Belasan Warga Venezuela Tewas Akibat Listrik Padam Empat Hari
Merdeka.com - Sekitar 17 orang dinyatakan tewas akibat pemadaman listrik besar-besaran di Venezuela selama empat hari, sejak Kamis sore pekan lalu. Ketiadaan akses listrik di 70 persen wilayah Venezuela telah menghalangi beroperasinya rumah sakit. Hal itu secara otomatis meningkatkan risiko pasien tidak tertolong.
Pemimpin oposisi, Juan Guaido menyatakan tragedi itu sebagai pembunuhan oleh Presiden Nicolas Maduro. Jumlah korban tewas juga didapatkan dari data oposisi.
Pemadaman listrik juga telah berimbas pada kerugian materil, dimana sekitar USD 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun yang harus ditanggung oleh pihak swasta.
-
Siapa yang terbanyak terkena sengatan listrik? Studi tahun 2016 oleh Laboratorium Forensik Nasional Dinas Perikanan dan Margasatwa AS mengamati 417 burung pemangsa yang tersengat listrik, dan menemukan hampir 80 persen yang mati adalah elang botak atau elang emas.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang terdampak hilangnya pekerjaan karena mobil listrik? 'Jika kendaraan listrik menjadi satu-satunya opsi, termasuk bagi para pemasok kami, maka pekerjaan orang-orang tersebut akan hilang,' ujarnya.
-
Siapa yang meninggal akibat kebakaran gudang elpiji? Pasien yang meninggal dunia bernama Muqhis Bayudi (29), akibat luka bakar 56 persen di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah atau Sanglah, Kota Denpasar pada Sabtu (15/6) malam.
-
Mengapa sengatan listrik bisa mematikan? Memang benar sengatan listrik, jika cukup kuat, dapat membunuh seseorang. Tapi apa sebenarnya yang membuat listrik berpotensi mematikan?
"Venezuela benar-benar sudah runtuh," kata Guaido dalam sebuah wawancara di sebuah kamar hotel, dilansir dari CNN, Senin (11/3).
"Tidak ada layanan di rumah sakit. Ini adalah sebagian rumah sakit terbaik di negara ini. Jika kita berada di ibukota seperti beberapa kilometer di pusat Venezuela, tidak ada atau hanya sangat sedikit BBM, ditambah dengan pemadaman listrik, tidak ada barang pokok, serta transportasi umum yang tidak efisien. Anda dapat mengatakan, secara penuh tanggung jawab, bahwa Venezuela telah runtuh," jelasnya.
"Bayangkan jika di negara Anda, Anda bangun dengan berita bahwa sudah ada empat hari tanpa listrik, karena mereka mencuri dari pembangkit listrik dan 17 orang tewas karenanya. Itu pembunuhan," kecamnya.
Sementara itu, Nicolas Maduro justru menyalahkan Amerika Serikat (AS) terkait pemadaman listrik massal tersebut. Di depan para pendukungnya pada Sabtu lalu, Maduro mengatakan jaringan listrik telah disabotase AS.
Maduro juga menuding AS sengaja telah menghubungkan pemadaman itu terhadap citra ketidakmampuan pemerintahannya. Hal itu khususnya dalam menyelesaikan permasalahan dalam negeri, yang menyangkut kebutuhan pokok dan vital warga negara.
Pernyataan ini mengundang tanggapan Guaido. Pimpinan oposisi itu mengatakan tuduhan Maduro terhadap serangan AS sangat tidak masuk akal. Menurutnya, pembangkit listrik utama Venezuela cenderung telah usang. Mesin analog juga disebut tidak terhubung ke jaringan apapun.
"Kami berada di tengah-tengah bencana yang bukan karena bencana badai, bukan juga akibat tsunami. Ini adalah produk dari ketidakefisienan, ketidakmampuan, (serta) korupsi rezim yang tidak peduli dengan kehidupan rakyat Venezuela," kata dia.
Pada konferensi pers pada Minggu lalu, Guaido menyatakan akan menyerukan keadaan darurat nasional dalam sidang khusus parlemen pada hari Senin.
Dia mengatakan pembicaraan telah diadakan dengan Jerman, Jepang, Brasil dan Kolombia untuk mendapatkan bantuan dari mereka, khususnya terkait krisis listrik yang tengah dihadapi.
Guaido mengatakan bahwa terdapat sekitar USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,4 triliun akan didapatkan dari organisasi multilateral untuk memberikan layanan vital dan pokok di Venezuela. Kendati demikian, Guaido tidak merinci dari mana sumber uang akan didapatkan dan di mana uang itu berada.
Reporter: Siti KhotimahSumber: Liputan6
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemadaman listrik besar-besaran melanda seluruh negara bagian di Venezuela pada Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaIsrael memutus pasokan listrik ke Jalur Gaza setelah diserang Hamas dengan ribuan roket pada Sabtu pagi.
Baca SelengkapnyaKelaparan dan Dehidrasi Akut, Belasan Bayi Palestina Meninggal di Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaSaat memindahkan tenda tersebut bagian ujungnya tersentuh kabel listrik tegangan tinggi milik PLN.
Baca SelengkapnyaBadai tornado parah di Tennessee ini telah merenggut nyawa enam orang.
Baca SelengkapnyaJasad korban saat ini telah dievakuasi oleh petugas ke RSCM.
Baca SelengkapnyaTotal ada 120 rumah petak dan 35 lapak yang terbakar.
Baca SelengkapnyaPuluhan jenazah terpaksa ditempatkan di trotoar dan selasar rumah sakit karena kamar mayat tak mampu lagi menampung.
Baca SelengkapnyaDr Mohammad al-Ran, kepala departemen bedah di Rumah Sakit Indonesia, dan Dr Muayyad al-Ran, terkejut setelah menerima berita kematian anggota keluarga mereka.
Baca SelengkapnyaTerjangan Baday Beryl memicu banjir dahsyat yang menyapu wilayah lepas pantai Venezuela.
Baca SelengkapnyaIsrael menolak izin pengiriman pasokan bahan bakar ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSuhu Tembus 50 Derajat Celcius, Dalam 3 Hari 50 Orang Meninggal di Negara Ini
Baca Selengkapnya