Bencana kelaparan, warga Sudan Selatan makan daun buat bertahan
Merdeka.com - Warga desa di Sudan Selatan makan daun dan persediaan biji-bijian lantaran tidak mendapat makanan. Kabar itu dilaporkan kelompok pekerja kemanusiaan Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) kemarin.
NRC menuturkan, penduduk desa di kawasan Aweil, sebelah utara Sudan Selatan, kini dilanda bencana kelaparan. Wilayah itu selama ini belum dinyatakan sebagai darurat kelaparan sementara dua kawasan lainnya sudah.
"Makan tumbuhan liar adalah cara warga untuk bertahan hidup dari krisis makanan," ujar Direktur NRC Rehana Zawar, seperti dilansir France24, Senin (10/4).
-
Kenapa petani Pangandaran makan daun? 'Biasanya kang Syarif ini memanfaatkan yang ada di hutan ya kayak papaya hutan, kacang-kacangan juga,' kata kreator video, Jerry saat mengikuti Syarif berburu makan siang.
-
Siapa yang rentan terkena dampak kekurangan makanan? Ini sering kali menjadi keluhan pada mereka yang menjalani diet ketat atau memiliki pola makan tidak teratur.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Siapa yang terdampak kekeringan di Lebak? 'Di Rancabaok ada 40 rumah yang kekeringan, karena sumur-sumur timba itu pada kering,' jelas Sumiati. Terjadi Setiap Musim Kemarau Ditambahkan Sumiati, bahwa tidak ada pilihan lain bagi warga selain mengambil dari sungai-sungai yang masih teraliri air. 'Nggak ada pilihan, mau ngebor juga mahal,' tambahnya.
-
Di mana saja wilayah yang terdampak kekeringan? Wilayah yang terkena dampak paling parah mencakup hampir seluruh Eropa, Amerika Serikat bagian barat, Brasil, Asia Timur, dan Afrika Tengah.
-
Bagaimana warga Lebak mengatasi kekeringan? Saat kondisinya sudah semakin kering, warga akan menggali lagi sampai muncul sumber air baru.
"Daun pahit yang dimakan sejumlah keluarga berasal dari pohon Lalop dan kandungan gizinya sangat sedikit. Mereka bakal mengalami gizi buruk setelah makan daun itu."
Sekitar 100 ribu orang di wilayah Leer dan Mayendit kini mengalami kelaparan dan NRC memperingatkan angka itu akan bertambah jadi jutaan dalam beberapa bulan lagi.
"Sekitar 40 persen penduduk di Amothic makan dedaunan. Separuh warga di desa juga makan persediaan biji-bijian," kata Deng Yel Piol, 48 tahun, kepala desa Aweil.
Topik menarik hari ini Pasar Tomohon
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
air bersih menjadi salah satu faktor anak bebas dari semua jenis penyakit, termasuk stunting.
Baca SelengkapnyaDi sini tidak banyak pilihan untuk dimakan selain daun-daunan dan kacang-kacangan dari hutan.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaSaat para petani Lebanon memanen zaitun di ladang-ladang mereka, di atas mereka lalu lalang jet tempur Israel.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaMeninggalnya enam orang di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dipastikan karena terjangkit diar
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca SelengkapnyaBencana kelaparan yang semakin parah membuat anak-anak Jalur Gaza harus ikut berjuang untuk mendapatkan makanan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat lebak harus ke dalam hutam demi mendapatkan air bersih.
Baca Selengkapnya"Kelaparan Lebih Parah Daripada Mendengar Bom, Setiap Hari Selalu Lebih Buruk dari Hari Sebelumnya"
Baca Selengkapnyaenurut SYL, pemulihan harus dilakukan secara cepat dengan mengawal bantuan pangan serta mendorong masyarakat setempat untuk bercocok tanam.
Baca Selengkapnya