuknya jutaan warga Palestina akan berarti Israel tidak akan lagi menjadi negara mayoritas Yahudi.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
SumberL Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.
Baca SelengkapnyaAdapun yang terbaru telah disalurkan pada Senin 20 November 2023 sebanyak Rp31,9 Miliar atau setara dengan USD 2 Juta yang berupa obat-obatan dan alat medis.
Baca SelengkapnyaPaket bantuan Pemerintah Indonesia untuk Palestina dan Sudan berupa obat obatan dan fasilitas kesehatan.
Baca SelengkapnyaARMY Indonesia yang berhasil menggalang donasi lebih dari Rp1 miliar untuk para penyintas perang di Palestina.
Baca SelengkapnyaBaznas tetap aktif menerima dan menyalurkan donasi untuk Gaza dari para muslimin pembayar zakat (muzaki).
Baca SelengkapnyaIndonesia memberikan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, peralatan medis hingga makanan dengan total senilai satu juta dolar AS untuk Palestina dan Sudan.
Baca SelengkapnyaMBS juga menyerukan "kejahatan brutal" Israel di Gaza dihentikan.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi salah satu negara terdepan dalam mendukung Palestina.
Baca SelengkapnyaBantuan kemanusiaan ini akan didistribusikan ke daerah terdampak di Palestina oleh lembaga resmi PBB UNRWA.
Baca SelengkapnyaKendaraan ini sedang menuju Gaza Utara ketika pasukan Israel menembakinya.
Baca SelengkapnyaRibuan warga Gaza yang lapar di pengungsian Rafah berebut makanan dari para sukarelawan.
Baca SelengkapnyaRekonstruksi Gaza membutuhkan waktu sampai 80 tahun.
Baca Selengkapnya