Begini Nasib Tragis Para Pengkritik Kepala Negara
Merdeka.com - Beberapa negara bersikap tegas kepada para pengkritik kepala negara. Sebab tak semua negara memberikan kebebasan berpendapat pada warganya. Apalagi mengkritik pemerintah, terutama kepala negara.
Bagi yang nekat mengkritik keras pemerintah, malah bernasib tragis. Siapa saja mereka para pengkritik kepala negara? Berikut ulasanya:
Wartawan Saudi Jamal Khashoggi
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang menyerang Soeharto dengan hoaks? Presiden Kedua Indonesia, Soeharto dan keluarga pernah mendapat serangan berita hoaks terkait Tapos.
-
Siapa yang menggantikan Soeharto? Dia kemudian digantikan BJ Habibie sebagai Presiden ketiga RI.
-
Siapa yang mengkritik Kartika Putri? Kartika dan Habib Usman langsung mendapat kritik pedas dari netizen yang menyatakan mereka terlalu banyak mengeluarkan komentar tidak pantas saat sedang beribadah.
-
Siapa yang ingin membunuh Soeharto? Seorang Wanita Yang Mengaku Saudara Datang ke Rumah Soeharto
-
Siapa yang Soeharto katakan sebagai patriot Indonesia? “Saya ini tentara. Tentara itu pedoman hidupnya Sapta Marga. Kami patriot Indonesia, pendukung dan pembela ideologi negara yang bertanggungjawab dan tidak mengenal menyerah.“
Jamal Khashogi dikenal aktif mengkritik beberapa kebijakan Pangeran Saudi Mohammad bin Salman dan juga intervensi negara kerajaan tersebut dalam perang Yaman. Kritikan itu ia tumpahkan pada kolom opini surat kabar Saudi.
Imbas kritikannya, kini Khashoggi bernasib tragis. Ia diduga tewas di Konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki. Menurut penyelidikan polisi Turki, Khashoggi tewas setelah dianiaya hingga dimutilasi. Diduga pembunuh Khashoggi merupakan orang suruhan kerajaan Saudi.
Profesor Matematika Rusia Boris Berezovsky
Boris dikenal lantang saat mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin. Nasib tragis Berezovsky berawal saat Vladimir Putin menjabat sebagai orang nomor satu di Rusia. Berezovsky merasa tak cocok dengan gaya kepemimpinan Putin. Salah satunya karena pakta yang dibuat Putin. Jika ingin bisnisnya lancar, harus mengikuti kebijakan politik Putin.Karena sangat tak setuju dan selalu mengkritik Putin, akhirnya Berezovsky diasingkan. Dia jadi tahanan politik di Inggris. Selama di negara pengasingan pun, Berezovsky masih terus mengkritik Putin. Di hadapan media, dia menuding Putin melakukan kepemimpinan diktator serta menerapkan sistem monopoli ala Soviet.Setelah terus menerus mengkritik, Berezovsky sempat mengirim surat untuk Putin, isinya permintaan maaf dan permohonan kembali ke Rusia. Namun nasib berkata lain, Berezovsky malah ditemukan meninggal secara misterius di kota barat London, Ascot.
Ribuan Warga Turki Diadili Karena Hina Presiden
Pemerintah Turki pernah mengadili ribuan warga negaranya yang berani menghina Presiden Recep Tayyip Erdogan. Menurut Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag, jumlah pelaku yang diadili sebanyak 1.845 orang. Dari ribuan orang itu, termasuk jurnalis, blogger hingga warga biasa. Bozdag menjelaskan bahwa setiap penghinaan terhadap presiden merupakan perbuatan memalukan dan bukan bagian dari kebebeasan berekspresi.
Bagimana Nasib Pengkritik Presiden Soeharto?
Pada era Presiden Soeharto lebih tegas lagi. Zaman Orde Baru itu tak mengenal istilah oposisi. "Oposisi seperti di Barat tidak kita kenal di sini. Oposisi yang asal saka menentang, asal saja berbeda, tidak kita kenal di sini," kata Soeharto."Janganlah ngotot, karena perbedaan pendapat, lalu kasak-kusuk hendak menjatuhkan pemerintah. Kita tidak mau mengenal yang seperti itu di negeri ini," kata dia dalam Otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Terbitan PT Citra Lamtoro Gung Persada 1989.Soeharto sengaja membahas soal oposisi dan kritik itu untuk menghadapi kelompok Petisi 50. Anggota Petisi 50 di antaranya adalah Jenderal Nasution, Ali Sadikin, Hoegeng, Mohammad Natsir, dan Syafruddin Prawinegara. Petisi ini diterbitkan pada 5 Mei 1980.Lalu apa hukuman bagi orang-orang yang tetap mengkritik Soeharto? Soeharto menjawab kritik para tokoh bangsa itu dengan pengasingan politik atau kematian perdata. Semuanya dijadikan persona non grata, atau orang yang tidak diinginkan kehadirannya. Mereka dijauhi dari pergaulan, diisolasi, dicekal ke luar negeri dan ditekan di bidang politik dan ekonomi. Kasarnya, dibuat sengsara di negeri sendiri.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaJelang akhir periode jabatan Presiden Jokowi, terdapat tiga kepala lemba negara diberhentikan tidak hormat dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaHashim Djojohadikusumo muak dengan kritik isu dinasti politik kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaAnies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaGibran akhirnya buka suara soal ramainya akademisi mengkritik ayahnya, Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan terima kasih kepada insan Pers yang selama ini memberi masukan dan mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaPetisi dilakukan karena pidato Soeharto dianggap kontroversial.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyinggung masalah hak asasi manusia hingga mengakui kekalahan dalam Pilpres dari Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaAkademisi Rocky Gerung dipolisikan relawan Jokowi ke Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, perguruan tinggi merupakan cerminan dari kekuatan moral.
Baca SelengkapnyaTaufik mendorong hukum jangan digunakan untuk menutup ruang demokrasi. Harus dibiasakan dalam negara demokrasi dengan kritik bahkan kecaman.
Baca SelengkapnyaPadahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Baca Selengkapnya