Begini kronologi alasan Iran-Arab Saudi selalu tidak akur
Merdeka.com - Usai mengeksekusi mati 47 narapidana termasuk ulama terkenal Syiah, Syekh Nimr Baqir al-Nimr, Arab Saudi terus menuai protes dan kecaman. Republik Islam Iran jadi salah satu negara paling keras mengecam Saudi, sebab mayoritas warganya adalah penganut sekte Syiah.
Gara-gara masalah eksekusi ini juga, warga Iran menggelar protes massal, berujung pada pembakaran kedutaan Saudi di Ibu Kota Teheran. Hal ini kemudian memicu putusnya hubungan diplomatik kedua negara.
Bisakah ketegangan ini kemudian memicu perang di kawasan? Penganut Syiah yang bergolak tak cuma Iran. Warga Syiah di Bahrain, Yaman, dan Irak juga ramai mengecam Saudi yang menganut mazhab Sunni.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Bagaimana Arab Saudi mendominasi permainan? Arab Saudi mendominasi permainan dengan penguasaan bola mencapai 65 persen dan melakukan 18 tembakan.
-
Bagaimana Mesir dan Suriah menyerang Israel? Mesir akan menyerbu melalui SInai, sementara Suriah akan menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan.
-
Apa yang dilakukan Mesir dan Suriah untuk melawan Israel? Mesir dan Suriah terpaksa melakukan gencatan senjata.
-
Bagaimana gaya main Arab Saudi? 'Mereka memiliki gaya permainan yang lebih stylish, mirip dengan permainan Eropa, dengan penguasaan bola yang baik. Mereka lebih tenang,' ungkap Ropan.
-
Mengapa suku Bidayuh berkonflik dengan suku lain? “Saat antropomorf GS3 digambar, suku Bidayuh dikuasai oleh elit Melayu, sedangkan antropomorf GS4 kemungkinan dibuat selama periode konflik yang semakin meningkat antara suku Bidayuh dan penguasa Iban dan Melayu Brunei,“ jelas tim peneliti.
Jika dirunut kembali, Arab Saudi dan Iran sejak lama menjalin diplomatik yang rumit, dilandasi saling curiga, persaingan, serta permusuhan. Pemicunya tak sekadar perbedaan mazhab Islam.
Bermula dari 1979, saat itu penguasa Arab Saudi terperanjat menyaksikan Raja Shah Mohammed Reza Pahlevi digulingkan ulama Muslim Syiah. Atas kekalahan itu, Iran menyatakan Revolusi Islam mereka.
Karena 'ngambek' dengan Iran, Saudi kemudian mendukung Irak dalam perang Iran-Irak pada 1980-1988. Warga Iran protes, sebab Saudi membolehkan Irak menggunakan senjata kimia.
Hubungan diplomatik kedua negara ini terus memburuk dan hampir mencapai puncaknya pada 1987. Kala itu, 275 orang Iran tewas dalam bentrokan di Tanah Suci, Makkah dari total korban 402 jamaah.
Bentrokan itu membuat massa Iran menduduki Kedutaan Saudi dan membakar Kedutaan Kuwait. Seorang diplomat Arab tewas lantaran jatuh dari jendela kedutaan akibat serangan itu. Serangan itu menghasilkan putusnya hubungan diplomatik kedua negara oleh Raja Arab Saudi Fadh bin Abdulaziz Al Saud.
Setelah hampir 10 tahun bergejolak, akhirnya pada 1997, Raja Abdullah mengunjungi Iran untuk melakukan pertemuan Islam pada Desember 1997. Ini merupakan hal terbesar yang dilakukan Arab Saudi usai Revolusi Islam.
Kunjungan Raja Abdullah pada akhir tahun 1997, disambut baik dengan bertandangnya Presiden Iran Mohammad Khatami pada 1999. Khatami merupakan ulama Syiah yang berusaha untuk memulihkan hubungan kedua negara sejak iya menang telak pada pemilu 1997.
Hubungan kedua negara menjadi lebih baik usai pada 2001, Raja Fahd memberi selamat atas kemenangan Khatami dalam pemilu untuk kedua kalinya.
Demo kecam hukuman mati Arab Saudi ©2016 merdeka.com/arie basukiGejolak mulai muncul setelah mayoritas Syiah di Irak menggulingkan Saddam Hussein yang mengakibatkan pergeseran politik Iran. Saudi semakin ketakutan dengan negara ini sejak program energi nuklir milik Iran dijalankan oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Saudi mengungkapkan pada utusan Iran pada 2007 bahwa Iran menempatkan Negara-negara Teluk dalam bahaya lantaran program nuklir dan referensi konflik Republik Islam dengan Amerika Serikat atas Irak.
Arab kemudian mengirim pasukan pada 2011 untuk membantu Bahrain meredam massa yang protes pro-demokrasi. Bantuan ini ditujukan lantaran Saudi takut (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemimpin spiritual tertinggi Iran Ali Khamenei dalam pidatonya kemarin menanngapi apa yang sedang terjadi di Suriah.
Baca SelengkapnyaKetegangan hubungan Iran dan Israel semakin panas. Setelah terjadi aksi serangan rudal yang dilakukan Iran ke jantung pertahanan Israel.
Baca SelengkapnyaAS menyatakan siap pasang badan untuk Israel jika Iran membalas.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Iran dan Israel yang pernah bersahabat dan kini saling serang lewat jalur udara.
Baca SelengkapnyaKetika Iran menyerang Israel pada April lalu, negara Zionis itu dibantu dan didukung negara Arab seperti Yordania.
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaHamas meluncurkan serangan massal terhadap pasukan dan pemukiman Israel, yang menewaskan sedikitnya 700 orang di Israel dan ratusan lainnya di Gaza.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaUpaya membangun masyarakat lebih baik melalui pendidikan, ekonomi, dan sosial juga merupakan bagian dari jihad
Baca SelengkapnyaMenurut Presiden Iran, negara Zionis Israel berani melakukan genosida di Gaza karena perpecahan negara-negara Islam.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 7 aliran Islam yang wajib diketahui beserta pandangannya.
Baca SelengkapnyaSalah satu alasan yang sering dijelaskan adalah keempat warna pada bendera-bendera Arab ini mewakili periode sejarah Arab yang berbeda.
Baca Selengkapnya