Bantuan Internasional Tiba di Pakistan untuk Korban Banjir Terparah dalam Sejarah
Merdeka.com - Bantuan internasional hari ini tiba di Pakistan saat militer dan sukarelawan berjuang untuk mengevakuasi ribuan orang yang terdampak oleh banjir yang telah merenggut lebih dari 1.000 jiwa.
Dikutip laman Associated Press, Senin (29/8), pesawat kargo dari Turki dan Uni Emirat Arab menjadi awal datangnya bantuan untuk Pakistan dengan membawa tenda, makanan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Truk-truk pengangkut tenda, makanan, dan air yang diatur oleh Pakistan juga diberangkatkan ke berbagai bagian negara itu oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional untuk puluhan ribu korban banjir.
-
Siapa yang terlibat dalam evakuasi korban? Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
-
Siapa yang bantu tim evakuasi? Dalam pencarian dan evakuasi korban, tim gabungan di Sumatera Barat juga turut dibantu kantor SAR Bengkulu, kantor SAR Jambi dan Kantor SAR Medan.
-
Apa yang dilakukan Polisi saat banjir? Satlantas Polres Rohil terpaksa melakukan buka tutup arus lalu lintas agar kendaraan berjalan lancar.
-
Siapa yang terdampak banjir lahar? 'Semua korban harus diterima dan diberikan perawatan. Soal biaya, nanti pemerintah daerah akan mencarikan solusi,' katanya dihubungi dari Padang, Minggu.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Bagaimana bantuan disalurkan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggalang seruan internasional untuk korban banjir Pakistan pada Selasa di Islamabad.
Perdana Menteri Shabaz Sharif hari ini mengatakan musim hujan ini adalah yang terparah yang pernah terjadi di Pakistan dalam tiga dasawarsa.
“Saya melihat air banjir di mana-mana, ke mana pun saya pergi dalam beberapa hari terakhir dan bahkan hari ini,” kata Sharif di Charsadda, salah satu kota yang hancur.
Sejauh ini, hujan muson yang sangat deras yang memicu banjir bandang di seluruh negeri berdampak pada 33 juta warga Pakistan, merusak hampir 1 juta rumah dan menewaskan sedikitnya 1.061 orang.
Pihak berwenang Pakistan mengatakan kehancuran tahun ini lebih buruk daripada tahun 2010, ketika banjir menewaskan 1.700 orang. Jenderal Qamar Javed Bajwa, kepala militer negara itu, kemarin mengatakan negaranya mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih. Dia mengimbau warga Pakistan yang tinggal di luar negeri untuk bermurah hati menyumbang kepada para korban banjir.
Banjir dan hujan telah menyebabkan kehancuran di Pakistan pada saat negara itu menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk.
Pakistan dan IMF awalnya menandatangani perjanjian bailout pada 2019. Tetapi pelepasan tahap USD 1,7 miliar telah ditahan sejak awal tahun ini, ketika IMF menyatakan keprihatinan tentang kepatuhan Pakistan terhadap persyaratan kesepakatan di bawah pemerintahan mantan Perdana Menteri Imran Khan.
Khan juga diperkirakan akan meluncurkan kampanye penggalangan dana Senin malam untuk korban banjir.
Pekan lalu, PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa mereka telah mengalokasikan USD 3 juta untuk badan-badan bantuan PBB dan mitra mereka di Pakistan untuk mengatasi banjir, dan uang ini akan digunakan untuk kesehatan, gizi, ketahanan pangan, dan layanan air dan sanitasi di daerah yang terkena dampak banjir, dengan fokus pada yang mereka yang paling rentan.
Musim hujan parah yang belum pernah terjadi telah mempengaruhi keempat provinsi di negara itu. Banjir menghancurkan lebih dari 150 jembatan dan banyak jalan hanyut, membuat operasi penyelamatan menjadi sulit. Pihak berwenang mengatakan mereka menggunakan pesawat militer, helikopter, truk dan kapal untuk mengevakuasi orang-orang di lokasi terdampak.
Pemerintah telah mengerahkan setidaknya 6.500 tentara untuk membantu otoritas sipil dalam operasi penyelamatan dan bantuan di seluruh negeri.
Sharif mengatakan pemerintah akan menyediakan perumahan bagi semua orang yang kehilangan rumah mereka.
Reporter Magang: Gracia Irene
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 100.000 orang dievakuasi akibat hujan lebat dan banjir mematikan tersebut.
Baca SelengkapnyaChina mengerahkan ribuan tim penyelamat, termasuk pasukan tentaranya, untuk mengevakuasi korban banjir parah di Beijing dan sekitarnya. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaRibuan tenaga kesehatan ini berangkat secara sukarela.
Baca SelengkapnyaBanjir besar itu menyebabkan Jalan Pantura Demak-Kudus lumpuh total
Baca SelengkapnyaRatusan personel tersebut diutus hari ini dan bakal langsung diberangkatkan menuju lokasi banjir.
Baca SelengkapnyaDi provinsi Baghlan terdapat 311 korban tewas, 2.011 rumah hancur dan hampir 3.000 rumah rusak parah.
Baca SelengkapnyaBantuan logistik bagi masyarakat dikirimkan melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar
Baca SelengkapnyaIrjen Pol Mohammad Iqbal kedapatan terjun langsung ke area banjir di Rokan Hulu, Riau.
Baca SelengkapnyaSedikitnya sekitar 30 orang tewas saat terjangan banjir bandang dahsyat menyapu beberapa wilayah Afghanistan pada akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPolri bersinergi dengan seluruh pihak dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Papua.
Baca SelengkapnyaAndrian bersama jajarannya memindahkan barang-barang milik korban banjir ke dalam sampan.
Baca SelengkapnyaBanjir masih menggenangi enam kecamatan, yakni Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur dan Semarang Utara.
Baca Selengkapnya