Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Benarkah Putin Kian Terpojok karena Kerahkan 300.000 Tentara Tambahan ke Ukraina?

Benarkah Putin Kian Terpojok karena Kerahkan 300.000 Tentara Tambahan ke Ukraina? Presiden Rusia Vladimir Putin. ©REUTERS

Merdeka.com - Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin memutuskan memobilisasi parsial (sebagian) 300 ribu angkatan bersenjatanya untuk berperang di Ukraina.

Keputusan ini diambil Putin sebab dia menganggap Rusia bukan lagi berperang dengan Ukraina, melainkan juga dengan Barat.

Sebelumnya Ukraina berhasil mengambil kembali Izyum, kota di timur Ukraina yang awalnya jatuh ke tangan Rusia.

Meski beberapa wilayah telah diambil kembali Ukraina, namun Rusia tidak tinggal diam. Rusia meluncurkan rudal yang meledak kurang lebih 274 meter dari reaktor nuklir Ukraina. Ini menunjukkan Rusia tetap bersikukuh dalam perangnya melawan Ukraina.

Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, Putin menyerukan Barat dan Ukraina adalah ancaman bagi ‘ibu pertiwi Rusia’, sama seperti istilah yang digunakan Uni Soviet dalam perang patriotik melawan Nazi Jerman.

Awalnya keputusan Rusia untuk melancarkan operasi militer ke Ukraina adalah de-militerisasi dan de-Nazifikasi Ukraina. Sebab bagi Putin, Ukraina adalah markas neo-Nazi, mesin Russophobia (Fobia Rusia), dan mesin militer kolektif Barat.

Namun keputusannya kemarin telah menunjukkan istilah ‘operasi militer khusus’ yang disuarakannya semenjak Februari lalu kini telah diganti dengan kata ‘perang’.

Kini Putin harus menghadapi kenyataan dan perlawanan dari Ukraina dan bantuan-bantuan Barat. Putin pun mengancam Rusia akan menggunakan senjata nuklir jika Barat berupaya untuk melemahkan dan mengalahkan negaranya.

Namun Barat sendirilah yang mendorong Putin untuk mengambil keputusan ini. Sebab sejak dikenakan berbagai sanksi, bantuan militer, finansial, dan lain-lain kepada Ukraina, serta isolasi Rusia dari Barat, Rusia semakin terpojok. Dan Putin yang terpojok adalah Putin yang berbahaya.

Sama seperti kelinci, jika kelinci imut semakin tersudut, maka kelinci itu akan melawan yang menyudutkannya.

Namun perlu diingat, Rusia telah menang berkali-kali melawan kekuatan besar Eropa, seperti serangan Napoleon Bonaparte dan Adolf Hitler.

“Rusia memenangkan perang defensifnya melawan Napoleon dan Hitler, dan hal terpenting yang dilakukan Putin di sini dari sudut pandang psikologis adalah mengklaim ini juga perang defensif,” kata penulis asal Prancis, Michel Eltchaninoff, seperti dikutip the New York Times, Rabu (21/9).

“Itu (perang Ukraina) adalah perang yang agresif. Sekarang ini adalah pertahanan dunia Rusia terhadap upaya Barat untuk memecah belah,” lanjutnya.

Putin kemarin juga mengumumkan empat wilayah di Ukraina akan melaksanakan referendum Jumat nanti. Jika empat wilayah itu ingin bergabung Rusia, maka segala serangan atas wilayah itu sama dengan serangan kepada Rusia.

“Jika integritas teritorial negara kita terancam, tentu saja kita akan menggunakan segala cara yang kita miliki untuk membela Rusia dan rakyat kita,” kata Putin.

Perkataan Putin menjadi dilema bagi Barat, sebab Baratlah yang mendorong Putin ke situasi seperti ini, yaitu ikut campur dalam perangnya dengan Ukraina. Kanselir Jerman, Olaf Scholz sendiri menyatakan dia dan sekutu Baratnya akan membantu Ukraina “tanpa membuat eskalasi yang tidak terkendali”.

Putin juga mengungkap beberapa petinggi NATO memperbolehkan untuk menyerang Rusia dengan nuklir. Akhirnya Putin mengancam balik menggunakan nuklir. Namun bagi beberapa pihak, perkataan Putin adalah gertakan belaka.

“Saya yakin ancaman nuklir adalah gertakan tetapi memberi Putin sarana untuk menakut-nakuti Barat, mungkin terlalu berbahaya,” kata Sylvie Bermann, mantan duta besar Prancis untuk Rusia.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam perkataan Putin yang baginya adalah “ancaman nuklir” bagi Eropa dan keputusan yang “ceroboh”.

Di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Biden mengatakan Barat tetap “jelas, tegas dan tak tergoyahkan” dalam tekadnya menghadapi “perang brutal dan tidak perlu” Rusia di Ukraina.

“Perang ini adalah membinasakan hak Ukraina untuk hidup sebagai negara,” kata Biden.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron juga menyuarakan hal yang sama. Bagi Macron, upaya Putin tidak jauh dari kata agresi imperialisme Rusia.

“Mereka yang diam hari ini, terlepas dari diri mereka sendiri, atau diam-diam, berarti tunduk dengan penyebab imperialisme baru,” kata Macron.

Kini perang yang memasuki waktu ke tujuh bulan itu semakin jauh dari kata usai.

Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Putin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Putin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin

Putin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin

Baca Selengkapnya
Perang Dunia III Semakin Dekat? Ini 5 Tanda-Tanda yang Mengkhawatirkan, NATO Mulai Terlibat
Perang Dunia III Semakin Dekat? Ini 5 Tanda-Tanda yang Mengkhawatirkan, NATO Mulai Terlibat

Konflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan, yang menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.

Baca Selengkapnya
Momen Mendebarkan Pasukan Khusus Ukraina & Rusia Perang di Dalam Parit, Brutal & Mengerikan
Momen Mendebarkan Pasukan Khusus Ukraina & Rusia Perang di Dalam Parit, Brutal & Mengerikan

Video merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit

Baca Selengkapnya
Presiden Putin Sidak Pasukan Chechnya buat Serang Ukraina: Benar-Benar Tak Terkalahkan!
Presiden Putin Sidak Pasukan Chechnya buat Serang Ukraina: Benar-Benar Tak Terkalahkan!

Kedatangan Putin ke Chechnya itu disebut terjadi mendadak, di saat Moskow tengah berjuang mengusir pasukan Ukraina keluar dari wilayah Kursk.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tinjau Pangkalan Udara Torzhok, Presiden Rusia Vladimir Putin Jajal Helm Canggih di Tengah Memanasnya Ketegangan dengan AS dan Sekutu
FOTO: Tinjau Pangkalan Udara Torzhok, Presiden Rusia Vladimir Putin Jajal Helm Canggih di Tengah Memanasnya Ketegangan dengan AS dan Sekutu

Kunjungan Putin ke Torzhok dilakukan di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Amerika Serikat dan para sekutunya.

Baca Selengkapnya
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina

Bakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Putin Samakan Kekejaman Israel Seperti Nazi, Kecam Serangan ke Gaza Palestina
VIDEO: Putin Samakan Kekejaman Israel Seperti Nazi, Kecam Serangan ke Gaza Palestina

Putin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Baca Selengkapnya
Megawati: Kalau Putin Mau, Habisi Ukrania Satu Hari Doang
Megawati: Kalau Putin Mau, Habisi Ukrania Satu Hari Doang

Megawati tak ingin Indonesia berkonflik dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainnya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Putin Sentil Kejantanan Tentara Israel & Palestina
VIDEO: Putin Sentil Kejantanan Tentara Israel & Palestina "Jika Ingin Perang Men To Men"

Putin mengajak tentara hamas dan Israel untuk tampil jantan. Bertarung antar para pria.

Baca Selengkapnya
FOTO: Gagah, Ini Gaya Putin Terbangkan Pesawat Supersonik Pengebom Nuklir Rusia
FOTO: Gagah, Ini Gaya Putin Terbangkan Pesawat Supersonik Pengebom Nuklir Rusia

Setelah 30 menit melakukan penerbangan, Putin memuji TU-160M sebagai pesawat yang andal dan modern.

Baca Selengkapnya
Tak Main-main, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Ancam Amerika karena Mau Sebar Rudal di Jerman
Tak Main-main, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Ancam Amerika karena Mau Sebar Rudal di Jerman

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.

Baca Selengkapnya